Heartache

4.4K 570 130
                                    


♥♥♥

♥♥♥

FF ini sudah pernah di post di akun Gia dan narayuukiwordpress.com

♥♥♥

♥♥♥

Jaejoong memasukkan dua sendok makan madu ke dalam green teanya, mengaduknya perlahan sebelum mengangkat cangkir, mencium aroma khas perpaduan green tea dan madu sebelum menyesap sedikit minuman hangat itu. Meletakkannya kembali di atas cawan keramik bermotif bunga sakura sama seperti motif cangkirnya. Mata indahnya menatap sepasang kekasih yang sedang berciuman mesra di sudut yang temaram seolah tidak terusik pada keramaian kafe sore itu. Yah hal yang lumprah terebih di luar sana hujan sedang mengguyur dengan sangat tidak manusiawi.

Mengalihkan tatapannya dari sepasang kekasih yang selalu beranggapan dunia hanya milik berdua, Jaejoong menatap ke arah luar jendela cafe. Benang hujan masih mengguyur tanpa ampun. Beberapa pejalan kaki –yang kebanyakan anak sekolah dan pegawai kantoran− terlihat berlari menerjang hujan, ada pula yang memilih bernaung di emperan toko terdekat. Jauh diseberang jalan sana Jaejoong melihat sepasang suami istri tengah duduk di halte dengan raut wajah cemas. Sesekali sang suami mengusap perut besar istrinya. Mau tidak mau Jaejoong tersenyum mendapat pemandangan seperti itu.

Hatinya tiba-tiba berdenyut sakit. Denyutan yang hanya dirinya sendiri yang merasakan. Rasanya nyeri, perih dan tidak nyaman tetapi dengan kediamannya Jaejoong berusaha melenyapkan perasaan tidak menyenangkan itu. Perasaan yang tidak baik bagi kesehatannya.

<3 <3 <3

7 tahun yang lalu...

Saat itu Jaejoong yang baru selesai membedah tikus malang yang menjadi bahan percobaan di kelasnya keluar dari ruang kelasnya sedikit buru-buru. Jaejoong lupa kalau hari ini adalah hari terakhir dirinya meminjam buku. Perpustakaan sebentar lagi akan tutup dan jarak ruang kelasnya ke perpustakaan tidaklah dekat. Sekitar 10 menit jika dirinya berlari –seperti yang ia lakukan sekarang. Jaejoong bukannya takut didenda bila terlambat menggembalikan buku hanya saja petugas perpustakaannya adalah kakaknya sendiri, Jaejoong tidak mau diceramahi oleh kakaknya gara-gara tidak disiplin dan terlambat mengembalikan buku. Cukuplah ceramah dari para dosen yang menganggap diri mereka manusia paling pintar di dunia, Jaejoong tidak mau mendapat bonus ceramah lagi! Kalau bonus uang bulanan jelas Jaejoong tidak akan menolak.

Syukurlah Jaejoong sampai di perpustakaan sebelum gedung 3 lantai itu tutup.

"Aku sengaja mengulur waktu tutup karena aku lelah menceramahimu!" perempuan berbedan mungil itu menatap galak Jaejoong yang berusaha mengatur napasnya. "Apalagi kali ini alasanmu Kim Jaejoong sshi?"

Jaejoong menyeret langkah kakinya mendekat ke arah satu-satunya petugas perpustakaan yang tersisa di sana. Meletakkan tasnya di atas meja panjang setinggi pinggangnya lantas membongkar isinya. Jaejoong mengambil dua buah buku tebal bergambar sampul anatomi tubuh manusia dan di sodorkan pada si petugas, tidak lupa ia menyerahkan kartu meminjamnya pada perempuan berambut panjang itu.

"Membedah tikus. Latihan operasi sederhana walaupun banyak tikus yang mati karena banyak mahasiswa gagal dalam praktik." Jawab Jaejoong.

"Bagaimana dengan tikusmu?" tanya petugas perpustakaan yang sedang menscan barcode dua buku yang dipinjam Jaejoong.

"Sekarat. Tapi masih berapas. Semoga jahitanku tidak lepas dan membuat isi perut binatang itu keluar."

Petugas perpustakaan berdecak. Diberikannya kartu meminjam Jaejoong pada si empunya. "Jangan bicara jorok begitu! Dan segeralah pulang!"

YunJae_Heartache ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang