"Ketika segala memori ingatan terformat secara permanen tanpa bisa dikembalikan. Kuharap bagian memori tentang kenangan indah bersamamu tetap tersimpan abadi."
🍂🍂🍂
"WOY!!! ADA YANG JATUH KE KOLAM!"
Saat itu, kelas angkatan Dilon tengah beratur posisi dengan rapi di atas panggung. Dilon bahkan sudah memasang wajahnya yang paling tampan dengan senyum tipis menggoda setiap kaum Hawa. Baru satu kali jepretan, tiba-tiba mereka dikagetkan oleh teriakkan lantang seseorang.
Di Airlangga sebenarnya dibangun sebuah kolam lumayan besar. Bukan kolam untuk berenang, tapi kolam ikan hias kecil yang sengaja dipelihara oleh pihak sekolah. Awalnya Dilon tidak peduli, tapi ketika manik matanya yang tajam terfokus pada satu titik dari kejauhan di mana Hara tidak ada dalam posisinya tadi berdiri.
"Hara ?"
Dilon lansung berlari padahal pemotretan belum selesai, menerobos kerumunan yang mengelilingi kolam. Dilihatnya gelas bekas Hara minum pecah di pinggir kolam dan tubuh cewek itu hampir tenggelam di air kolam tanpa ada pergerakan sedikitpun.
Saat itu juga Dilon melepas jaketnya kemudian menyeburkan diri ke kolam yang airnya luar biasa dingin itu. Tapi sedetik kemudian, Azzam yang jaraknya lebih dekat dari Hara juga ikut menceburkan dirinya. Ia berenang sekuat tenaga dan meraih tubuh sang kakak yang lemah tak berdaya.
Dilon ikut membantu membawa tubuh Hara. Ditatapnya wajah yang pucat pasi disertai napas yang lemah. Matanya sedikit membelalak ketika menyadari bahwa hidung Hara seperti mengeluarkan darah. Hara mimisan lagi ?
Hara sudah dibaringkan di pinggir kolam beralaskan jaket yang tadi Dilon lepas. Azzam benar-benar panik dengan bibir yang bergetar karena kedinginan.
"Kak! Bangun, Kak!" Azzam menepuk-nepuk pipi Hara tapi cewek itu sama sekali tidak merespon.
"Hara!"
Baru saja Dilon ingin menyentuh, tiba-tiba Azzam menarik kerah kemajanya yang basah. Dengan matanya yang tajam, ia menatap cowok itu semakin tajam seperti ingin menikam. Azzam benar-benar marah. Mengerikan.
"Jangan pernah sentuh Hara!" Ia mendorong tubuh Dilon hingga cowok itu terhunyung ke belakang.
Semua penonton tidak mungkin tinggal diam. Mereka selalu memanfaatkan kejadian seperti ini dengan mengunggahnya ke sosial media bahkan melebih-lebihkan beritanya. Saat Hara dalam keadaan sekarat pun mereka masih saja menghinanya. Mengapa begitu banyak manusia di muka bumi ini yang merasa segala dalam dirinya sempurna ? Bukankah kesempurnaan hanya milik Tuhan ?
"Hara ? Hara sadar!" Beberapa guru mencoba membangunkan Hara tapi hasilnya nihil. Guru kesehatan sekalipun tidak bisa.
"Detak jantungnya sangat lemah. Lebih baik hubungi pihak rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARADILON [Completed]
Подростковая литература{BOOK 2 OF LIMBAD SERIES} Hara, adalah gadis yang terlahir sebagai anak tunanetra, sebuah penyakit yang ia derita menghambat kedua matanya dan menyebabkan gadis itu tak dapat melihat objek apapun dengan jelas. Datar, itu yang selalu menyambutnya ket...