Hai, aku balik lagi nihhh.. Maaf jelek.
*****
Lea yang menjadi junior accounting di kantor Tristan sering kali melewatkan jam makan siangnya karena tugas-tugas limpahan dari para seniornya yang terkenal galak dan centil.
Lea juga sering lembur namun tak mendapat uang lembur, karena lagi-lagi ia lembur karena tugas dari seniornya, bukan dari atasannya.
Rasanya ingin sekali Lea keluar dari kantor ini, atau setidaknya ia ingin melawan para senior itu, tapi tak ia lakukan sama sekali.
Para senior yang beranggapan kalau Lea masuk kantor ini karena teman dari Tristan itu membuat Lea tak berkutik, karena memang Lea seperti itu. Kalau Lea mengadukan pada Tristan, pasti Lea di mata para senior itu tambah minus.
Jadi, Lea memilih diam saja dan tak melawan mereka semua.
Lea terlalu fokus sama komputer kantornya ini, sehingga tak menyadari kalau ada sosok laki-laki ganteng yang berdiri di ruangannya, tepatnya di belakang Lea.
"Kerja mulu, bu, gak cape apa?" tanya suara yang Lea kenal.
Bukan, bukan Abi, tapi Tristan...
"Menurut lo aja" tanya Lea dengan jutek, namun matanya masih terfokus pada layar komputer di depannya dan tangannya masih sibuk menekan tombol-tombol keyboard di mejanya.
Tristan tertawa sedikit, "gak makan siang lo?"
"Pengen sih," ucap Lea masih tetap pada posisinya. "Tapi tunggu ini semua selesai"
"Oh," ucap Tristan datar. "Eh iya, ini ada titipan dari Luna," Tristan meletakkan plastik kuning besar yang berisikan beberapa cemilan.
"Wihh, primarasa?" tanya Lea antusias, seketika ia langsung lupa akan kerjaan dan komputer kantornya. "Abis dari Bandung ya, kalian?"
"Iya" jawab Tristan.
"Thanks yaaa, lumayan buat cemilan waktu kerja" jawab Lea.
Dan ia langsung membuka plastik yang membungkuk kripik singkong balado yang lengket-lengket gitu. Makanan kesukaan dia dan Luna.
"Iya--eh Le mau ikut gue makan siang gak?" tawar Tristan.
"Gak ah, nanti dikira gue selir" ucap Lea sambil tertawa sedikit.
Mau tak mau, Tristan juga tertawa akan kata-kata Lea yang garing itu. Lea memang punya selera humor yang tinggi, tapi terkadang dia juga suka garing sendiri.
"Ayolah," jawab Tristan. "Daripada gue di bilang homo gara-gara makan berdua sama Abi doang" kata Tristan sambil menaik turunkan alisnya, bermaksud menggoda Lea dengan menyebutkan nama Abi.
"Ada Abi?" tanya Lea, antusias tapi dia berusaha untuk sedatar mungkin.
"Iya, ada"
"Mau makan dimana emang?" tanya Lea penasaran lagi.
Perlu kalian ketahui, hubungan Lea dan Abi 1 bulan terakhir ini membaik. Berkat 'teriak' bersama di puncak pas sekitar 1 bulan yang lalu itu membuat mereka jadi sering berkomunikasi.
Mereka juga sering berbagi cerita di waktu santai yang mereka miliki lewat SMS, tapi hanya sebatas itu. Mereka tak pernah telpon-telponan, atau bahkan video call. Semenjak sebulan yang lalu juga mereka tak bertemu, karena Abi tak pernah datang ke kantor Ardinata lagi.
"Di cafe depan" ucap Tristan. "Ada yang mau diomongin gitu sama Abi"
"Urusan kerjaan?" tanya Lea.
"Yaiyalah, mau apa lagi?" tanya Tristan lagi. "Cewek?"
"Oh," gumam Lea. "Gak deh, nanti gue jadi kambing conge, males ah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be The One ✅
RomantiekSaat raga sudah melemah, namun hati masih menginginkan untuk bertahan. Jalan mana yang akan ia pilih? Menyerah? Atau tetap berjuang?