Pernah terfikir oleh perempuan itu akan kehadiran diri seseorang didalam kehidupannya dimasa depan.
Kepedihan telah menggores fikirannya dengan begitu cepat setelah seseorang itu berada tepat di depannya bersama seseorang yang sangat dia cintai saat itu.
Apakah dia tau apa yang lebih membuat hati nya hancur?
Orang yang dia cintai itu sahabat perempuan itu sendiri.Cinta itu datang dengan sendirinya dan menusuk kedalam dengan cara yang begitu licik.
Jahat!
Begitu sulit kah dia untuk menjadi seseorang yang halal untuknya?Ingin rasanya perempuan itu membuang semua rasa cinta itu.
Tetapi apalah dirinya?
Perempuan itu hanya bisa terdiam diri membiarkan rasa sakit itu terus menusuk nusuk hatinya.
Seperti sebuah pisau yang menusuk tubuh seseorang yang sudah dipastikan masih bernyawa namun perlahan akan membuat seseorang itu tak bernyawa.Perempuan itu berharap bisa membawa pergi dirinya untuk menghindari pisau didepan matanya yang akan membuat nya mati namun tersadar, sakit namun tak berdarah, tak terlihat luka namun membuatnya asma, bukan penyakit! Namun dikarenakan rasa sakit dari hati!
Mengapa cinta begitu kejam?
Sampai cinta harus membawa dirinya untuk merasakan sebuah tusukkan dari pisau yang begitu tajam?
Cinta itu akan membunuhnya sedikit demi sedikit!
Mengapa cinta begitu jahat untuknya?
Sampai ia harus mengetahui rasanya seseorang yang membuatnya tersenyum saat lain waktu dan saat ini memberikan racun tanpa disengaja namun seperti direncanakan?Apa yang akan ia lakukan untuk tetap berusaha tak menyalahkan sahabatnya sendiri?
"Clara, aku boleh duluan gak?" Ucapnya yang masih menunduk sedari tadi disamping sahabatnya dan seorang laki laki.
"Oh iya maaf ya Catline aku terlalu asyik bercanda sama kak Kevin sampai lupa kalau ada kamu disini." Jawab sahabatnya, mengalihkan pandangannya ke Catline yang sedari tadi menatap Kevin.
"HM, iya gak apa lagian juga seharusnya aku gak jadi orang ketiga disini. Seharusnya kamu sama kak Kevin hanya berdua. Aku minta maaf ya sepertinya aku mengganggu kalian, jadi aku mau pamit pulang duluan." Catline bangun dari duduknya bersiap untuk pulang.
"Nggak kok lu gak ganggu sama sekali. Nanti aja kali pulangnya buru buru amat." Ucap Kevin menatap Catline.
"Tapi aku harus pulang, ini udah sore." Ucap Catline menatap langit langit agar tak terlihat sedang terluka.
"Nanti aku pulang sama siapa kalau kamu pulang duluan?"
Catline tau sahabatnya sedikit meng-kode Kevin untuk mengantarnya pulang. Toh Mereka dekat sekali dan sepertinya saling mencintai. Bukan sepertinya lagi! Clara sahabatnya pernah terang terangan mengatakan bila ia sangat mencintai kak Kevin. Dan kabarnya juga Kevin sedang mencoba mendekati Clara.
"Sama Gue lah Ra."
Jawaban laki laki itu membuat wajah Clara sumringah, kasmaran membuat pipi chuby-nya menjadi sedikit tampak merona merah jambu.
"Iya sama kak Kevin aja." Catline pun berusaha untuk terus menahan semua rasa sakit dari tusukkan yang semakin dalam menusuk hatinya, perlahan ia gerakkan kepalanya menunduk sedikit untuk menatap Clara dengan senyum.
"Lo juga pulang sama gue aja, kalau gak mau pulang nanti, kita pulang sekarang aja, lagian gak baik cewek ngaret disekolah sampai sore banget." Menurut Catline, Kevin berbicara seperti itu bukan berniat dari hatinya ingin mengantarkan Catline pulang, melainkan hanya untuk bersikap adil walau bukan terhadap orang yang dia cintai.
Clara menatap Catline dengan sedikit kode di wajahnya bertanda 'Please jangan mau, biarin aku sama Kak Kevin berdua di mobil buat pertama kalinya.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Just Imagination
RomanceAku pernah mencoba merelakanmu untuk sekian kalinya. Mencoba membiarkan hati ini hancur. Dan parahnya lagi, aku mencoba untuk tak peduli dengan rasa yang ada didalam hati ini. Senang Sedih Bahagia Haru Takjub Retak Hancur Mati! Kubiarkan perasaan...