Part 2

613 64 2
                                    


Boruto menatap lekat-lekat foto profil seorang gadis berkulit putih bersih berkaca mata merah dengan raut wajah datar, cenderung sinis. Boruto bergidik ngeri, 'dia lebih terlihat seperti tokoh-tokoh antagonis yang ada di film-film penyihir dattebasa', batin Boruto yang masih menatap foto Sarada lekat-lekat.

Iwabe menyambar ponsel yang berada ditangan Boruto, "tunggu,... aku ingat dengan gadis ini", matanya melotot menatap foto gadis yang ada didalam ponsel shikadai, "...Dia gadis yang pernah menyiramiku dengan jus alpukat semester kemarin", serunya dengan raut wajah tidak menyenangkan.

"maksudmu gadis gila yang tiba-tiba meyiram kepalamu karena kau menghina teman gendutnya dengan sebutan monster?", timbrung Inojin kemudian. Dia masih ingat gadis nerd itu membalas mereka telak, mulut pintarnya benar-benar tidak bisa dianggap remeh, "jadi dia ya yang namanya Sarada, pantas saja kau kalah telak, mulutnya benar-benar sangat beracun", mulai sekarang dia akan menempatkan nama Haruno Sarada dalam list gadis yang patut untuk dijauhinya. Dia tidak akan pernah mencoba untuk mencari gara-gara dengannya. Tidak akan pernah.

"apa yang kalian bicarakan? Aku tidak mengerti ttebasa", seru Boruto yang memang pada waktu itu tidak bersama mereka pada saat kejadian pengguyuran.

"dia ini gadis yang semester kemarin berani menyiram Iwabe dengan jus alpukad di kantin. Bayangkan saat itu kantin sedang ramai-ramainya dan gadis itu tiba-tiba datang membawa segelas jus alpukad lalu dia siramkan langsung keatas kepala Iwabe, dia mengatakan sesuatu tentang kelakuan Iwabe yang menghina sahabat gendutnya, wkwkwk, mengingatnya membuatku geli sendiri", tutur Inojin yang dengan tawa yang tersamar.

"hahaha, iya benar, aku baru ingat kejadian itu. Iwabe yang malang, harusnya aku memfotonya agar kau tahu bagaimana malunya Iwabe Bolt, sayang kau tidak ada waktu itu", timbrung Kagura yang mengingat saat-saat memalukan bagi Iwabe. "dia sungguh gadis yang luar biasa, benar-benar menarik".

"iwabe bahkan kalah telak saat beradu argumen dengannya. Si maco itu langsung kicep, dan memilih untuk pergi", tambah inojin memanas manasi suasana.

Iwabe yang menjadi bahan omongan teman-temannya melengoskan wajah karena malu dan juga kesal karena mengingat momen sialan itu.

tiba-tiba sebuah ide gila terlintas di otaknya, dia menyeringai senang, "Bolt, kau harus membantuku membalaskan dendamku padanya",

Boruto mengangkat alisnya sebelah, tidak mengerti.

"kau harus mendekati si nerd sialan itu, buat dia menyukaimu, lalu kau patahkan hatinya. Kurasa itu pembalasan yang setimpal untuk apa yang pernah dia lakukan kepadaku", ujarnya, si nerd itu perlu diberikan pelajaran yang setimpal.

"apa untungnya untukku mendekati dia?", pikirnya logis. Gah, malas sekali jika dia harus bermanis-manis ria pada seseorang yang tidak ada daya tariknya sama sekali sepertinya. Sangat tidak berfaedah untuknya.

"apa kau takut tidak bisa menaklukannya Boruto?", pancing Iwabe kembali.

Boruto mendengus, "mendekati dan membuatnya jatuh cinta itu perkara yang gampang. Kalau yang cantik saja banyak yang rela tumbang untukku apa lagi gadis polos seperti dia. Sekali lirik, dia juga pasti langsung rela bersujud dikakiku", congkaknya, "Tapi sekali lagi kutanyakan, apa untungnya aku mengencani gadis cupu dan kolot sepertinya, tampangnya saja sudah tidak mengenakkan, apalagi orangnya",

Iwabe terdiam sesaat, berpikir, 'semua demi balas dendamku',

"Kau bisa meminta apapun untuk imbalannya", ucap iwabe mantap.

Boruto menyeringai, "kau serius?",

"tentu saja, itu jika kau berhasil, jika kau gagal, maka gelar pecundang akan aku rekatkan padamu selamanya",

Boruto tertawa keras, "kau sinting. Tak ada kamus kalah dalam hidupku, kau dengar itu. Ah dan gadis itu, ... dalam waktu 3 bulan dia pasti akan menjadi milikku. ah tidak, dua minggu dalam waktu dua minggu dia pasti sudah bersujud dibawah kakiku",

"uwoh wow gaes, kurasa ide kalian ini bukan hal yang bagus, ini menyangkut perasaan seseorang, kalian tahu", inojin berusaha untuk menyadarkan teman-temannya.

"inojin benar, mempermainkan perasaan seseorang itu bukan hal yang bagus,hey bolt kau tidak akan menerimanyakan", denki berada dikubu inojin.

Boruto menyeringai, "itu sih terserah iwabe, aku hanya pihak penerima",

"hey, iwabe, kau tidak serius kan, ayolah pikirkan perasaan orang lain disini", pinta inojin padanya. meskipun dia tidak menyukai sarada, buka berarti dia menyetujui permainan konyol teman-temannya, tidak, ini bukan hal yang baik, dan dia memiliki firasat buruk tentang hal ini.

"cih, dia saja tidak memikirkan perasaanku saat mempermalukanku dikantin, mengapa aku harus repot-repot memikirkan perasaanya sekarang", ucap iwabe yang masih berkeras hati, "bagaimana bolt, kau terima tantanganku?",

Boruto tersenyum pongah, "deal, aku terima tantanganmu",

"ku pegang kata-katamu Bolt",

"tentu sa_......",

"ehem", seseorang menyela omongan Boruto. Mereka menengok kearah belakang, asal suara berasal.

Mata mereka melotot maksimal. Dibelakang sana sudah ada Sarada tengah berdiri bersedekap tangan didada menatap mereka tajam dari balik lesa kaca mata berlist merah miliknya.

"S-S-Sarada", seru Iwabe gugup. Efek dari kejadian dikantin dulu benar-benar membekas diingatannya, dia jadi memiliki trauma tersendiri dengan gadis didepannya ini. Wajar jika dia agak merasa gugup dan sedikit takut, ah was-was adalah kata yang tepat untuknya, jika harus berhadapan kembali dengan Sarada.

"hn", Sarada berjalan mendekati mereka. Dia berhenti setengah meter dari Iwabe. Bibir tipisnya membentuk kurva lurus. Matanya menatap lurus-lurus manik mata iwabe.

Matanya melirik pada setiap orang disana, mengamati mereka satu-persatu., "wow, senang melihat para pecundang berkumpul seperti ini. Terutama kau, siapa tadi namamu", Sarada menunjuk Iwabe dengan pose berpikir, matanya tertutup selama 2 detik sebelum akhirnya terbuka sempurna, "ahaaa, si kepala alpukat", serunya senang, "Jadi, kau mau balas dendam karena kusiram dengan jus huh? Dengan mengandalkan si pirang idiot ini", Sarada menunjuk Bolt yang masih duduk memandanginya tidak suka, "ckckck.... benar-benar payah, kau perlu rencana yang lebih jenius untuk menghancurkanku stupid, dasar pecundang tengik. ME-MA-LU-KAN. Kau dengar itu, dasar otak udang", tekan Sarada padanya. Matanya berkilat-kilat seraya menatap Iwabe tepat dimanik matanya. Membuat pria muda itu bergetar kecil, merasakan aura intimidasi yang menguar dari tatapan tajam sarada. Padahal gadis didepannya ini cenderung kecil mungil, tingginya hanya sebatas dagu Iwabe. Tapi entah mengapa dirinya mampu membuat nyalinya menciut seketika, bahkan dia tidak dapat bergerak maupun menyuarakan suaranya barang satu huruf pun.

Tatapan Sarada beralih pada mahluk pirang yang tengah menatapnya lekat-lekat, "dan kau pirang, berkacalah sedikit. apa kaca dirumahmu sudah retak dan pecah atau terlalu kecil untuk membuatmu menyadari betapa rupawannya dirimu. Ckckck, tidak tahu malu, bahkan wajah oplas Orochimaru sensei saja lebih tampan dari muka amplasanmu itu", ucapnya sarkatis.

"sudah bodoh, tidak tahu diri pula. Ckckck, benar-benar keterlaluan",

Sarada menghembuskan napas keras, "terkutuklah kau paman", geram Sarada dengan suara lirih,

"kutunggu kau besok diperpustakaan pukul 1 siang nanti usuratonkacchi", seru Sarada pada Boruto. Lalu dia melangkahkan kakinya menjauhi mereka. Gumaman seperti umpatan terdengar lirih disetiap langkah Sarada. Dia tidak menolehkan kepalanya sedikitpun kebelakang.

Mereka semua tampak termagu untuk beberapa saat, menyaksikan tingkah super Sarada yang membuat mereka takjub dan terpukau padanya.

"wow, ... itu tadi benar-benar keren", Inojin memecahkan kesunyian sesaat diantara mereka, "hei, Iwabe.... 2:0", ledeknya pada Iwabe yang masih terdiam memegangi dadanya.

.

.

.

tbc

I'm InLuvWhere stories live. Discover now