Part3 -Datangnya Orang Baru?

39 6 0
                                    

"Ya jelas, gantengan Alden lah. Kan Alden number one in my heart." -Meyra


Happy Reading...

Keesokan harinya...

Rumor bahwa akan ada anak baru disekolah ini sudah terdengar sampai telinga Allesha. Ia penasaran seperti apa murid baru yang akan menjadi siswa disekolah ini, sampai-sampai rumor'nya tersebar diseluruh antero sekolah. Sebenar'nya ia tipe orang yang tidak pedulian, tapi entah kenapa rumor kali ini membuat dirinya penasaran. Yang Allesha dengar dari murid-murid disekolah ini terutama dari kaum hawa, saat ia melewati koridor ia mendengar bahwa "Anak baru itu memiliki wajah yang tampan." Maka dari itu, para kaum hawa membicarakan'nya, sudah menjadi tradisi di sekolah ini. Sampai-sampai ruang kepala sekolah digerumungi oleh para siswi-siswi.

'Mungkin anak baru itu ada di dalam ruangan kepala sekolah.' pikir Allesha, tetapi ia tetap melanjutkan langkah'nya menuju ke ruangan kelasnya.

🌸🌸🌸

Setelah sampai dikelas, Allesha langsung menyampirkan tasnya ke tempat duduk. Ia memang berangkat sekolah bersama Alden, tetapi saat sudah sampai diparkiran sekolah, Alden menyuruhnya untuk terlebih dahulu masuk kedalam kelas, karna Alden akan terlebih dahulu keruang Osis, katanya ingin mengambil barang'nya yang tertinggal setelah rapat kemarin.

Allesha melirik kearah bangku sebelahnya, ia bingung mengapa Meyra belum datang, biasanya Meyra akan datang terlebih dahulu sebelum Allesha. Tidak lama setelah itu, akhirnya orang yang tadi sempat Allesha pikirkan, muncul juga. Meyra terlihat sedang ingin menuju kearah kelasnya dengan berlari-larian sambil meneriaki namanya.

"Allesha!!! Allesha!!" Teriak Meyra, setelah ia sampai di dalam kelas. Meyra menetralkan nafasnya sejenak, akibat berlari tadi.

"Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang." Ucap Allesha berkali-kali, dan Meyra mengikuti instruksi yang diberikan Allesha. Setelah melihat Meyra sudah kembali menetralkan nafas'nya, ia kembali berbicara.

"Ngapain teriak-teriakan sampai lari-larian gitu si Mey? Ada apa emang?" Ucap Allesha. Raut wajah Meyra berubah menjadi antusias.

"Lo tau rumor bagus yang ada
diseko---"

"Tau, ada murid baru, ganteng. Itu'kan yang pengen lo bilang. Kan gaharus sampai lari-larian gitu Mey." Potong Allesha.

"Ko, lo bisa tau si Sha?" Balas Meyra. Allesha hanya memutar bola matanya, malas.

"Yaa gimana gue gatau, orang pas pagi-pagi gue udah ngedenger mereka para kaum hawa disekolah kita, lagi ngomongin apa yang tadi lo pengen omongin ke gue." Jelas Allesha. Meyra menghela nafasnya kesal.
"Nyesel banget gue lari-larian kayak tadi." Ucap Meyra dengan raut wajah menyesal, Allesha hanya terkikik geli mendengarnya.

"Ohiya, tadi gue juga liat orangnya langsung lho Sha. Dan orang'nya itu emang bener-bener gant---"

"Gantengan mana sama Alden? Hm?" Potong Allesha lagi, Meyra memukul lengan Allesha sambil mengerucutkan bibirnya.

"Demen banget motong ucapan orang si Sha. Ya jelas, gantengan Alden lah. Kan Alden number one in my heart." Ucap Meyra, dengan pipi yang merona, malu.

"Ciee!!! Hahaha, ko merah gitu'si Mey pipinya." Jail Allesha, sambil menusuk-nusuk pipi Meyra dengan jari telunjuk'nya. Meyra mengalihkan pandangan kearah pintu, seketika ia membulatkan kedua bola matanya dan sedikit melebarkan mulutkan, ia benar-benar terkejut saat melihat Alden yang sedang berdiri di'depan pintu bersama Reo, sambil mengarahkan pandangan'nya kearah Allesha dan Meyra.

Allesha bingung melihat perubahan raut wajah sahabatnya itu, kemudian ia ikut mengalihkan pandangan'nya kearah yang sama seperti Meyra. Seketika ia juga terkejut melihat sosok Alden dan Reo yang sedang berdiri di depan pintu, ia takut jika Alden mendengarkan obrolan terakhirnya tadi dengan Meyra.

"Gimana dong Sha?" Cicit Meyra,

dengan suara yang sangat kecil hanya Allesha saja yang bisa mendengar ucapan kecil Meyra. Alden dan Reo menghampiri Allesha dan Meyra. Allesha tersenyum kearah mereka berdua. "Hai Alden, Reo. Udah dari tadi disitu?" Sapa Meyra, kikuk.

"Iy--" Reo hendak menjawab ucapan Meyra tapi dengan cepat disanggah
oleh Alden.

"Ngga ko, baru aja tadi." Ucap Alden cepat, kemudian ia mengalihkan pandangan'nya kearah Allesha, yang masih saja setia tersenyum kearah Alden, Alden tahu bahwa senyum yang saat ini ditunjuk'kan Allesha adalah senyum paksaan, senyum seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu, Alden sudah sangat tahu gerak-gerik'nya Allesha jika Allesha sedang menyembunyikan sesuatu dari'nya.

"Tadikan lo belum sempat sarapan, jadi nih gue beliin lo, Roti." Ucap Alden lagi, sambil memberikan 3 bungkus roti ke'arah Allesha. Kemudian Alden duduk ditempat duduk'nya sendiri, diikuti oleh Reo.

"Padahal kan kita udah dari tadi diem disitu Al, dan ngedengerin apa yang mereka omongin. Kok lo ngomong ke mereka baru dateng sih." Bisik Reo ke'arah Alden.

"Lo denger, tapi gue enggak." Balas Alden, dengan kembali berbisik kearah Reo.

"Kuping lo belom dikorek kali, jadinya ga ngedenger. Orang jelas-jelas suara mereka gede gitu, dan pas dibagian akhirnya gue kayak ngedengerin mereka nyebut-nyebut nama lo gitu." Jelas Reo lagi. Alden menatap Reo dengan malas.

"Lo mau diem, atau nanti lo gabakal gue kasih contekan ulangan Fisika." Balas Alden, dengan malas. Jika sudah mendengar Alden ngomong seperti itu, Reo tidak bisa berbuat apa-apa, ia lebih baik memilih diam dari pada nanti nilai Fisika nya yang menjadi taruhan. Reo menggerakan tangannya kearah mulutnya sendiri, dengan gaya seakan akan sedang mengunci lalu membuang kuncinya itu kesembarang arah. Alden yang melihat Reo sepeti itu sedikit tersenyum geli.

Di lain sisi, Meyra yang masih takut kalau Alden mendengarkan obrolan terakhir mereka, ia menyenggol lengan Allesha yang sedang menikmati Roti yang tadi diberikan oleh Alden, sebenarnya Meyra sedikit cemburu saat melihar Alden sebegitu perhatiannya kepada Allesha, tetapi ia segera membuang perasaan itu jauh-jauh, dan kembali menegaskan kepada hati'nya, bahwa 'hubungan antara Allesha dan Alden hanya sebatas BERSAHABAT, dan tidak lebih dari itu'. Allesha yang merasa terusik yang goyangan dilengannya segera menoleh kearah Meyra.

"Apaansi Mey." Kesal Allesha. Meyra menempelkan jari telunjuknya di bibir Allesha.

"Hustt, jangan keras-keras Sha." Ucap Meyra, setengah berbisik.

"Menurut lo, Alden denger gak pembicaraan terakhir kita, sumpah gue takut ketahuan banget nih." Keluh Meyra kali ini dengan volume suara yang benar-benar pelan.

Allesha memberikan senyum menenangkan kearah Meyra. lalu menengok ke'arah belakang untuk memastikan kalau Alden ataupun Reo tidak mendengar apa yang akan Allesha dan Meyra bicarakan.

'Aman.' -Batin Allesha.

Karna saat ini Allesha melihat Alden yang sedang membaca buku Fisika, dan Reo yang sedang bermain ponsel. Ia segera membalikan hadapannya ke depan.

"Santai aja kali Mey, lagian bukannya bagus ya kalau Alden tau perasaan lo yang sebenarnya ke'dia." Jawab Allesha, dengan suara yang sama pelannya dengan Meyra. Mendengar balasan Allesha, Meyra segera memukul lengan Allesha, pelan.

"Gue emang mau Alden tau perasaan gue yang sebenernya ke dia, tapi gak gini caranya Sha. Lagian tadi tuh kata-kata gue tadi kedengeran'nya, lebay banget. Apalagi yang kalimat bahasa inggris nya itu, Alden kan pinter bahasa inggris, jadi kemungkinan besar dia bakal tau arti dari kalimat itu. Gimana dong Sha?"
 
-
-
-
-
-

Hae, Jangan lupa vote and komen nya yaaa!!!👌❣love u guys.

Real HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang