Nina berjalan kecil di trotoar jalan sambil menggenggam surat kecil misterius yang diberikan seseorang padanya.
Aku Sudah menunggu terlalu lama ! Besok Aku tunggu di Jam terbesar di kota ini.Aku akan memakai jaket kaos cokelat dan celana jeans. See you !
Begitulah bunyi surat tersebut, si pengirim tidak memberitahukan namanya namun Nina merasa dia pasti mengenal orang tersebut. Tidak ada salahnya mencari tahu, pikirnya.
Setelah melewati taman yang cukup luas akhirnya Nina sampai juga di depan Big Ben, sebuah jam legendaris di kota London. Mata indahnya menyapu setiap sudut di dekat jam besar itu, mencoba mencari sosok misterius itu.
Tanpa sadar jalanan disekitarnya basah tersiram air hujan, seketika Nina menoleh ke atas karena penasaran kenapa dia tidak merasakan basah sama sekali.
Deg ! jantung Nina terasa terhenti sejenak, ada seseorang di belakangnya yang menumpanginya payung, dia mulai was-was apakah dia pria yang ingin bertemu dengannya. Saat menoleh dia tak kalah terkejutnya.
"Harry !" Suara Nina membuat pria yang kini di depannya terbelalak kaget.
"Emmm.., Hai" kata Harry lalu mengembangkan senyum di wajahnya
Nina berpikir apakah Harry si pengirim surat itu, tapi sebelum bertanya dia memperhatikan Harry dari bawah ke atas. Bukan dia batin Nina.
"Hei ! ada apa denganmu ?" tanya Harry.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Nina tanpa menjawab pertanyaan Harry barusan.
"Kau memang tak pernah langsung menjawab pertanyaanku. Aku hanya berjalan-jalan di sekitar sini, kebetulan aku melihatmu sedang berdiri kayak orang bodoh disini"Nina menjadi salah tingkah karena ucapan Harry barusan.
Harry memperhatikan wajah Nina yang sedikit canggung dan selalu mencari celah agar tidak menatap matanya.
"Ayo.." tarik Harry
"Ayo ? kita mau kemana ?" tanya Nina heran
"Apa kau mau berdiri terus di tempat ini ? payungku kecil lama kelamaan kita akan basah"
Nina berpikir sejenak lalu mengikuti langkah Harry. Dia tak percaya akan sedekat ini dengan Harry, hempusan napas Harry terdengar halus di telinga Nina. Itu membuatnya hampir lupa bagaimana caranya bernapas.
"Kita.." suara Nina terhenti membuat langkah mereka terhenti,
keduanya saling bertatapan menikmati keindahan mata mitra bicara mereka masing-masing. Tiba-tiba Nina tersadar dan melanjutkan omongannya.
"mm kita mau kemana ?" tanya Nina dengan suara terbata-bata
"Ke apartemenku"
Hahhhhhh apartemen? aku ke apartemen laki-laki sendiri teriak batin Nina
Harry yang menyadari perubahan wajah Nina hanya tersenyum geli melihatnya.
****************
"Mau minum apa?" tawar Harry
"Apa saja" kata wanita cantik kepadanya
Walau merasa gugup Nina tak ingin menyia-nyiakan kesempatannya untuk menelusuri setiap sudut apartemen milik Harry, yah sebelumnya dia meminta izin dulu kepada si pemilik.
"Cukup besar dan rapi untuk seorang pria single sepertimu" Kata Nina menyusul Harry ke dapur.
"Aku orangnya memang sangat suka rapi makanya apartemen ini aku bersihkan setiap hari, siapa tahu nanti aku kedatangan tamu secara tiba-tiba jadi aku tidak usah khawatir" Jawab Harry sambil nyengir-nyengir diikuti suara tawa Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Would
FanfictionZayn dan Nina adalah dua sahabat aneh asal Irlandia. Sebagai sahabat Nina selalu berbagi cerita kepada Zayn, begitupun dengan Zayn. Namun, ada rahasia kecil Zayn yang tak diketauhi Nina. Sampai pada saat Nina pindah ke London Zayn tak pernah memberi...