Antartice 1

58 3 0
                                    

BRUKKK!

Alma terkejut ketika tiba-tiba ia terjatuh akibat menabrak seseorang yang berada didepannya.

"Aduhhhh!" Alma meringis karena pantatnya menyentuh lantai dengan keras.

"Jalan tuh pake mata"

Alma membulatkan matanya dengan total. Sungguh, ucapan orang ini sungguh membuatnya naik darah. Udah nabrak orang, bilang maaf kek, ini malah marah-marah. batin Alma.

"Lo yang jalan pake mata! Picek ya mata lo! Cewe secantik gue maen ditabrak aja. Dasar GOBLOK!" celetuk Alma.

Bukannya minta maaf, orang itu malah langsung membalikkan badan dan pergi meninggalkan Alma.

"DASAR COWO GA PEKA"

Teriakan Alma sama sekali tidak dihiraukan oleh orang tersebut.

***

"Oh my god, Al koq jalannya pincang gitu?"

Alma memutar bola matanya malas. Lantas, ia langsung meletakkan dirinya pada kursi disamping Corrie.

"Kenapa Al?" tanya sahabatnya, Felancy.

"ASAL LU TAU, TADI GUE DITABRAK SAMA COWO YANG SUPER DUPER DINGIN KYA BENUA ANTARTIKA. YAAMPUN, BUKANNYA MINTA MAAF MALAH LANGSUNG KABUR GITU AJA. LIAT AJA KALO SAMPE KETEMU LAGI AMA TU COWO, BAKAL GUE BEJEK BEJEK MUKANYA KYA CABE"

"Mm btw, itu ngomong apa nyerocos? Panjang amat kya rel kereta" ucap Katthy.

Alma menatap sahabatnya dengan pandangan yang sangat tidak bersahabat. Ya, moodnya berubah drastis karena ditabrak oleh laki-laki yang tidak punya tatakrama.

Tak ingin lagi mendengar obrolan receh sahabatnya, Alma segera menutup telinganya dengan earphone yang baru saja ia keluarkan dari tasnya. Ia menikmati musik yang berputar dan berusaha merilekskan pikirannya.

***

"Pagi anak-anak"

"Pagi bu..."

Hari ini Alma akan memulai harinya dengan pelajaran Fisika. Bersekutu bersama rumus-rumus fisika sudah menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi Alma. Daripada harus menghafalkan sistem-sistem serta istilah-istilah dalam Biologi, lebih baik bersatu bersama angka-angka yang bagi Alma memang sangat menyenangkan.

"Sekarang kerjakan soal latihan hala--"

Tok tok tok

Ucapan Bu Merry terpotong. Rupanya, ada sekelompok pengurus OSIS yang akan mengadakan razia dadakan.

Alma, Corrie, Felancy dan Katthy saling berpandangan. Alma memberikan isyarat agar sahabatnya melepas lipatan rok mereka. Baru saja akan melepas lipatan roknya, terdapat sepasang sepatu yang berhenti didepan mata Alma ketika ia sedang menunduk untuk menjalankan rencananya. Alma mengangkat kepalanya dan mendapati seorang laki-laki berdiri dihadapannya.

"Lo?"

Dia kan cowo yang tadi nabrak gue, batin Alma.

Laki-laki itu menarik tangan Alma dan membawa Alma ke depan kelas. Tak hanya Alma, sahabatnya pun juga ikut tertarik pengurus OSIS lainnya.

"Bu, anak-anak tidak disiplin ini saya pinjam sebentar ya?" ucap laki-laki tersebut. Bu Merry meng-iyakan pertanyaan dari laki-laki itu dengan menganggukkan kepala.

***

"Ngefans banget ya sama gua sampe-sampe gua diungsiin kesini" cerocos Alma.

"Lo tau kan kesalahan lo apa?" tanya laki-laki itu.

Bukannya menjawab, Alma dan ketiga sahabatnya malah sibuk bermain mobile legend.

"WELCOME TO MOBILE LEGEND"

"DOUBLE KILL"

"TRIPLE KILL"

"HAS BIN SLEI"

"DEFEAT!"

BRAKKKKKK!

"Astagfirullah, terkejoedh hati adek bang" ucap Corrie.

Laki-laki itu segera mengambil komando kepada Darrel untuk menggunting rok keempat gadis ini. Darrel menganggukan kepalanya. Dengan cepat, Darrel menggunting rok Alma dan ketiga sahabatnya. Perlakuan Darell membuat mata Alma terbuka lebar. Begitu pun dengan ketiga sahabatnya.

"Lo tu siapa sih? Brani banget gunting rok gue?" celetuk Alma.

"Gue? Kenalin deh Bryan si ketua OSIS"

Mendengar perkataan Bryan, Alma dan ketiga sahabatnya menyambut perkataan tersebut dengan tawa spontan.

"Lo ketos? Heh! Smua orang disini udah tau kalo ketosnya tu Ste---"

"Steven wakil gue"

"Iya, Steven itu wakilnya Bryan. Dia diangkat jadi ketos selama Bryan lanjutin studynya di Amrik" jawab Katthy.

Mulut Alma membelalak. Tidak menyangka dengan perkataan Katthy. Jujur, ia sangat malu.

"Bangsat! Kenapa ga ngasi tau!?"






Vote comment jangan lupa ya!
See yaaaa!😃

Benua AntartikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang