"Jadilah seperti secangkir espresso.
tidak pernah berdusta akan rasa
dan selalu punya caranya sendiri untuk membuat sebagian orang tetap ingin mencicipinya tanpa menyembunyikan pahitnya rasa."☕☕☕☕☕
Sore ini, senja perlahan mengusik awan yang sedari siang menutupi sinar mentari. Langit pun perlahan membias menjadi jingga.
jalanan terlihat begitu macet. Sepanjang jalan dipenuhi oleh kendaraan. Suara klakson kendaraan itu memekakkan telinga. Semua orang terlihat kurang sabar. Tentu saja, semua orang ingin bergegas pulang. Menyudahi rasa lelah karena melakukan aktivitas seharian dan menikmati senja bersama orang-orang tersayang.Perkenalkan, aku adalah seorang gadis pengagum senja. Namaku, Bella Anjani. panggil saja Bella. aku sangat mencintai senja. Setiap orang punya persepsi sendiri tentang senja.
Tapi bagiku, senja adalah suatu hal yang indah. Cahayanya yang ke merah-merahan sangat identik dengan kebahagiaan. Seperti saat kita melihatnya, sangat bahagia dan terasa nyaman. Senja juga seperti suatu alarm yang mengingatkan banyak orang saatnya sang malam akan datang.Aku melihat arlojiku. Jam sudah menunjukkan pukul 18.06 WIB. Aku duduk di salah satu cafe yang tidak jauh dari kampusku. Ditemani oleh sebuah laptop yang menyala sedari tadi. Cafe ini memang menjadi tempat langgananku sehabis pulang kuliah, untuk menikmati senja dan secangkir espresso. Aku duduk di tempat yang bersebelahan langsung dengan dinding kaca yang transparan. tempat yang selalu menjadi favoritku saat berkunjung kemari. sengaja aku memilih posisi ini supaya lebih mudah menikmati senja. Walaupun pemandangan di balik kaca itu hanya sebatas jalan raya.
Tak lama kemudian, seorang pelayan berjalan menuju ke arahku, membawakanku secangkir espresso. Kemudian pelayan itu meletakkan espresso itu ke mejaku.
"Secangkir espresso yang diseduh secara ekspres hanya untuk anda. Selamat menikmati."
ucap pelayan itu dengan senyum ramahnya."Terimakasih" balasku dengan membalas senyum juga.
Aroma harum espresso sangat menusuk hidungku. Aku segera meneguk espresso panas itu pelan-pelan. Banyak orang yang tidak mau menikmati espresso, ada banyak alasan yang diberikan. Mulai dari rasanya yang pahit tak tertahankan, sampai ukurannya yang kecil sehingga tidak bisa dinikmati perlahan-lahan. Tapi tidak bagiku, sepahit-pahitnya espresso selalu punya caranya sendiri untuk membuat sebagian orang tetap ingin mencicipinya.
Aku sangat menyukai espresso.
Kenapa aku memilih espresso?
Karna espresso adalah inti semesta kopi. Bagi pencinta kopi sejati, mereka sangat menggemari espresso karna memiliki cita rasa kopi yang sebenarnya. Aromanya sangat kuat dan harum.
Kamu menyukai cappuccino, cafe latte, macchiato, americano, flat white, dan moccha-mu?
Fyi, semua kopi kegemaranmu itu bergantung penuh kenikmatannya pada espresso. Espresso yang nikmat menghasilkan jenis minuman kopi turunanannya.
Beginilah caraku menikmati senja,
di saat semua orang bergegas untuk pulang dan menikmati waktu senja bersama orang-orang tercinta, aku hanya ditemani oleh laptop dan secangkir espresso hangat di cafe langgananku. Karena bergegas pulang pun untuk apa? Tak ada yang menungguku untuk pulang. Ya, karna aku hidup sendiri di sebuah kos kecil yang jauh sekali dari asalku. Demi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, aku harus berjauhan dengan keluargaku. menjalani hidup seorang diri di kota orang, menghadapi hari-hari sulit sendiri. Tak apa, demi masa depan terkadang kita harus berjuang. Kelak, semoga semuanya terbayarkan.
☕☕☕☕☕
A.N
Hallo readers yang baik hati 🍭🍭
jadi ini cerita baru. sorry kalo ga konsisten nulis hehe. Happy reading ya. jangan lupa vote. makasih 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Espresso
Teen FictionTentang secangkir espresso yang membawanya kepadaku. Apakah menurut kalian espresso adalah secangkir kopi yang pahit? Jawabannya benar. Tetapi, sepahit-pahitnya espresso selalu punya caranya sendiri untuk membuat sebagian orang tetap ingin mencicip...