Kara memainkan ponselnya sembari menunggu kakaknya di Toko dekat rumahnya. Dia masih memikirkan apa yang ada di dalam paper bag. Sampe sekarang belum Kara lihat isi paper bag itu.
"Yuk!" Jams keluar dengan sekantong palstik putih di tangannya.
Kara mengiyakan dan mulai berjalan menuju rumahnya. Tidak butuh waktu lama untuk sampai rumah Kara.
Ceklek..
Kara membuka pintu kamarnya. Dia mulai memutar bola matanya mencari dimana paper bag tadi dia taruh.
Kara melihat paperbag ada di bawah meja belajarnya. Kara mendekatinya dan mencari paper bag itu. Perlahan kara mulai membuka paper bag itu dan 'wow' batin Kara.
Sempurna sekali mata Kara bersinar berlian. Didalam tas ada sebuah gaun pink dan heels pink simple tapi terlihat indah.
Kara begitu berbinar binar apa yang Kara lihat seperti mimpi. Kara menepuk pipinya dan 'aww' Kara kesakitan.
Kara mulai mencobanya. Dan hasilnya begitu menakjubkan. Kara senang dengan ini semua. Tidak menyangka Ardian akan memberikan semua ini untuknya.
Kara meraih ponselnya mulai mengotak atik ponselnya. Dia membuka whatsaapnya dan mulai mencari nama Ardian.
Kara
Makasih untuk semuanya :)Send
Read
Ardian
Iya sama samaKara tersenyum simpul. Entah kenapa hatinya sangat senang mendapatkan ini semua. Kara mulai foto foto sendiri dan asik dengan dunianya sendiri.
☆□☆□☆
Kara masih tidur dengan lelapnya. Walaupun sorot cahaya matahari nya masuk melewati celah celah jendelanya tidak membuat Kara terbangun karenanya.
Tok..tok..
Kara terbangun. Suara ketukan pintu yang terdengar tidak seperti biasa membuat Kara beranjak dan mulai mendekat ke arah pintu dan
Ceklek..
Mata Kara melebar, rambut yang masih acak acakan dan muka yang begitu kusut juga baju tidurnya yang lusuh tampil di hadapan Ardian.
"Selamat pagi, maaf mengganggu!" Ucap Ardian lembut.
Kara tersenyum. Rasa yang terus menghampirinya selama ini ingin ia ledakkan tapi entah itu rasa apa.
"Enggak ganggu kok, maaf aku eh gue mau ganti bentar."
"Mandi aja dulu!"
"Oke!"
Kara langsung menutup pintunya dan lari kedalam kamar mandinya. Mulai membersihkan dirinya.
Kara mulai menuju ruang tamu. Melihat Ardian sedang berbincang dengan mamanya rasanya hati Kara sedikit bahagia.
"Sayang, ini nak Ardian mau ngajak kamu ke salon" mama Kara beranjak dan menepuk pundak Kara.
"Ha? Salon? Ngapain? Emang mau ada acara apa?"
"Kamu gak inget? Kata nak Ardian nanti malam kamu akan datang ke pestanya. Kamu bakal jadi tamu istimewanya." Ucap mama lembut. Kara berbinar mendengar dirinya akan menjadi tamu istimewa Ardian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complexity Love (Possesif)
Teen Fiction(Oct. 7) "Jangan sentuh gue!" Kara memberontak saat Gio and the geng mencekal pergelangan tangannya. "Jual mahal nih! Mau berapa sih emangnya?" tanya salah satu cowok. "Jangan sembarangan!" Kara menangis saat dirinya dibawa pergi ketiga cowok itu...