Mencintai itu Fitrah
Dicintai itu Anugerah♥️♥️♥️
Langit mulai menjingga. Matahari mulai tenggelam. Ardi, Kayla Dan Yasna telah berada dirumah. Sementara Ladya, ia telah kembali ke asrama untuk melanjutkan tugas kuliah yang sebentar lagi akan usai.Malam ini hujan mengguyur Kota Bandung. Ardi memutuskan untuk shalat berjama'ah dirumah bersama istri dan anaknya. Setelah selesai shalat, mereka tadarus Al-Qur'an, serta mentaddaburinya. Sementara itu, Yasna menunaikan kewajibannya untuk menyetorkan hafalan Qur'an kepada sang papa. Begitu indah suasana saat ini, deras air hujan yang jatuh perlahan bersamaan dengan merdunya lantunan ayat suci Al-Qur'an yang bersumber dari rumah berukuran cukup besar. Ya, Ardi dan keluarganya lah yang berada di rumah itu.
Mereka telah selesai shalat berjama'ah. Kini mereka berbicara hangat dengan ditemani lantunan murottal dari Radio. Beginilah keluarga Ardi. Ia mendidik semampunya, agar ia bisa menjadikan Al-bayyiti jannati, ia tidak mau rumahnya sepi seperti kuburan tanpa adanya lantunan ayat ayat Al-Qur'an.
"Yasna" panggil Ardi
Merasa namanya dipanggil, gadis itu mempercepat gerakan tangannya yang sedang melipat mukenah. Yasna mendongak menatap papanya.
"Ada apa Pa?"
"Kamu sudah dewasa" Papa tersenyum
Yasna menyatukan kedua alisnya dan bibir mungilnya mengerucut bingung.
"Ah, kirain papa mau bicara serius" Yasna terkekeh
"Papa serius" Jawab Ardi singkat.
"Papa ingin menjodohkan kamu dengan Azlan, bahkan rencana ini telah kita bicarakan dengan Pa Samsul dan Bu Fatimah. Mereka menyatujuinya" Jelas Ardi tanpa basa basi.
Perkataan yang baru saja ia dengar dari papanya seakan menjadi petir yang menyambar hatinya. Bagaimana mungkin ia harus menikah dengan sahabatnya sendiri? Sedangkan masih ada satu nama dihatinya yang belum sepenuhnya ia lupakan.
Gadis itu menelan ludah kuat. Mulutnya sedikit menganga tak percaya, kedua matanya menatap kosong ke arah jendela yang basah karena sapuan air hujan.
Menyadari hal itu. Yasna hanya terdiam bersama lamunannya, Ardi kembali bertanya kepada putrinya.
"Bagaimana nak?"
"Papa ga lagi bercanda kan?"
"Tidak ada gunanya bercanda tentang hal ini sayang" Jelas Ardi, tanganya mengelus pelan pucuk kepala putrinya.
"Papa, Belum genap satu minggu Yasna lulus sekolah. Masa langsung nikah?" Gadis itu merajuk tak terima.
Nampaknya Gadis itu tetaplah seperti anak kecil. Dalam hal seperti ini, masih saja ia bersikap santai.
"Kamu tidak ingat kisah ummul mukminin 'Aisyah radiallahu anhum, istri Nabi Shallahua'laihi wassalam? Yang menikah ketika usia nya masih sangat belia, 9 tahun. Tapi pernikahan mereka bahagia dan Di ridhai alloh.swt, bahkan sangat terkenal kisah-kisah romantis rumah tangga 'Aisyah R.A dengan baginda Nabi Muhammad Saw" Ardi menasehati putrinya
Akhirnya, gadis itu tertunduk. Jika sudah mendengar ceramah papanya ia sudah tak lagi bisa membantah, Karena memang semua yang dikatakanya memang benar.
Yasna paham betul bagaimana adab dan tatakrama terhadap orang-tua. Ia tak mungkin akan melawan. Karena yang ia tahu Ridha alloh.swt ada pada Ridha orang-tua, Dan Murka alloh.swt ada pada murka orang tua. Naudzubillah, celakah bila seorang anak mendurhakai kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takbir Cinta [ SUDAH TERBIT ]
Spiritual[ Cerita sudah diterbitkan ] #Partlengkap Cinta Dan Sahabat. Kita tidak bisa memilih diantara keduanya. Hal inilah yang dirasakan Yasna si gadis kecil yang selalu merepotkan Azlan. Mereka sudah bersahabat sejak kecil hingga tumbuh dewasa bersama. Na...