Chapter4

23 10 8
                                    

Dikelas X Ipa-2
Sedang ada pemilihan pengurus kelas dan yang terpilih menjadi kandidat adalah manusia-manusia ini :')
Darka, Gilang, Gita dan Salsa

Flasback on

Bel masuk berbunyi seluruh siswa SMA Nusa Harapan berhamburan menuju kelas masing-masing.

"Assalamualaikum anak-anak" ucap wanita berumur sekitar 35 tahun diambang pintu seraya memasuki kelas X Ipa-2.
"Waalaikumsalam Bu" jawab siswa X Ipa-2.
"Mohon perhatiannya ya semua, perkenalkan nama saya Bu Anggi mulai saat ini sampai nanti kenaikan kelas, wali kelas kalian adalah ibu, nah maka dari itu sekarang ibu kasih tugas untuk membentuk pengurus kelas ya, ibu tinggal dulu nanti ibu balik sudah kebentuk ya pengurus kelasnya kalian paham?" jelas Bu Anggi
"Paham Buuu" jawab seisi kelas serentak.

Sepeninggalan Bu Anggi, kelas X Ipa-2 sibuk membentuk pengurus kelas seperti perintah Bu Anggi tadi.
"Woii siapa tuh yang mao jadi begituan" ujar Gilang yang membuat semua manusia yang berada dikelas tersebut menghadap kearahnya.
"Begituan apaan bego?" jawab Sandy.
"Pengurus kelas lah, gimana si lu San" jawab Gilang sewot.
"Oh, lo aja sono ngajuin diri" ujar Sandy kepada Gilang.

"Dengan senang hati gue mah" jawab Gilang seraya beranjak dari bangkunya dan berjalan menuju papan tulis dan mengambil spidol yang ada diatas meja guru.
Darka dan Sandy terkejut dengan kelakuan Gilang, pikir Darka dan Sandy dia akan menulis namanya sendiri tetapi yang dilakukan Gilang malah menambahkan nama Darka sebagai kandidat tanpa seizin Darka, sedangkan Eiza tidak ambil pusing ia membiarkan sahabat-sahabatnya sedangkan dirinya sibuk dengan dunianya sendiri.

"Gilang" ucap Darka menahan kekesalannya yang memuncak.
"Apa manggil-mangil, mao bilang makasih ya? udah ka gausah iklas ko gue" jawab Gilang santay sambil berjalan menuju bangkunya kembali.
"Eh anak setan ngapain lo nulis nama gue juga?" tanya Darka sambil menjitak kepala Gilang yang ada didepan dirinya.
"Kan waktu SMP lo bilang mao jadi ketos nanti pas SMA, nah yaudah sekarang jadi ketua kelas aja dulu lah pan sama tuh sama sama ketua pan" jawab Gilang dengan senyum tak berdosa.
"Beda bego" ucap Sandy dan mendaratkan jitakan kekepala Gilang.
"Udah San susah emng nya ngomong sama manusia yang satu ini" ujar Darka mengalah.

"Gita"panggil Gilang
"I.. iya kenapa" jawab Gita teperanjat kaget dengan panggilan Gilang tersebut.
"Lo mao jadi kandidat juga ga? kan tulisan lo bagus bisa tuh jadi sekertaris" saran Gilang.
"Iya Lang gue mau tulis nama Salsa juga ya dia minat jadi bendahara" ujar Gita.
"Ngapain ngajak Salsa emang bisa jadi bundahara dia?" tanya Gilang ngeledek.
"Bendahara bego Lang" jawab Sandy yang greget ngeliat tingkah sahabatnya yang satu ini.
Gita dan Salsa hanya bisa menggelengkan kepala melihat persahabatan mereka.
"Oke kandidat udah ada sekarang lakuin pemungutan suara aja" saran dari salah satu siswa.

Dan hasil pemungutan suaranya adalah ini Darka mendapat 12 suara, Gilang mendapat 10 suara, Gita 8 suara dan Salsa 6 suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan hasil pemungutan suaranya adalah ini
Darka mendapat 12 suara, Gilang mendapat 10 suara, Gita 8 suara dan Salsa 6 suara.
Otomatis Darka yang menjadi ketua kelas, Gilang wakil, Gita sekertaris dan Salsa Bundahara seperti keinginannya.

Flasback Off

kringgg
Bel istirahat berbunyi
Semua siswa berhamburan kekantin untuk mengisi perut-perut yang meminta jatah makan siang.
"Kantin yo" ajak Darka.
"Kuy lah" jawab Gilang dan Sandy kompak.
"Za lo masih mao dikelas?" tanya Darka.
"Kantin lah laper juga kali gue" Eiza membuka suara.
"Yaudah ayo cacing cacing diperut gua pada demo minta jatah" ajak Gilang
Sesampainya mereka dikantin mereka menuju warung Mba Nina yang ketoprak nya dikenal enak.
"Mba Nina topraknya 4" pesan Darka.
"Iya tunggu dimeja sana ya nanti Mba anter" jelas Mba Nina.
Mereka berempat pun menuju meja yang ditunjuk Mba Nina tadi.

****
Dikelas X Ipa-3
Gita dan Salsa menuju kelas X Ipa-3 untuk mengajak Dara dan Echa kekantin bareng.
"Dara Echa" teriak Salsa.
"Masuk Sal Git" jawab Dara.
"Kantin yuk laper nih" ajak Gita.
"Yaudah ayo" jawab Echa dan Dara
Sesampainya mereka dikantin mata mereka mencari tempat yang kosong dan ternyata kantin sudah menjadi lautan manusia laper yang sedang berdesakan untuk mendapatkan jatah makan mereka.

"Gita" panggil seseorang.
"Ada yang manggil tapi mana wujudnya" ucap Gita mencari sosok manusia yang memanggilnya.
"Noh pujaan hati yang manggil" jawab Salsa menunjuk seseorang yang sedang menatap kearah Gita. Dan Gita pun mengikuti arah tunjukan Salsa dan ternyata Gilang yang memanggilnya.
"Git sini" pinta Gilang.
"I...iya Lang se...bentar" jawab Gita gugup.
"Yaudah samperin gih sono" ledek ketiga temennya kompak.

Lalu seperti saran teman-temannya Gita berjalan menuju sosok yang memanggilnya yang tidak salah lagi itu sosok Gilang yang ia dambakan sejak Masa Orientasi Siswa

"Kenapa Lang?" tanya Gita yang sudah berada dihadapan Gilang.
"Makan disini aja bareng-bareng ajak temen temen lo juga gapapa" suruh Gilang.
"Emang boleh?" tanya Gita memastikan.
Gilang, Sandy dan Darka menganggukan kepala tanda mengiyakan pertanyaan Gita.
"Echa, Salsa, Dara sini" teriak Gita.
"Iya tunggu" jawab Echa.
"Kalian duduk sini aja" ujar Sandy seraya berdiri dan berpindah diantara ketiga temannya.
"Makasih" jawab Echa dan teman temannya.
"Kalian udah pesan makanan? kalian mau makan apa? gue pesenin toprak ya" tanya Gilang.
"Iya Lang makasih ya" jawab Gita perwakilan.

"Nih pesenannya toprak 4" ucap mba Nina.
"Mba Nina toprak nya 4 lagi" pesan Gilang.
"Oke ditunggu ya" jawab mba Nina.

Eiza dan ketiga temannya asik memasukan potongan lontong kedalam mulutnya masing- masing dengan nikmat.
"Ya allah Echa pengen ngobrol ama Eiza tapi Echa takut" batin Echa sambil menatap Eiza lekat-lekat.
"Lo ngapain ngeliatin gue" ujar Eiza tanpa menatap lawan bicaranya yang membuat Echa tersentak kaget
"Ngomong sama siapa lo za?" tanya Gilang.
"Sama Mba Nina" jawab Eiza ngasal.

Sehabis Eiza berkata begitu Mba Nina datang mengantarkan 4 piring yang berisikan ketoprak yang dipesan Gilang tadi.
"Mba Nina emang tadi ngeliatin Eiza?" tanya Gilang santai tangannya sambil menunjuk Eiza.
"Engga, dari tadi mba lagi ngulek bumbu toprak" jawab Mba Nina heran dan kembali kewarungnya lagi.
"Geer lo Za Mba Nina ga ngeliatin lo juga" ucap Gilang menyenggol bahu Eiza.
"Gue balik kekelas duluan nih uang yang  bakal bayar topraknya" ucap Eiza dan keluar dari kantin.
"Gilang masih laper ga?" tanya Echa memecahkan keheningan
"Kenapa emng Cha?" tanya Gilang balik.
"Echa kenyang topraknya buat Gilang aja ya, tetep Echa yang bayar ko" jelas Echa.
"Dengan senang hati Cha sini" jawab Gilang sambil menarik piring Echa.
"Semuanya Echa kekelas duluan ya udah mau bel Echa mau ngerjain pr fisika yang tadi bu Siska kasih" pamit Echa yang mendapat anggukan kepala dari temen temennya.

Sebenarnya Echa beranjak dari kantin bukan ingin mengerjakan pr fisika yang baru saja dikasih oleh bu Siska tapi ia ingin mengikuti Eiza ia berharap bisa mengobrol dengannya ntah apa yang akan dilakukan Echa agar dapat mengobrol dengan Eiza.

Sampe sini dulu ya gaes tulung divote, dicoment juga biar authornya girang wkwk. tunggu chapter selanjutnya ya gaes :')

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang