Jangan lupa vote💙
.
.
.- - -
Juna pergi untuk memesan makanan dan bersamaan dengan itu bel istirahat pun berbunyi lalu tak lama kemudia Juna kembali dengan membawa dua gelas es teh."Makanannya sebentar di antar sama mas Fajar," ucap Juna sambil meletakkan dua gelas es teh tadi.
"Iya. Makasih kak."
"Sama-sama."
Kantin sudah mulai cukup ramai oleh siswa-siswi yang datang tapi tak terlihat sedikitpun batang hidung Ruby berada di sana.
"Teman lo yang tadi ngak balik?" tanya Juna lalu menyeruput es tehnya.
"Ngak tau tuh kak, tersesat kayaknya," jawab Dhira yang diikuti oleh tawa pelan Juna.
"Ini makanannya ya," ujar mas Fajar, tukang bakso di kantin SMA Bumi Pertiwi sambil membawa 2 mangkuk bakso di tangannya.
"Berapa?" tanya Dhira sambil mengaduk baksonya.
"Eh tadi udah dibayarin kok sama Juna," balas Fajar lalu pergi kembali untuk menjual dagangannya.
Dhea menatap Juna yang sedang menikmati menyantap baksonya tanpa mengiraukan Dhea di depannya.
"Makasih kak Juna," ucap Dhira akhirnya kemudian ikut memakan baksonya sendiri.
"Untuk?" tanya Juna pura-pura tidak tahu.
"Bayarin ini," jawab Dhea sambil melirik mangkuk baksonya.
"Oh, siapa bilang itu gue traktir? Sebagai gantinya nanti lo temanin gue hari minggu, ngak usah tanya ke mana pokonya harus," seru Juna tanpa memperdulikan Dhea yang sudah melongo di depannya tapi hanya melanjutkan memakan baksonya.
"Kenapa diam? Baksonya ngak enak?" tanya Juna sambil menatap Dhea bingung.
"Enak kok," balas Dhea kemudian lanjut memakan baksonya.
"Bentar," ucap Juna menyela makan Dhea.
"Kalau makan tuh hati-hati jangan kayak anak kecil, bersihin tuh bibir," jelas Juan sambil memberikan bungkus tissu kecil kepada Dhea.
"Atau mau gue yang bersihin?" Juna kemudia mulai mengambil satu tissu.
"Stop!!!" teriak seseorang tiba-tiba yang ternyata adalah Ruby.
"Wah wah, gue baru pergi bentar kalian udah pamer kemesraan gini di depan para jomblo, kalian ngak nyadar daritadi pasti kalau udah jadi pusat perhatian seluruh kantin kan," heboh Ruby lalu mengambil tissu yang sedang dipegang oleh Juna kemudian mengelap asal mulut Dhea
Dhea langsung memperhatikan sekeliling dan memang sudah banyak murid di sana yang sebagian besarnya sedang curi-curi pandang ke arah mereka membuat Dhea jadi kikuk sendiri.
"Dari mana aja lo?" tanya Dhea berusaha tenang.
"Toilet," jawab Ruby singkat.
"Ngapain lo? Mandi?" tanya Dhea asal.
"Iya, mandiin ikan," balas Ruby lebih asal lagi.
"Serius gue Bby."
"Kak, si Dhira mau serius sama kakak," celetuk Ruby semakin ngelantur.
"Tadi di toilet lo buang air atau buang otak?" tanya Dhea sementara Juna hanya terkekeh pelan mendengar pembicaraan absurd mereka.
"Juna, si waketos nyariin tadi," panggil seorang cewek berkacamata yang sepertinya anak osis.
"Di mana?" tanya Juna.
"Di ruang osis," tawab cewek itu.
"Oh oke makasih. Dhira Ruby gue duluan ya," pamit Juna lalu berlalu pergi ke ruang osis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innefable Pain [hiatus]
Fiksi Remaja-Cover by me- Yang satu terjatuh, yang satu lagi ada untuk menopang agar yang satu bangkit. Yang satu lelah, yang satu lagi ada untuk bertahan. Yang satu terluka, yang satu lagi ada untuk menyamarkan luka. Yang satu pergi, agar yang satu lagi bisa b...