Kicauan burung terdengar, matahari juga sudah memancarkan cahayanya di balik kaca jendela kamar gadis yang saat ini masih tetap nyaman dengan posisi tidurnya yang nyenyak.
Seakan tidak perduli dengan cahayanya sang mentari yang menerpa halus wajahnya gadis itu tetap tidak perduli dan malah menutupi wajahnya dengan selimut tebal miliknya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar membuat gadis bermata coklat itu mendengus dan beranjak berdiri untuk membukakan pintu.
" bi ini masih pagi banget, Rissa masih ngantuk. Ucap gadis itu tetapi belum sepenuhnya sadar.
"non ini tuhh udah jam 7 atuhh. Ucap bi Iyem tetapi tidak membuat Rissa terkejut.
"Ohh. Ucap Rissa dan kembali berjalan masuk ke kamar nya.
"Emang non nggak sekolah. Tanya bi Iyem yang di balas dengan deheman Rissa
" Tapikan hari ini tuan mau ke sekolahnya non. Ucapan bisa iyem sontak membuat mata Rissa melotot ke arahnya
"Aduhh mati gue. Ucap Rissa sambil menepuk jidatnya dan berlari ke kamar mandinya.
Tidak butuh waktu lama bagi Rissa untuk menyelesaikan ritual mandinya, mengganti seragam dan mengikat rambutnya dengan asal tapi tetap rapi.
Rissa memasuki mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Gadis itu tersenyum kiri saat melihat gerbang di depannya sudah tertutup rapat.
Rissa berjalan melewati pagar belakang sekolah setelah memarkirkan mobilnya di tempat biasa jika dia telat.
Mata coklat itu menyusuri semua tempat melihat jika sudah aman atau belum, dan pas suasana taman belakang sekolah ini cukup sepi dan itu membuat Rissa tersenyum.
Kaki gadis yang memakai seragam yang sedikit ketat itu berjalan melewati taman belakang yang menghubungkan dengan koridor menuju rooftop.
Seketika langkahnya berhenti saat mendengar suara isakan gadis dari arah atas rooftop.
Gadis itu semakin penasaran dengan suara isakan yang semakin besar itu.
Satu persatu tangga sudah di naikin oleh rissa, tangan itu mulai menggenggam gagang pintu rooftop.
Matanya membulat saat melihat apa yang terjadi sekarang, seorang gadis terduduk di lantai dingin rooftop dengan memohon-mohon agar tidak di putuskan kepada seorang lelaki yang sedang duduk santai di sofa yang kelihatan tua dengan sepuntung rokok di sela jari telunjuk dan tengahnya, sesekali lelaki itu menghisap nikotin itu dan menghembuskan asapnya ke udara.
Sontak Rissa terkejut karena lelaki itu menatap tajam ke arahnya, tapi kemudian dia sudah bisa menguasai dirinya dan membalas tatapan tajam lelaki itu dengan tatapan menusuknya.
Lelaki itu berdiri dan menarik tangan Rissa duduk di sofa yang dia duduki tadi.
"Ngapain Lo disini? Tanya lelaki itu dengan tenang tetapi mengandung ketegasan di dalamnya.
"Gue? Tunjuk Rissa ke dirinya.
Lelaki itu hanya mengangkat satu alisnya tanda mengiyakan ucapan Rissa.
"Suka suka gue lah mau ngapain disini. Dan lo jangan sok deh permainin perasaan perempuan dan lo buang gitu aja, emang Lo pikir Lo itu siapa ha. Ucap Rissa menatap sinis lelaki di depannya.
"Bukan urusan lo, mau gue permainin hatinya kek gue buang dia kek, gue apain dia kek itu bukan urusan lo. Sentak lelaki berwajah datar itu sambil menunjuk perempuan yang sedang menangis itu.
"Dan apa hak Lo buat ngelakuin itu sama dia?. Ucap Rissa dengan nada tajamnya.
"Karena dia udah ngcewain gue dengan selingkuh dengan anak sekolah lain. Memang perempuan itu semuanya jalang bahkan lebih rendah dari itu. Ucap lelaki itu dengan penuh kemarahan.
"Jaga ucapan Lo yah.
"Terserah. Ucap lelaki itu dan pergi meninggalkan tempat itu.
###
Rissa berjalan menuju ruang kepala sekolah dengan rasa kesal, bagaimana tidak dia sudah terlalu malas untuk mendengarkan ocehan-ocehan papanya itu.
"Assalamualaikum. Ucap Rissa memasuki ruangan yang luas itu di sana sudah ada papanya yang menatapnya dengan tatapan seakan ingin memakannya.
"Masuk Rissa. Ucap pak Wisnu sebagai kepala sekolah.
"Iya pak.
"Jadi gini pak, anak bapak Rissa ini sudah terlalu sering membuat masalah di sekolah ini yah seperti mengganggu teman-temannya atau adik kelas bahkan kakak kelasnya pun pak, bukan hanya siswa bahkan guru-guru disini sudah lelah dengan sikap Rissa yang selalu membuat onar. Ucap pak Wisnu panjang lebar yang membuat Rissa memutar matanya malas untuk mendengar ocehan dua orang di depannya.
"Maafkan anak saya pak, lain kali dia tidak akan melakukan itu lagi. Ucap Bisma lelaki paruh baya dengan punggung tegas yang menatapnya tajam.
Pak Wisnu hanya mengangguk dan kemudian berjabat tangan ala lelaki paruh baya.
"Maaf pak jadi saya udah bisa kembali ke kelas kan?. Tanya Rissa
"Iyaa
###"Malas banget gue dengerin ocehan papa mending juga gue kabur dan makan di kantin.
Gadis itu berjalan memasuki kantin sambil mendumel tidak jelas tapi tiba-tiba sebuah kaleng bekas mendarat di jidatnya.
"Siapa yang berani ngelempar kaleng ini ha?. Teriak Rissa dengan tatapan tajamnya menatap semua penghuni kantin.
"Siapa?. Tanya Rissa lagi
"Gue. Ucap lelaki yang memiliki mata hitam pekatnya sambil menatap Rissa.
"Ohh lo, dasar cowok playboy, rese, kurang ajar. Ucap Rissa sambil melemparkan kaleng itu kembali ke lelaki di depannya.
Semua penghuni kantin melongo dengan sikap Rissa kepada seorang Rafael Pradipta sang ketua OSIS dan sosok orang yang di sukai seluruh warga Pradipta high school, tetapi yah memang sikap playboy dan dingin yang lelaki pnya membuat para hawa kecewa.
"Seru juga nih cewek. Batin Rafa dengan senyum simrik nya.
"Heyy bro, gimana ntar malam, Lo jadi kan ke acaranya Pian?. Tanya seorang lelaki yang baru datang menepuk pundak Rafa.
"Hmm. Ucap Rafa dan berjalan menuju kelasnya.
---
....Happy reading....
Budayakan vote sebelum atau sesudah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Light By You
General FictionRafael Pradipta?, anak dari perusahaan yang terkenal, kaya, playboy, bolak-balik masuk club, dan jangan lupakan sikap dingin yang ada pada dirinya. Lalu bagaimana bisa seorang gadis dingin dan jutek kepada orang lain bisa masuk ke dalam ruang es mil...