"Ketika kamu pergi tanpa pamit. Tanpa memberiku kesempatan untuk mengatakan salam perpisahan. Tanpa mengizinkan aku melihat kedua matamu untuk terakhir kali walau satu detik saja. Itu menyakitkan."
🍂🍂🍂
Hingga panas teriknya sang mentari terpancar pada siang hari itu, seorang Syanintia Hara Ariana masih setia membisu, enggan membuka kelopak matanya dengan bibir yang selalu pucat, sama sekali tidak ada senyum terpatri di sana. Setiap sanak keluarga datang menjenguknya secara bergantian, menguatkannya agar bisa melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya."Hara. Sahabat lo ada di sini. Namanya Chaca, gak bisa tidur semaleman mikirin lo doang, kayak nunggu Bang Toyib yang gak pulang-pulang aja." Bersama Gio, Chaca datang menjenguk Hara entah untuk ke berapa kalinya. Tapi cowok itu memilih untuk menunggu di luar saja.
Chaca menghela napasnya berat, menggenggam erat tangan sahabatnya yang dingin itu. Ia terdiam sejenak, dan saat itu juga sebulir cairan bening menetes dari pelupuk matanya.
"Gue minta maaf, Hara. Gue gak bisa jadi sahabat yang baik buat lo." Chaca menunduk, merutuki dirinya sendiri.
Waktu itu, SMA Airlangga ramai membahas Hara yang pingsan saat acara malam gemilang. Mereka juga tak tahu malu memberikan persepsi sendiri dan menyimpulkan sendiri padahal bukan bagian dari keluarga Hara. Kuping Chaca rasanya selalu panas ketika pertanyaan berbondong-bondong menghampiri dirinya. Mereka bertanya tentang Hara, sudah pasti ingin menjadikan bahan gosip lalu menyebar luaskan sebuah berita yang dibuat-buat. Chaca sudah kenal para ular seperti itu.
Namun sayang, karena mulutnya yang suka ceplas-ceplos tak tahu waktu, tentang Hara yang sedang sakit dan koma akhirnya tersebar seantero sekolah.
"Mengenai insiden Hara, ada yang tau kabarnya lebih lanjut? Bagaimana pun, dia tetap teman kalian."
Ketika guru BK melakukan absensi, Chaca berdiri berniat ingin memberikan penjelasan.
"Ehm. Hara sakit, Bu."
Hanya mendengar kata itu, seluruh pasang mata tertuju pada Chaca. Sekepo itukah para manusia dengan hidup orang lain ?
"Sakit apa ?"
Chaca menggigit bibir bawahnya. Dia berusaha tenang agar tidak keceplosan. Setidaknya dia memberikan penjelasan sedikit saja.
"Hara koma, Bu."
Nampak ekspresi kaget bagi siapa saja yang mendengarnya termasuk guru BK tersebut. Dan sebuah kenyataan tak mengenakan terjadi. Chaca hanya bilang begitu, tapi lagi-lagi sebuah gosip tentang Hara yang tidak benar membuatnya geram.
Bahkan ketika ia bersama dengan Gio di kantin pun, setiap menit ada saja yang berbisik-bisik tentang Hara.
"Gue baru tau masa kalau Hara udah buta, penyakitan."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARADILON [Completed]
Teen Fiction{BOOK 2 OF LIMBAD SERIES} Hara, adalah gadis yang terlahir sebagai anak tunanetra, sebuah penyakit yang ia derita menghambat kedua matanya dan menyebabkan gadis itu tak dapat melihat objek apapun dengan jelas. Datar, itu yang selalu menyambutnya ket...