Budidayakan vote sebelum baca! Dan comment setelah baca!
🍁🍁🍁
Revan dan ke dua sahabatnya berjalan menuju ke kantin dengan gaya cool mereka. Seperti biasa, mereka bertiga menjadi pusat perhatian karena ketampanan mereka. Banyak siswi yang mau menjadi pacar salah satu dari mereka terutama Revan, tapi itu hanyalah sekedar khayalan belaka mereka. Karena nyatanya Revan tidak akan pernah menjadi milik mereka. Revan terlalu sulit untuk di rengkuh. Dan jangan lupakan seorang gadis yang sudah seperti akan memakan mereka hidup-hidup saat mereka menatap Revan dengan tatapan suka. Tentu saja gadis itu adalah Bella.
“Gue mau ke toilet dulu. Lo pada duluan aja ke kantin.” Ijin Revan kepada Dimas dan Satya.
“Ikut dong bang.” Ucap Dimas dengan cara bicara yang sengaja dibuat centil.
“Ayok! Sekalian Gue cemplungin pala lo ke WC .” Ujar Revan membalas perkataan Dimas.
Sedangkan Satya hanya cekikikan ke arah Dimas dengan wajah mengejeknya. “Rasain lo.”
Tak ingin berlama-lama meladeni kedua manusia tidak normal itu, Revan pun berbelok menuju ke arah toilet dengan santai.Revan pun keluar dari dalam toilet setelah selesai dengan urusannya, urusan panggilan alam. Revan berjalan melewati taman belakang sekolah dengan gaya santainya. Karena kebetulan toilet yang ditempati oleh Revan berada di belakang karena pada jam istirahat begini toilet sekolah akan penuh dengan antrean para manusia yang sudah kebelet.
Tidak segaja mata Revan menangkap seorang cowok yang sedang berdiri berhadapan dengan seorang cewek yang Revan kenali. Tentu saja Revan mengenali cewek tersebut. Cewek yang entah kenapa belakangan ini selalu ada dalam pikirannya.
‘Cih, dia deketin Gue terus deketin cowok lain. Cewek apaan.’ Sinis Revan dalam hatinya.Perasaan tidak suka langsung merayap dalam hati Revan saat melihat cowok tersebut tersenyum ke arah Bella sambil memegang kedua tangan Bella. Perasaan tidak terima langsung mendatanginya. Tangan Revan langsung mengepal dengan keras hingga buku-buku tangannya kelihatan dan mulai merah.
Entah perasaan apa yang tiba-tiba di rasakan oleh Revan. Cemburu kah? Tapi gak mungkin Gue cemburu sama cewek itu. Ngapain juga, gak penting.
“Gue suka sama lo Bell.” Ucap cowok tersebut. Tentu saja Revan tahu apa arti dari perkataan tersebut. Revan tidak bodoh dalam menilai cara cowok tersebut menatap ke arah Bella. Tatapan suka antara cowok ke cewek. Dan Revan tidak menyukai itu.
“Ia Gue tahu. Kita kan udah temenan lama.” Balas Bella.
“Bukan suka sebagai teman tapi sebagai cowok ke cewek. Lo ngerti kan?”
Bella hanya diam tanpa bergeming sedikit pun. Revan merutuki tingkah Bella yang tiba-tiba kalem itu. Sifat Bella yang bar-bar hilang entah ke mana.Karena tidak tahan melihat adegan yang membuat hatinya menjadi panas membara, Revan meninggalkan tempat tersebut dengan perasaan dongkol dan kesalnya. Ia kesal karena Bella mungkin saja juga menyukai cowok tersebut. Lalu untuk apa ia berusaha mendekati dirinya.
Kenapa hatinya merasa tidak terima dengan hal tersebut. Padahal selama ini Revan selalu berusaha agar Bella bisa menjauh darinya. Karena bagi Revan, Bella hanyalah hama dalam hidupnya yang sangat mengganggu.Ada secuil keinginan yang muncul dalam hatinya saat ini. Apakah egois jika Revan tidak ingin cowok lain memiliki Bella. Sedangkan dirinya selalu saja tidak menghiraukan perasaan Bella padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Feelings
Teen FictionJika pada alurnya semesta mempertemukan kita untuk saling menyakiti, apa yang bisa kita perbuat untuk rasa sakit yang kau dan aku cinptakan ini? *** Aku sadar kalau cerita ini ke depannya mungkin akan semakin tidak sesuai dengan judulnya. Sorry... N...