Curahan Hati Anak SMA

979 94 16
                                    

Nama gue Kayla, kelas 11, dan masuk jurusan IPA. Jadi anak IPA ternyata nggak sekeren dan seenak yang orang bayangkan. Mereka mungkin mengira anak-anak IPA itu adalah anak-anak yang pintar dan bergengsi, tapi nyatanya ....

Nggak juga, tuh.

Gue masuk di kelas 11 IPA 1, dan di sinilah kisah gue dimulai.

Setiap hari, kami masuk jam 7 pagi dan pulang jam setengah empat sore. Ya kadang kalau ada ekskul ataupun pelajaran tambahan kami bisa pulang jam lima. Kira-kira hampir sama kayak orang kantoran. Setiap bulan, kami dikasih ulangan harian yang berasa kayak ulangan semester karena hampir diadakan tiap hari. Belum lagi ditambah PR dan tugas kelompok yang menumpuk.

Rasanya, pengen cepet-cepet lulus.

Mungkin kalau di film-film dan novel remaja, masa-masa SMA itu adalah masa-masa yang paling indah. Iya sih, indah, kadang. Contohnya pas guru nggak masuk dan nggak dikasih tugas. Itu salah satu contoh indahnya. Terus ya bisa juga lah ketemu gebetan di sekolah walau ujung-ujungnya pisah dan malah bikin sakit hati karena ketemu mulu di sekolah.

Tapi hal yang paling indah di masa SMA itu adalah ... persahabatannya.

Kelas gue mungkin bukan kelas paling bersih, paling baik, atau paling pinter. Tapi seenggaknya di kelas ini, banyak memori yang bisa gue kenang. Mulai dari masa-masa senang sampai masa-masa menderita. Kelas gue isinya emang anak-anak nggak waras semua, tapi seenggaknya, merekalah yang bisa bikin gue ketawa tiap hari dan melupakan beban untuk sejenak.

Karena mereka, gue bertahan.

Karena gue tau kalau saat gue udah lulus nanti, gue belum tentu bisa bertemu dengan teman-teman seperti mereka.

***

Tapi, ada saatnya juga di mana gue ngerasa down dan tertekan banget sama sekolah. Gue emang capek banget pas itu dan akhirnya jatuh sakit. Nafsu makan gue berkurang dan gue rasanya kayak udah nggak punya semangat hidup. Setiap kali pulang sekolah, gue harus langsung naik ke kamar buat kerjain tugas atau nggak belajar buat ulangan besok. Kadang-kadang juga harus kerja kelompok sampai larut malam dan telat makan. Waktu buat tidur siang udah nggak ada, dan kamar gue lama-lama berantakan karena gue nggak punya waktu buat membereskannya.

Kurikulum pendidikan yang baru ternyata tidak membuat kehidupan kami sebagai pelajar menjadi lebih baik lagi. Kami malah merasa stres dan terbebani. Kesenangan kami berkurang. Waktu kami bersama keluarga berkurang. Dan parahnya lagi, waktu kami bersama diri kami sendiri berkurang. Nyokap gue waktu itu sampai pernah memarahi gue di meja makan. Katanya, "Kamu kok sekarang jadi kayak gini, sih, Kay? Mama tuh nggak suka liat kamu murung terus. Mama tuh maunya kamu kayak pas SMP dulu. Ceria terus, seneng terus. Kamu kalo abis pulang sekolah jangan langsung naik ke atas, lah. Ngobrol-ngobrol dulu sama adik kamu. Bantuin oma kamu. Sosialisasi sama lingkungan di sekitar kamu. Nggak baik kalau kamu berada di ruangan tertutup terus. Kamu juga harus keluar rumah buat cari udara segar. Di sekolah udah duduk terus, masa di rumah kamu duduk terus lagi?"

Lalu, gue menjawab, "Kayla juga maunya gitu, Ma. Tapi tugas Kayla belum selesai. Kayla mana bisa pergi keluar atau main-main gitu kalau tugas belum kelar. Nggak tenang, tau. Nanti tugas yang ini belum selesai, ada dikasih tugas lagi. Makin numpuk."

Dan nyokap gue akhirnya cuma bisa diam, mengasihani anak pertamanya ini di dalam hati.

Gue bahkan sudah berulang kali meminta nyokap bokap gue buat liburan ke luar kota, tapi setiap kali mau liburan, ulangan selalu datang menghampiri. Otak gue udah nggak kuat. Gue butuh istirahat. Gue butuh ruang sendiri, yang tidak terus-terusan berpikir dan tidak terus-terusan dikejar oleh deadline tugas. Gue butuh ruang untuk mengembangkan bakat gue dan untuk menjadi diri gue sendiri, bukan menjadi robot yang diatur oleh kurikulum baru ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Curahan Hati Anak SMA (one-shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang