Contact name; Yanti.
Isi pesan, ‘’ Iqbal... lo bisa temui gue, tidak? Please ... penting banget, gue butuh bantuan lo."
Yanti adalah salah satu teman kerjaku. Usianya 20 tahun. Sederhana dan cantik. Cewek keturunan asli Brebes, Jawa Tengah. Dia sepertinya sedang dalam kesulitan sampai nekat mengirim pesan seperti itu.
‘’Lo ada di mana sekarang, Yan?'’ balasku.
“Gue di minimart yang dekat dengan kontrakan lo, Bal ....’’
“Oke... tunggu, ya, gue segera meluncur ke situ.’’
‘’Siipp!”’
“’OTW ....’’
Tanpa banyak berpikir, aku langsung cuss dan bergerak menemui Yanti. Sampai di minimarket itu, aku melihat dia sedang duduk di salah satu bangku yang berpayung besar. Dia duduk dengan mimik muka yang cemas, seperi sedang memikirkan sesuatu. Perlahan aku menghampirinya.
Yanti
‘’Hai....”’ sapaku.
‘’Hai, Bal... Akhirnya lo datang juga,’’ sahut Yanti dengan sedikit semringah. Aku duduk tepat di hadapan cewek berkulit eksotik ini.
‘’Ada apa sih, Yan, sepertinya serius sekali?'’ Aku memulai percakapan.
‘’Gini, Bal ....” Yanti memegang tanganku, “’gue tidak tahu harus minta tolong pada siapa, gue bingung... dan hanya elo-lah teman gue yang bisa gue andalkan,’’ ujarnya basa-basi.
‘’Tidak usah berbelit-belit begitu, katakan saja intinya, Yan!"
‘’Ibu gue masuk ke rumah sakit, Iqbal.... gue butuh duit untuk biaya perawatannya.'’
‘’Terus...?"
‘’Kalau ada, gue berniat mau pinjam sama elo, Bal....’’
‘’Oh... Jadi intinya lo mau ngutang?’’
‘’Iya... kalau lo punya, maaf kalau gue merepotkan."
‘’Memang berapa duit yang lo butuhkan, Yan?"
‘’Tak banyak, cuma Satu Jeti aja, Bal ..., elo punya, 'kan?’’
Aku terdiam sejenak. Menghela napas panjang. Aku sudah menduganya. Dia bakal ngutang.
“Jangan khawatir, Bal.... akhir bulan, setelah gue gajian pasti gue langsung bayar!'’
‘’Ya, sudah... berapa nomor rekening lo, biar nanti gue transfer!’’
‘’Aah ... Iqbal, emang lo temen gue yang paling baik, deh!’’ Yanti girang sambil meremas tanganku dengan manja.
‘’Udah... tidak usah lebay... buruan kirim nomor rekening lo!"
‘’Terima kasih, ya, Bal....'’ Yanti mengetik nomor rekening banknya dan mengirimkannya lewat BBM.
‘’Oke ... aku cari ATM dulu!” Aku bangkit dari tempat dudukku dan pergi meninggalkan Yanti yang masih menampakan wajah bahagianya. Dia memang lagi membutuhkan bantuan, dan sebagai temannya aku rasa aku punya kewajiban untuk menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)
Historia CortaUntuk 13++ Dia sahabatku, aku menyukainya. Dia normal, aku abnormal. Kasih ini hadir, tetapi tak sampai. Karena kasihku, kasih tak lurus.