Rasa.

6 0 0
                                    

Kau masih disana. Hadir. Hidup dalam setiap huruf yang tak pernah sekalipun berani kuberikan. Hanya berani kutuliskan dengan harapan kau akan membacanya, mengerti, bahwa aku masih disini. Menanti.

Aku tak punya nyali untuk menyampaikan rasa yang begitu menggebu, terlalu ragu-ragu bahwa kau akan menolaknya, mengatakan bahwa kau tak lagi disana. Hatimu tak lagi tersedia untukku. Aku hanya berusaha menyembunyikannya sendirian, membenamkan rasa yang keras kepala meminta diutarakan. Menyakitkan? Iya. Tapi itu lebih baik daripada aku menyampaikannya dan skenario imajinasiku diatas terjadi.

Lalu, kini selagi gerimis yang menemani, setiap rasa yang hadir dalam hati, kusampaikan dalam sebuah doa. Menjagamu dalam sujud kepada pencipta. 

Walau ku yakin kau takkan pernah tau. Biarlah. Itu sudah menjadi kewajiban ku, sampai rasa ini habis. 

Ohiya satu lagi, terlalu egois kalau aku saja yg menganggap mu selalu bahagia.

Sekarang boleh aku bertanya? jika diperkenankan, sudah kah kau bahagia hari ini wahai renjana? 

Salam hangat dariku, semoga sehat selalu. 

Pengagum rahasiamu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rasa. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang