chapter 01

10.9K 424 47
                                    

Wusshhh..

Semilir angin bertiup riuh menerbangkan selembar koran yang tak terpakai. Meliuk-liuk melewati jalanan sepi yang dipenuhi oleh banyaknya debu.

Tepatnya sore hari, di pinggiran kota seoul.

Seorang gadis muda tengah duduk termenung menyendiri, bersandar erat di pintu sebuah toko usang yang konon katanya tidak dipergunakan lagi oleh sang pemilik.

Yoo jeongyeon.

Nama yang indah, namun tak seindah kisahnya.

Adalah gadis tersebut. Sosok pewaris tunggal dari milliaran dolar kekayaan keluarganya. Ayahnya termasuk salah satu orang terkaya seasia, dimana kerajaan bisnisnya tersebar di banyak negara.

Namun sifat yang ia miliki tak seperti kebanyakan putri keluarga kaya lainnya, yang anggun, cerdas, berpenampilan mewah, berwawasan tinggi. Dia? Nol besar, tetapi meski selalu membuat pusing, keluarganya sama sekali tak berniat menelantarkannya, terlepas dengan sikapnya yang terkadang sulit ditebak dan kekanak-kanakan.

Mereka mensyukuri saja, toh gadis itu juga terlahir dari percampuran antara sperma dan indung telur mereka.

.

.

POV jeongyeon.

Nelangsa, sungguh malang nian nasibku. Tidur di jalanan dan hanya beralaskan selembar koran lusuh.

Lihatlah, pinggiran toko ini kini sudah beralih menjadi rumahku, bersyukur sang pemilik tidak merecokinya, seperti yang biasanya terjadi di telivisi. Diteriaki, ditendang dan yang lebih parah disiram tinja.

Well..amit-amit jabang bayi.

Kriuk...kriuk...

Uh..perutku lapar, seharusnya tadi aku tak menolak ketika salah satu gelandangan mengajakku mengemis.

Kriukk..kriukk...

Oh tuhan apa lagi yang bisa aku makan, haruskah aku mengais tong sampah lagi hanya untuk menemukan sisa-sisa makanan.

Masa harus selalu berbagi dengan kucing.

Keadaanku sudah percis bak para tuna wisma lain. Mungkin memang aku lebih pantas jadi gelandangan daripada putri keluarga konglomerat.

Hidupku sudah benar-benar melarat.

Kalau di tanya mengapa aku seperti ini jawabannya karena aku kerampokan, yang berujung lenyapnya dompet, tas, ponsel, semuanya raib digondol perampok.

Itu kenapa aku berlabuh disini dan fix menjadi gelandangan sejati.

Tubuh dan pakaianku sudah sangat kotor dan kumal, tentu saja, seminggu tidak mandi. Tolong jangan tertawa, ini keadaan.

Lagi pula ada keuntungannya jika aku berpenampilan compang-camping. Setidaknya aku bisa menghindari perbuatan yang tidak menyenangkan padaku, ingat aku sekarang hidup dijalanan, kejahatan akan selalu hadir di mana-mana. Jelas aku takut dilecehkan, bukannya narsis, tapi aku ini adalah tipe gadis yang memiliki pesona memabukkan tersendiri, wajahku cantik, kulitku mulus dan yang pasti____hehe..tak perlu dijelaskan.

Ucchh...Mengapa tuhan tak menghujaniku selembar roti.

Jeongyeon lapar ya tuhan.

"Jeongyeon"

Samar-samar ku dengar seseorang memanggil namaku.

"Jeongyeon...kau jeongyeon kan?"

Kim jeongin. Tiba-tiba saja aku ingin menangis.

Stuck on you (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang