Seperti layaknya seoarang siswi sekolah aku pun di haruskan bangun pagi untuk pergi ke sekolah. Padahal bangun pagi adalah hal yang sangat tidak ingin aku lakukan, jika bukan karna ibuku yang selalu mengomeliku karna selalu telat bangun juga telat sekolah.
Tapi hari ini aku bangun sendiri tanpa ocehan pedas dari mulut ibuku karna hari ini hari yang indah untuku.
Hari ini adalah hari senin, hari yang mungkin di benci kalangan pelajar karna hari senin ini hari dimana upacara di lakukan di tengah lapangan dari pagi sampai siang, dan itu cukup membuat para pelajar malas menghadapi hari senin. Tapi tidak untuku bahkan aku sangat bersemangat untuk hari ini.
"Eve, sarapan dulu sayang."
Teriak ibuku dari dapur, karna tadi saat aku berpamitan dengannya aku tidak sarapan aku terlalu malas makan di pagi hari.
Aku tidak peduli jika aku harus di omeli oleh ibuku karna dia pasti akan memaklumiku kali ini.
"Nunggu lama yah?"
"Nggak kok."
"Yaudah kalo gitu ayo kita berangkat."
"Let's go."
Hari ini aku tidak berangkat sendirian, hari ini aku berangkat bersama pacarku, itulah mengapa aku sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah.
Jarang sekali pacarku menjemputku karna kendala yang kami alami, salah satunya yaitu kami beda sekolah meskipun sekolahku dengannya tidak terlalu jauh dan bisa di bilang sekolahan kami bertetangga tapi tetap saja aku tidak ingin merepotkannya.
Tapi kali ini dia memaksaku untuk berangkat bersama, karna itu aku bangun lebih pagi agar dia tidak kesiangan saat sampai sekolahnya.
"Udah nyampe nih."
"Iya aku tau." Jawabku sedikit ketus.
"Aku kira kamu tidur," jawabnya sambil terkekeh.
"Nyebelin banget sih," katanya. "Ga mau masuk, nanti telat loh." Lanjutnya
"Oh iya," aku menepuk jidat karna terlalu lama berdiri disini.
"Yaudah aku masuk dulu ya."
"Iya, belajar yang bener."
"Iya, kamu juga!" Teriak ku ketika dia sudah agak jauh dariku.
Aku melihatnya menengok ke arahku sambil tersenyum manis, itu yang aku suka darinya, yah benar sekali senyumannya.
...
Ketika aku sedang memandang kepergiannya, tiba-tiba ada yang menghampiri ku dan merusak suasana yang tercipta beberapa saat yang lalu, karena orang di hadapanku ini sedang menoel-noel pipiku.
"Lu kenapa senyum-senyum sendiri, kesamnbet?
"Ganggu banget sih!" Aku pergi begitu saja dari hadapannya.
"Lu marah, woe!"
"..."
"Astaga gue cuma nanya terus lu marah sama gue, cepet banget perubahan suasana hati lu, pms ye lu jadi cem nenek lammppph...." Cerocos temanku
"Cih, jorok banget lu ah," ujarnya tak terima karna mulutnya ku sumpal.
"Diem makanya," ujarku lalu ia menganggu, "Iye iye," balasnya.
Dia itu temanku namanya Vanessa chloe dia memang bawel dan berisik padahal ini masih pagi, maka dari itu aku tidak menjawab pertanyaan nya karna itu akan membuatnya teriak-teriak seperti orang gila baru dan juga akan membuatku malu, untung saja mulutnya aku sumpal menggunakan tisu yang kubawa kalau tidak dia akan membuatku kesal pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You [End] | PROSES REVISI|
Teen FictionKini hidupnya semakin sulit karena insiden yang menimpanya bertubi-tubi Tapi apakah bisa dia bangun dari keterpurukannya setelah seseorang yang datang tiba-tiba di hidupnya dan merubah segalanya