“When I become stupid because of it”
“Because of you, I feel that the world is ours”•••
“YA AMPUN ADE INI UDAH JAM BERAPA? KENAPA BELUM BANGUN JUGA! BANGUN ADE BANGUN!” Teriak wanita separuh baya setelah memasuki sebuah kamar, wanita itu kaget saat melihat gadis kecilnya yang masih tertidur lelap diatas ranjangnya.
“Buruan bangun ade ya ampun, itu abang kamu udah dibawah, masa kamu kalah sama abang kamu sih,” Wanita itu terus berbicara sambil berjalan menuju jendela untuk membuka gorden, lalu berjalan kembali mendekati gadis kecilnya sambil menarik selimutnya.
Respon gadis itu hanya melenguh karna pancaran dari arah jendela sambil merentangkan kedua tangannya berusaha menetralkan nyawanya yang masih setengahpun tidak.
“Bangun ga? Mama tarik ya kebawah,” katanya lagi yang kali ini mendapat jawaban dari gadis kecilnya itu tanpa membuka matanya, “Ya ampun Mah, masih pagi ini,”
“Mandi cepet, mau denger Mama ga sih?!” Wanita itu masih agak berteriak sembari terus menarik narik selimuti yang kini menutupi semua tubuh gadis kecilnya itu.
“ADE—”
“Iya Mah iyaaa, yaudah Mama kebawah duluan sana.”
Wanita itu terdengar menghela nafas pasrah, “Iyaudah, Mama turun, awas kamu sampe di tunggu 15 menit ga nongol Mama siram kamu dikamar,” Ancamnya lalu pergi meninggalkan kamar itu.
Gadis itu sedikit menggeram, “shit, masih ngantuk banget ini, harus bgt ya bangun jam sgni?”
Mau tak mau gadis itu mengikuti apa yang dibilang Mamahnya.
Setelah rapih gadis itu langsung berlari dari lantai 2 menuju bawah, 09:45 mampus! sumpah ini sudah terlalu siang, apalagi dengan kelas yang akan dimulai sebentar lagi.
Setelah sampai bawah disana sudah ada Kakak laki lakinya bersama Mamanya, pasti kalian akan bertanya 'Mengapa hanya ada Mamah dan kakaknya?' — Ya, Papahnya jarang sekali pulang, Beliau hanya akan pulang 2/3 hari dalam sebulan, Namun menurut mereka Tidak apa apa selagi Papanya bisa pulang walau cuma sebentar, itu bisa memastikan bahwa Papahnya baik baik aja.
“Jangan lari² nanti jatoh baru tau rasa kamu ya, makanya jangan kebo, anak gadis kok kaya kebo, Astaga!”
Baru saja turun, gadis itu langsung kena serapan ocehan mamahnya.
“Mama kok berisik ya daritadi, gadis mu ini bisa budek lama lama,”
Mamah dan kakaknya melotot mendengar penuturan gadis itu.
“Heh, Mulutnya diajarin siapa itu?”
Sembari mengangkat bahu dengan santai gadis itu mengatakan sesuatu untuk menyauti ucapan Mamanya, “Abang laa Mah, siapa lagi.”
Yang merasa tersangka, menatap kearahnya dengan kaget, “Fitnah lo ga nanggung, sialan banget,”
“Eeee roti gue itu,” kata kakaknya dengan sarkas karna tanpa babibu adiknya itu mengambil roti yang masih utuh dipiringnya yang baru saja jadi pakai selai.
Gadis itu mendengus sambil memutar bola mata malas, “Bikin lagi lah bang, ribet amat idup lo kayaknya sumpah.” Kata gadis itu yang mulutnya masih penuh dengan roti.
“Pelan pelan makan nya, Ertha.”
“Mamah, Jgn Ertha, Kylieeeee.” Rengeknya yang sedikit isi mulutnya keluar.
“Jorok bgt najis ih.”
“Emang kenapa si sama ini sama abangmu.”
“Pokoknya Jgn Ertha, tpi Kylie.”

KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? | ft. JAKE enhypen.
RandomRate : 16+⚠️ Bahasa cukup kasar dan tidak baku.⚠️ Selamat menikmati>>>