Sixteen

218 44 16
                                    

untitled.




.kekosongan yang kau rasakan, kuharap aku bisa mengisinya untukmu.







H-7 menuju ulang tahun kampus tercinta. Panitia acara yang akan diselenggarakan selama dua hari berurut-urut itu mulai mengadakan rapat intensif selama beberapa waktu, para koordinator dan staf disibukan dengan tugas-tugas yang menegangkan, staf dekorasi mulai mengerjakan tugas mereka untuk mempersiapkan hari spektakuler tersebut.







Jisung terlihat serius memandang laptopnya yang berisikan rundown acara per fakultas. Dahinya berkerut entah sudah berapa lama.






"Eum, Taeyong! Fakultas teknik minta waktu satu jam ya?" Tanya Jisung pada Taeyong yang sedang mengecek kembali proposal yang telah direvisi.







"Ah, iya nih Hyung. Mereka bilang anak teknik mesin butuh waktu tambahan,"






"Duh!"






Tok tok






"Oppa! Data anak fakultas hukum udah gue kasih belum ya?" Jisoo datang dengan terburu-buru.








Jisung menautkan kedua alisnya, "fakultas hukum? Kayaknya belom deh,"








"Waduh! Flashdisknya ada di Chungha lagi!" paniknya lalu lari keluar ruangan untuk mencari Chungha.







Jisung menghela napas. Padahal ia sudah mengingatkan kepada seluruh perwakilan fakultas untuk mengumpulkan data 10 hari sebelum acara.







Jisung menengok jam di laptopnya, lalu menggantinya dalam mode tidur dan berangkat dari duduknya.







"Yong, gue duluan ya. Himpunan gue besok ada acara, bentar lagi mau tech-meet. Kalo Jisoo balik datanya ke elu dulu aja ya," pamit Jisung








"Yoi, Hyung!"





.
.
.





Jisung menenggelamkan wajahnya pada tumpukan tangan. Baru saja ia selesai tech-meet. Niatnya mau makan dulu sebelum pulang ke rumah.







Tapi ia terlalu malas. Capek sekali rasanya jadi ketua himpunan juga jadi koordinator acara dies natalis. Haaah, Jisung menyesal menerima ajakan Seungcheol dua bulan yang lalu.






Tuk







Jisung menoleh dan mendapati jus kesukaannya tersaji di depan mata. Tak berapa lama, makanan kesukaannya pun datang. Begitu pun dengan makanan, minuman, dan tubuh seseorang yang telah duduk sempurna di depannya.









"Makan dulu, yuk?"







Jisung mendongak. Wajahnya yang tadi capek, kini berubah menjadi cemberut.







"Jaehwaaaaan!! Huhuhuhu,"







"Loh? Loh?"











.
.
.




Setelah menceritakan keluh kesah dan rasa letihnya sambil menyantap traktiran dari Jaehwan, Jisung menjadi lega. Ia merasa energinya kembali terpenuhi.






Ah, kekuatan cinta.







"Besok sibuk, Hyung?"







Jisung mengangguk, "besok ada acara himpunan,"






"Padahal weekend," celoteh Jaehwan.







"Ga tau deh, jangan tanyain aku! Aku kan cuma tanda tangan surat, ketemu beberapa dosen, dateng, kasih sambutan, nungguin sampe acara selesai, kasih masukan, pulang. Heuh,"







Jaehwan terkekeh, "itu banyak Hyung, bukan cuma,"








Jisung mengerucut lucu. Aneh sekali, dalam dua bulan mereka bisa seakrab ini.






"Oh, iya. Gimana Daniel dan Seongwoo?" Tanya Jaehwan.







Jisung mendadak heboh. Dia paling semangat jika membahas hubungan dua 'musuh' itu.








"Kemarin ngakak banget! Seongwoo bilang Daniel tiba-tiba ke rumah dia bawa donat dua kotak sama cheesecake. Seongwoo ngomel-ngomel ke kita ini Daniel mau bikin dia gendut atau gimana sih,"









"Terus?"









"Terus Seongwoo bla bla bla bla..."






Jaehwan menatap Jisung dengan senyum yang tidak pernah pudar. Jaehwan suka ketika Jisung menceritakan segala hal dalam kehidupannya. Ah, Jaehwan benar-benar jatuh dalam pesona Yoon Jisung.









".... Kayaknya Daniel emang suka deh sama Seongwoo. Aku denger juga dulu emang dia pernah suka, kayaknya masih deh,"







"Wah, kalo Seongwoonya?"








Jisung terlihat berpikir sejenak, "aku pikir Seongwoo juga deh. Soalnya, dia sama Minhyun pernah bahas-bahas hati Seongwoo yang sebenernya pada siapa gitu,"






Jaehwan menganggukan kepalanya lalu kembali menatap Jisung, menatap lurus ke dua bola matanya.







"Kalau Hyung?"









"E-Eh?"











"Hati Hyung gimana? Masih kosong atau udah ada yang isi?"









"A-Aku.."










"Kalau masih kosong, boleh ga aku yang ngisi?"








"E-Eh?"






Jantung Jisung berdegup kencang. Jaehwan menatapnya dengan lembut lalu perlahan tersenyum.







"Pulang, yuk?" ajaknya.





untitled.

[✔️] untitled. (Kim Jaehwan x Yoon Jisung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang