From:Hanbin hyung
Myeonjae-ya,kau pindah kemana? Beri tahu aku alamatmu.Ada hal penting yang harus kukatakan padamu.To:Hanbin hyung
Berhenti mengacaukan hidupku! Aku ingin sendirian sekarang.Langsung kulemparkan handphone ku ke tempat tidur.Percuma mengatakan apapun pada si tua Hanbin itu.Tetap saja dia tidak akan pernah mengerti.Namun sedetik kemudian,ada panggilan masuk dari Hanbin hyung.Iya,begitulah.Memang masalah tak akan pernah selesai sebelum aku benar-benar membentaknya.Tetapi aku berpikir sejenak,dan memutuskan untuk mengabaikan nya.
"Terserah kau saja." Lalu aku memilih untuk keluar.Melihat bagaimana keadaan penginapan baruku ini.Saat aku berjalan di koridor penginapan,aku melihat wanita itu tengah sibuk membereskan sebuah kamar kosong.Ia sendirian,mengangkat barang-barang yang berdebu,menyapu,mengelap,bahkan memperbaiki pintu kamar tersebut.Aku kemudian melanjutkan langkahku dan melewatinya begitu saja.
"Oh! Myeonjae-ssi? Bisa kau tolong aku?." Katanya sambil berdiri.Di usapnya keringat yang mulai turun membasahi wajahnya.
"Bianhae,aku sibuk." Kemudian ia meraih tanganku,lalu berkata "Aku mohon tolonglah,kamar ini harus selesai besok." Sontak aku menarik tanganku dari pegangannya. "Kau yang memulainya sendiri,kalau begitu selesaikan saja sendiri."
Aku kembali berjalan menyusuri koridor penginapan ini.Aku menuruni anak tangga untuk menuju ke lantai dua.Ya,kamarku berada dilantai paling atas.Sebuah kamar istimewa dengan desain interior yang berbeda.
|Yeon-Na Pov|
"Dasar aneh! Baiklah,baik...aku bisa menyelesaikan nya sendiri!."
Ucapku sendiri dengan nada kesal.Ku kira dia itu ramah,tapi ternyata...Ah,sudahlah.Lebih baik aku perbaiki pintu ini sekarang juga.Entah bagaimana mereka menggunakan pintu ini sampai gagangnya lepas dan tak bisa lagi untuk dikunci.Aku mencoba menyatukan kembali gagangnya yang lepas,namun setelah berkali-kali kucoba tetap tidak bisa.Sialan.
Aku memukul-mukul pintunya berulang kali,sampai-sampai banyak orang yang melihat kearahku.Ya mereka hanya melihatku dengan tatapan aneh,bukan nya membantuku.
"Kalau tidak mau membantu ya sudah! Jangan melihatku begitu!." Kataku kesal.Sontak,orang-orang yang melihatku langsung mengalihkan pandangannya.Dan aku kembali fokus memperbaiki pintu ini.
"Segitu sulitnya membetulkan satu pintu yang rusak? Aku sudah ketiga kalinya berjalan kesini,namun kau tak kunjung selesai." Aku langsung menoleh saat mendengar suara itu.
"Jika tidak mau menolong,ya sudah pergi sana! Jangan ganggu aku!."
"Baik,aku akan menolongmu.Memperbaiki pintu usang ini? Sangat mudah.Berikan alat itu padaku."
"Apa kau bilang? Pintu usang? Dengar ya Tuan Im Myeon Jae yang terhormat,ini bukanlah pintu yang usang.Ini pintu yang rusak! Mengerti!."
"Balik badanmu,aku lelah mendengarmu mengomel." Perintahnya padaku.Aku hanya menarik napas panjang lalu berbalik.Aku berdiri memunggunginya.
"Kau memang aneh ya,kemarin di telpon kau terdengar sangat ramah.Tapi nyata nya kau berbeda.Dasar menyebalkan.Apa susahnya membantuku memperbaiki pintu ini? Kau kan pria,kau pasti mengerti hal pertukangan seperti ini.Apa aku harus memohon agar kau mau membantu? Aishh...benar-benar menyebalkan!."
Tak lama setelah mulutku berhenti mengomel,ia pun menepuk pundakku.Tanpa pikir panjang,aku langsung menoleh.
"Sudah selesai." Setelah itu ia menutup pintunya,dan mencoba menguncinya.Dan ya,pintu nya sudah berfungsi kembali. "Ini urusan yang sangat mudah.Lain kali,mintalah mereka yang menginap untuk menjaga kondisi kamar yang disewa.Jika ada kerusakan,kau bisa minta ganti rugi." Lanjutnya.
"Iya,aku mengerti.Myeonjae-ssi,gomawoyo.Jeongmal gomawoyo." Ia hanya mengangguk pelan.
"Oh ya,aku ini bukanlah orang aneh.Aku adalah orang yang sama yang kau dengar di telpon.Dan,aku ini tidak menyebalkan.Aku permisi." Ucapnya lalu pergi.Aku tertunduk malu sambil memukul kepalaku sendiri.
"Aishh...ini sungguh memalukan."
TBC🍓
Vote and comment yah
Dont be a silent readers
Ga vote ga comment author sentil usus kalian:")
Gomawo😊-Mochi🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Save Me
Fanfiction[SLOW UPDATE] Ketika masa lalu membuat goresan luka tercipta dan meski sudah diobati,bekasnya masih ada. Luka yang selama ini menjadi beban terberat dihidupnya,membuat ia seakan menyerah. Namun ia mencoba bangkit dan memulai hidupnya sendiri.