" Titan, lu lama banget sih cepetan jam 9 gue ada pelajaran pak Alan tau" ucap keira
" Yaudah lah yah bentar "
" Ih, elu mah kagak tau tuh dosen killernya minta ampun tatapannya masyaallah sadis tau nggak"
" udah yuk, elu kali yang bikin lama" ucapku dengan mata jengah mendengar ocehan tak jelasnya.Titan gadis berusia 20 tahun dengan mata bulat, kulit putih, bibir tipis dengan warnanya yang alami dan tentu dengan rambut hitamnya yang lebat adalah seorang mahasiswa semester 6 dengan jurusan Teknik Kimia. Ia termasuk kategori mahasiswa pintar dan terkadang ia juga merupakan asisten dosen yah begitulah ungkapan teman-temannya.
Sekian lama perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah kampus di Bandung. Banyak orang yang terkadang tersenyum kepadanya.Bukan apa-apa. Namun dibalik senyuman itu ada yang benar-benar tulus atau pun tidak hanya sekedar berpura-pura untuk membantu tugas mereka.
Meskipun begitu ia tetap tersenyum ramah. Hingga sebuah panggilan menginterupsi dirinya.
" Tan, lu ada jam kuliah? Tanya Virgillio
" ada kok,bentar lagi. Kenapa yo?
" Nggak, eh Tan balik entar temenin gue ke Mall yuk cari barang buat gebetan gue secara elu kan cewek jadi paling mengerti. Gimana?
" oke " ucapku singkat*******
"Ra, kok lu tinggalin gue sih tadi?"
"Sorry, Tan gue lagi kebelet tadi ke wc, lagian tadi gue liat lu sama Lio"
"Oh, iya tadi dia ajak gue... " jawab kuBelum sempatku melanjutkan perbincangan, ternyata sudah tampak pak Alan masuk ke ruangan dengan kacamata bertenger di hidungnya serta sorot mata tajamnya kadang menambah suasana mencekam.
Cukup lama pak Alan menjelaskan dan diriku pun sudah selesai mencatat materi penting yang di jelaskan. Aku pun keluar dari kelas di temani Keira yang memang sahabat baik ku. Kami bertemu kala itu saat ospek begitupun dengan virgillio. Dan kini kami menjalin persahabatan dan bisa di katakan dia termasuk orang yang cerewet.
" Titan,gue kantin dulu yah?" ucapnya padaku
" oke, gue ke perpus dulu mau baca buku sekalian Cari materi buat karya ilmiah gue"
" seep"Sesampainya di perpus diriku mulai mencari buku di tiap-tiap deret lemari hingga pandangan ku bertemu pada sebuah buku berjudul Hujan.
Kutarik buku itu dan membacanya dikursi sudut ruangan. Sambil membaca ntah kenapa pikiran kembali buyar mengingat kejadian masa lalu yang selalu membuatku sulit melupakan. Masa lalu adalah hal yang pasti karna itu telah pernah terjadi dan masa lalu terkadang sulit dilupakan dan bayang-bayang terlalu sulit dihindarkan.
Entahlah, mungkin diriku yang memang terlalu lemah untuk menerima keadaan. Meskipun diriku telah meyakinkan untuk melupakan, namun bayang-bayang tetaplah bersama. Sama halnya seperti bayang-bayang kita di bawah sinar mentari.
Hingga pesan masuk membuat lamunan ku pudar. Ku ambil handphone tipis berwarna rose gold itu.
Lio : Tan jadi kan?Gue tunggu di parkiran sekarang yah!!!
Terlalu lama larut dalam pikiran membuat ku lupa bahwa ada janji dengan Virgillio. Kuketikan sebuah pesan singkat sebagai tanda balasan.
*Mohon maaf buat para pembaca yg tidak suka,karna cerita saya ini hanya lah imajinasi kecil hasil pemikiran saya😂😂!!! Selain itu saya hanyalah penulis yang iseng dan suka gabutan... But, thnks yang udah baca... 👌😊😊!!!*
Gracias :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Star
Teen FictionKehidupan itu penuh prahara dimana imajinasi selalu berkeliling berharap segala mimpi berubah menjadi Nyata. -Titan- Rasa ini jauh darisana menunggu sang waktu untuk segera mengungkapkannya. -Stefano Videl-