"She loves him more than he'll ever know and he loves her more than he'll ever show." - Anonymous
***
Memeluk Rion dari belakang, di atas Vespa kesayangannya, ditambah suasana Bandung saat malam adalah salah satu hal yang paling Rasi suka. Sudah lama tidak seperti ini, sampai Rasi lupa kapan tepatnya dibonceng malam hari begini oleh Rion.
Sejak meninggalkan rumahnya lima menit yang lalu, Rasi tidak berhenti tersenyum. Karena Rasi tahu jarak dari rumahnya di Cikutra ke Martabak Asan di Kebon Kawung, Pasir Kaliki hanya 15 menit, Rasi mencoba menikmati waktu yang singkat itu dengan memejamkan matanya, merasakan hangat tubuh Rion dalam dekapannya dan wangi khas tubuh Rion yang selalu bisa membuatnya rindu.
Kangen lo banget, Yon.
Sepuluh menit kemudian, sampailah mereka di tempat yang dituju.
Mungkin karena tadi sempat hujan, Martabak yang terkenal sejak 20 tahun yang lalu itu tidak ramai seperti biasanya. Jadi begitu datang, Rion bisa langsung memesan.
"Tipker coklat kacang dua, keju coklatnya juga dua ya, A." Pesannya pada pegawai pria yang menanyakan pesanannya begitu ia datang.
Seorang pria paruh baya yang tiba-tiba datang mengaduk adonan, mengalihkan perhatian Rion. "Koh, apa kabar?" Tanya Rion padanya.
"Eh, Rion. Wah, udah lama nggak mampir sini." Koh Asan namanya. Pemilik Martabak Asan yang terkenal ini.
"Hehehe... sibuk kuliah, Koh." Jawab Rion setelah mencium tangan Koh Asan.
Rion bisa kenal dengan Koh Asan karena kakeknya penggemar Martabak Tipis Keringnya. Biasanya setiap malam minggu, saat menginap di rumah kakek-neneknya, Rion suka diajak kakek beli martabak ke sini. Kebetulan rumah kakek-nenek masih daerah sini.
"Aki masih sering beli martabak ke sini, Koh?"
"Masih. Biasa, tiap malem minggu ke sini naik Vespa bututnya."
Sekarang tahu kan siapa yang paling berjasa membuat Rion jatuh cinta pada Vespa?
Rion mengangguk-angguk, tersenyum simpul. Kakek dan Vespa warna telor asinnya memang nggak bisa terpisahkan.
"Sama siapa nih?" Tanya Koh Asan ketika menyadari keberadaan Rasi.
"Halo, Koh." Rasi mencium tangan Koh Asan. "Aku Rasi."
"Pacarnya Rion ya?"
"Bukan, temen." Jelas Rion, "yang dulu pernah dibawa ke sini, Koh."
"Oh, iya saya inget. Si Eneng Bule?"
"Masih inget aja si Kokoh."
"Hahaha... sama yang cantik masa lupa."
"Bisa aja, Koh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Konstelasi (Hug Me)
Ficção Geral(Completed) Tidak semua yang singgah dalam hidup ditakdirkan untuk tetap tinggal. Ada yang memang singgah untuk memberi pelajaran hidup melalui cinta dan rasa sakit, ada yang singgah mengenalkan pilu juga rasa bahagia, ada pula yang singgah untuk se...