47. Siksaan

1.8K 134 3
                                    

Ke enam sahabat Jinyoung tiba di rumah Jinyoung. Mereka langsung berkumpul di ruang tamu rumah besar tersebut dengan wajah yang berkeringat.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jb.

"Ini hyung," jawab Mark Lee sambil menunjukkan video di laptop.

"Wah, dia tahu waktu yang tepat untuk mengatur semuanya." Bambam berucap.

"Ternyata dia juga telah menyiapkan orang suruhannya." Tambah Yugyeom.

Drett/

Ryn.

Jinyoung menjawab panggilan video call itu.

"Sayang, kamu baik - baik saja?"

"Ah, mesra sekali. Tapi sayangnya istri tercintamu tidak bisa menjawabnya sekarang. Hahahahahaha." Sahut orang itu sambil menunjukkan Ryn yang terlihat pucat dan tertunduk tidak sadar juga terikat di kursi.

"Tolong lepaskan istriku, dia sedang hamil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong lepaskan istriku, dia sedang hamil." Pinta Jinyoung.

"Sayangnya tidak semudah itu Jinyoung. Aku belum puas bermain - main dengan kamu."

"Aku tahu siapa yang menyuruhmu." Ujar Jinyoung.

Tiba - tiba Ryn bergerak. Ia mencoba membuka matanya perlahan.

"Ah, kepalaku sakit." Ucap Ryn lirih.

Dia memandang sekelilingnya dan seseorang yang bertopeng di sampingnya.

"Dimana aku? Tolong lepaskan aku." Pinta Ryn. Ryn melihat Jinyoung melalui handphone yang sedang di pegang orang itu.

"Ji, tolong aku." Ryn berteriak sambil berusaha membuka ikatannya.

"DIAM!" Bentak orang itu.

"TOLONG...TOLONG..!" Teriak Ryn lagi.

Plak/

Orang itu memukul wajah Ryn, terlihat darah keluar dari hidung dan mulut Ryn. Lalu ia mendorong kursi Ryn hingga Ryn tersungkur. Jinyoung hanya bisa menangis melihat semua itu.

"Tolong jangan apa - apakan istriku.." Pintanya sambil menangis.

"Hey, katakan sesuatu kepada suamimu tercinta sebelum aku menutup telpon ini." Orang itu berkata sambil mengarahkan kamera handphonenya ke Ryn.

"Ji, jangan menangis please. Aku akan baik - baik saja, aku janji. I love you" Ucap Ryn lirih dan menggigil. Airmatanya terlihat menetes.

"Aku janji akan menjemput kamu sayang, tunggu aku ya. I love you too" Jinyoung terisak.

Tut tut tut/

Jinyoung membanting handphonenya. Ia lalu berdiri dari duduknya. JB langsung menahannya.

"Ini yang dia mau. Membuat kamu marah, membuat kamu hancur. Jadi kamu harus sabar demi Ryn dan bayinya." JB memeluk Jinyoung. Jinyoung terduduk kembali.

marriage [REVISI ULANG] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang