Part 8 : Pisang

11.3K 253 4
                                    

Aku menghabiskan makan siangku yang hanya berlaukan sayur asem dan ikan asin yang kubeli di warteg depan gang. Aku sangat bersyukur karena aku masih bisa makan, walaupun dengan lauk pauk yang sederhana. Usai makan aku duduk di teras sambil menyantap sebuah pisang sebagai hidangan penyuci mulutku siang ini.

“’Wow... gede sekali pisangnya,’’ celutuk Mas Dirno mengagetkan aku. Lelaki tetanggaku ini tersenyum geli menatap caraku memakan pisang.

 Lelaki tetanggaku ini tersenyum geli menatap caraku memakan pisang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas Dirno

‘’Eh... Mas Dirno, mau pisang, Mas?’’ tawarku sambil menyodorkan pisang di tanganku ke arahnya.

‘’Hehehe... tidak, terima kasih."

‘’Kenapa... Mas Dirno tidak doyan pisang, ya?’’

‘’Doyan, sih... tapi aku tuh, geli lho lihat sampeyan makan pisang.’’

‘’Hah... geli kenapa, Mas?’’ Aku heran.

‘’Kamu tuh, makan pisang kayak orang lagi nyepong wae!’’

‘’Hahaha...’’ Sumpah aku ngakak mendengar Mas Dirno bilang begitu.

‘’Lha... malah ketawa, beneran ... kamu tuh, lihai kelihatannya, atau jangan-jangan kamu doyan, ya?"

‘’Maksud, Mas Dirno?’’ Aku mengkerutkan keningku.

‘’Kamu doyan pisang urat!’’

‘’Gundulmu, Mas... pisang yang mana dulu, nih?’’ tukasku.

"Pisang coklat. Hahahaha ....’’ Mas Dirno girang banget.

‘’Sueee.... Sembarangan aja!"

‘’Guyon, Bal... ojo nesu!’’

‘’Iya... ya... Mas Dirno wong Jowo!"

Mas Dirno ngakak sambil menepuk-nepuk bahuku, aku hanya nyengir. Bagaimanapun candaan Mas Dirno ini benar-benar menyinggung perasaanku. Dia tidak salah kalau aku sesungguhnya memang penikmat pisang jenis itu (baca: pisang coklat berurat).

‘’Oh, ya, Bal... aku numpang ke kamar mandi ya, sebentar. Soalnya kamar mandi di kost-an lagi dipakai si Gusti__temanku... aku lagi pengen Pup, neeh!'’

‘’Yo, wis.... sana... ntar ceperet lagi di celana. Hahaha...’’ kelakarku ringan.

‘’Anjayyy....’’ timpal Mas Dirno sok kesal, tetapi aku makin berkelakar. Lelaki berkulit sawo matang ini meninju bahuku, kemudian berjalan cepat menuju kamar mandi sambil memegangi perutnya. Sepertinya dia sudah tidak tahan lagi.... ha ha ha....

Beberapa menit berlalu, tetapi Mas Dirno tak kunjung keluar dari kamar mandi. Suasananya juga hening tak ada suara guyuran air. Aku semakin penasaran dengan apa yang terjadi. Saat waktu sudah berjalan 15 menit, tetapi Mas Dirno masih betah nongkrong di kamar mandi. Daripada diselimuti rasa kepo yang tinggi, aku pun mulai menyelidiki dan mengintipnya dari lubang kecil.

O... eM.. Jie.. ternyata gerangan apa yang sedang dilakukan Mas Dirno ini membuatku menganga, karena terlalu terkejutnya. Dia sedang bermain-main dengan burung pribadinya. Yes.. Laki-laki Jawa itu sedang melakukan solo seks alias coli. Aasikkk.... ini adalah tontonan gratis yang sangat menarik!

I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang