Kau tahu? Tidak ada kata perpisahan. Selama kita masih berpijak diatas bumi yg sama.
❤️❤️❤️
Satu tahun berlalu. Setelah ia disibukkan dengan sederet ujian yang menghampirinya untuk persiapan menghadapi ujian, akhirnya kini ia sampai pada puncaknya. Kini gadis itu akan segera meninggalkan sekolahnya. Tak akan ada lagi seragam putih abu-abu yang selalu ia kenakan dengan seribu cerita didalamnya. Bagi sebagian orang hari kelulusan adalah hal yang membahagiakan dan sangat dinanti. Tapi, tak jarang juga mereka yang bersedih. Karena hari kelulusan ini akan menjadi ajang perpisahan dengan teman, sahabat, guru, dan orang-orang terkasih yang mewarnai masa Putih Abu.
"Kak make up nya tipis-tipis aja ya. Yasna ga suka berlebihan!" ujar Yasna yang saat ini tengah memasrahkan wajah nya untuk dipoles kakak satu-satunya.
"Kamu udah bilang berapa kali kalimat itu, bosen aku dengernya" tukas Sofi yang juga sedang di make up oleh pegawai salon yang ia sewa ke rumah.
Ucapan Yasna yang seakan tak ada hentinya membuat Ladya terkekeh pelan. Adiknya itu benar benar memiliki sifat yang bertolak belakang dengan dirinya. Jika Ladya paling tidak bisa membiarkan wajahnya tanpa make up.
Akhirnya pasangan sahabat itu telah siap untuk pergi ke sekolah, menghadiri acara yang akan dikenang sepanjang masa. Dengan balutan kebaya muslimah, hijab style yang sangat modis, serta make up yang dibuat senatural mungkin. Terlihat sederhana, namun tetap anggun. Yasna mengenakan kebaya berwarna babyblue dan Sofi nampak cantik dengan warna yang sangat fenimin, babypink.
Disinilah Yasna berada, ditengah-tengah khalayak ramai. Aula begitu padat hari ini. Mulai dari tamu undangan, siswa, guru, ibu kantin, penjaga sekolah, dan masih banyak lagi. Mereka yang akan menjadi saksi tentang perpisahan ini."Yasna, aku ke toilet dulu ya!" Ucap Sofi berjalan meninggalkannya.
Kini gadis itu berdiri kaku, sendiri, hanya imajinasi yang berkuasa di difikirannya. Mata nya berhasil menangkap panorama manusia-manusia yang berbeda-beda.
Ada yang asik bercerita. Ada yang bercerita tentang masa depan. Ada yang mengabadikan moment. Ada yang melepas tawa. Ada yang belum rela untuk berpisah. Bahkan, Mereka yang kini sedang menikmati detik-detik terakhir. Hingga tangis yang menceritakan semuanya. Betapa berharganya mereka yang telah memutuskan untuk menjadi teman hidup."Hey? Lagi ngelamunin apa sih?" Tegur sesorang yang menepuk bahunya.
"Eh. Akmal?"
"Acara sebentar lagi akan dimulai, yuk kesana!" Akmal menunjuk ke arah panggung yang berdiri megah.
"Yuk!" Yasna berjalan sejajar dengan Akmal.
"Hey. Tunggu!" Sofi berjalan cepat dan nampak kesulitan dengan high heels nya yang cukup tinggi.***
Tepat pukul Sembilan pagi acara kelulusan dimulai. Siswa berjajar rapi di sebelah kanan. Dan para wali serta tamu undangan berada disebelah kiri.
Siswa lebih memilih menceritakan kenangan lucu yang telah dilalui selama tiga tahun silam daripada mendengarkan sambutan-sambutan dari sederet aparatur sekolah yang sangat membosankan."Waktu cepet banget berlalu, rasanya baru kemarin Kita dipertemukan. Sampai menjadi teman seakrab ini" Ujar Monic dengan memasang muka sedih.
"Qodarullah..." Ucap Yasna
"Masih ingat dengan kisah anak pindahan dari Jakarta yang tiba-tiba masuk kelas Bahasa dan merebut tempat duduk seenaknya?" Monic bertanya mengenang bagaimana saat pertama kali dirinya masuk kesini.
"Ah iya. Kesan pertama ketika aku melihatmu adalah kufikir kamu menyebalkan, tapi ternyata kamu mempunyai sosok lain, kamu baik, dan asik Monic" Jelas Yasna dengan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takbir Cinta [ SUDAH TERBIT ]
Espiritual[ Cerita sudah diterbitkan ] #Partlengkap Cinta Dan Sahabat. Kita tidak bisa memilih diantara keduanya. Hal inilah yang dirasakan Yasna si gadis kecil yang selalu merepotkan Azlan. Mereka sudah bersahabat sejak kecil hingga tumbuh dewasa bersama. Na...