Sex Idealism
By Momozono Sora
."Dazai, kau siap?"
"Kunikida...-kun..."
Terdengar suara berat tapi lembut dari si surai lemon. Dazai hanya menatapi Kunikida dengan rona ceri yang menempel pada pipinya. Posisi mereka kini berada diatas futon dengan kunikida yang merangkak diatas Dazai. Tidak ada hal spesial yang terjadi, Dazai hanya ingin membantu rekan kerjanya menikmati salah satu kenikmatan duniawi.
"Kalau belum siap kita lakukan saja di lain waktu"
Ucap Kunikida sambil membenarkan kacamatanya. Dazai menggeleng dengan cepat.
"Bukan begitu, aku siap kok~ sungguh"
Kunikida menghela nafas, ia mengambil buku idealisme nya dan membaca sekilas apa yang ada di dalamnya. Dazai sempat mengerjapkan mata. Ia benar-benar tak tahu apa yang sedang rekan kerjanya ini lakukan.
"Yosh..."
"Apa ya-... Hmmnh"
Belum sempat bertanya, bibir si surai coklat disambut oleh lumatan dan jilatan kaku dari si surai lemon. Dazai terkekeh. Tidak buruk sih, pangutan di bibirnya, jilatan yang saling beradu, dan lidahnya yang di hisap. Dazai tahu persis Kunikida mendapatkan teknik ini dari internet dan menulisnya pada buku idealismenya.
"Kuni.. kida-... Kunnhh"
Ciuman mereka terlepas, menyisakan saliva yang terhubung diantara mulut mereka berdua. Tatapan Dazai sangat sayu, dihiasi dengan bulir air mata yang tampak berkilau di tengah malam. Kunikida mulai membuka kemeja yang dikenakan Dazai, menyingkap roknya, ia memandangi tubuh Dazai yang terbalut perban di beberapa titiknya.
"Aku mulai dari sini."
Kunikida melahap daun telinga Dazai dengan jilatan yang sensual, menjalar ke pipi, lalu bagian leher Dazai yang tak terlilit perban. Dazai memejamkan matanya, mendesah sembari menikmati setiap sentuhan dari parternya. Dazai bisa merasakan bahwa dadanya kini diremas pelan. Dazai mendesah lebih keras.
"Hyaahh! Kunikida-kun... Ya! Di sana.. Remas lebih kuat"
"Meremas mereka secara bersamaan dan dengan kekuatan sama dapat membuat mereka lebih besar lagi. Tapi Dazai, bukankah punyamu cukup besar?"
Kunikida meremasnya dengan keras sesuai dengan permintaan Dazai, tak lupa mencubit kedua puting ranum itu, Kunikida menjilat dan menghisap keduanya secara bergantian.
"Peduli setan soal ukuran dada.. Arrrgh.. Kunikida-kun! Tiduri aku! Aku tak tahan!"
Kunikida menghentikan aktivitasnya. Dazai di sana tampak berantakan. Nafas tak beraturan, rambut acak-acakan dengan beberapa helainya yang menempel pada pelipis yang basah karena keringat. Si kacamata sempat meneguk saliva nya sendiri, menyaksikan pemandangan indah yang jarang ia temui.
"Baiklah"
Si surai lemon kembali mengambil buku idealisme sembari membenarkan kacamatanya. Benar-benar Dazai gemas melihat partnernya tidak segera memberi apa yang dia mau.
"Kunikida-kun?"
Dazai benar-benar bingung seiring dengan Kunikida yang berdiri, dan melangkahkan kakinya entah kemana. Si surai coklat ini sudah tak tahan. Ia berdecak kesal, ia malah digantung disaat yang seperti ini.
Kunikida kembali melangkahkan kakinya mendekati Dazai dan duduk di dekat Dazai. Dazai merengek manja. Setidaknya ia ingin diberi sentuhan agar sesuatu yang membludak ini segera lepas.
"Kunikida-kun! Jangan bercanda! Aku butuh sentuhanmu!"
"Hubungan intim yang ideal adalah yang memperhatikan kebersihan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Idealisme Dalam Bercinta (Kunikida x Fem! Dazai)
Fanfiction- warning! mature content - Kunikida Doppo x Female! Dazai Osamu Kunikida dan Dazai menghabiskan malam untuk bercinta. Bungou stray dogs © Asagiri Kafka #1 Bungoustraydogs 11/10/2019