S.D-P.B#19 [Hadiah]

3K 322 5
                                    

"EONNI!!!"

Seulgi menghela napas sembari mengelus punggung Jiyeon. Wanita itu kembali menghela napas saat maniknya menangkap sebuah kalender duduk yang ada di meja ruang tamu.

Yah, Jiyeon memanggilnya, dan Jimin sednag rapat. Jadwal sang CEO sangat penuh, membuat Jimin melempar tugasnya pada sekretaris lainnya. Dia hanya ingin Seulgi yang membantu Jiyeon jika gadis itu membutuhkannya.

Jiyeon tersadar karena wajah Seulgi sedikit memburuk. Wanita itu bahkan meminum cappucino-nya dengan dongkol.

"Se-sekretaris Kang, jika anda lelah... lebih baik pulang saja."

"Jangan panggil aku seperti itu, Jiyeon sayang." Seulgi meletakkan gelas plastiknya. "Aku hanya kesal saja, CEO sialan itu selalu saja mendadak memberiku tugas."

"Lagi?"

Seulgi mengangguk. "Lupakan saja. Tadi kau ingin kutemani mencari hadiah? Ayo, Kang Seulgi akan mengantarmu dengan senang hati!"

Oh, Jiyeon sangat berterima kasih karena mood Seulgi mendadak berubah menjadi cerah.

"Eonni, aku ingin bertanya."

"Kau pasti ingin bertanya tentang hal yang disukai Jimin, kan?"

Jiyeon mengangguk cepat. Dia kurang paham tentang hal apa saja yang disukai Jimin. Adanya Seulgi di sampingnya pasti akan membantunya.

"Lebih baik, kita langsung saja, ya?" tawar Seulgi. "Kau tahu, kan? Tinggal tiga hari lagi adalah ulang tahunnya."

***

"Hm? Intinya tidak mencolok dan tidak mahal?"

"Yap." Seulgi menggigit sosis bakarnya. "Aneh, ya. Yang punya hubungan itu adikku, tapi aku yang tahu segalanya tentang Jimin," ucapnya.

"Wajar bagiku, Eonni. Bukankah Eonni sudah bekerja dengannya selama empat tahun?"

Mendadak, Seulgi tersedak. Untung saja Jiyeon tidak sadar. Secara tidak langsung, Jiyeon mengatakan bahwa dirinya setia pada atasannya.

Memang benar. Seulgi itu tipe wanita setia.

Seulgi berhenti melangkah saat Jiyeon tidak ada di sampingnya. Kepalanya sedikit menoleh, mendapati Jiyeon yang berhenti di depan sebuah toko pakaian. Manik gadis itu terpaku pada lilitan kain yang indah pada leher patung.

"Eonni."

"Astaga, kau membuatku kaget," ujar Seulgi sembari menguspa dadanya.

"Antarkan aku ke toko kriya," pinta Jiyeon. "Aku ingin membeli beberapa benang rajut."

Seulgi menyanggupinya. Walau dirinya tak habis pikir, cepat sekali gadis itu menemukan ide. Sesampainya di toko kriya, Seulgi membiarkan Jiyeon membeli barang yang ia perlukan. Toh, Jiyeon sudah mengambil beberapa lembar uang dari ATM.

"Hei, Jiyeon."

"Hm?"

"Kau yakin?"

Jiyeon mengangguk paham.

"Kenapa ada badan jam?"

[1] S. Daddy - P. BabygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang