BTY 1 -- I Meet You

2.8K 99 0
                                    

Haii.... 

Bagi kamu yang menemukan cerita ini,  ini adalah Republish kedua kali. 

Kenapa di Republish terus? 

Karena greget, banyak lobang dal cerita ini yang harus di tambal supaya terasa lebih natural. 

Aku akan post setiap dua hari sekali. 

Kalau kamu ingin membaca lebih dulu, kamu bisa langsung ke Karyakarsa ya... 

Cari dengan akun yang sama yaitu Ronaboeja. 

Selamat Membaca... 

Happy Reading!!


Suasana restoran mulai ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana restoran mulai ramai. Candaan Ari yang menceritakan flashback cerita saat kuliah membuat tawa teman -teman yang hadir menjadi riuh.

"Lo masih ingat gak Man, saat ujian kalkulus dulu, lo di bantu Siska, mana yang di bantu lebih galak lagi, pake acara nodong jawaban segala. Untung gak ketahuan Pak Dirman kan?" Todong Ari ke Irman yang langsung diikuti derai tawa yang lain.

"Kan udah gua bayar utang budinya, bayarnya seumur hidup lagi." Spontan Irman berdiri sambil mengecup punggung tangan cewek yang duduk disebelahnya. Teman yang lain langsung riuh,

" Lo yang enak Man, bisa jadiin Siska istri lo, kalo buat Siska, gue yakin, musibah deh." Erna langsung menimpali.

Siska yang mendengar, langsung berdiri, memeluk Irman cepat. "Oh, No... kalian salah.. Irman itu anugrah terindah buat gue!"

Suitan teman yang lain membuat suasana restoran itu semakin riuh.

Beberapa pengunjung banyak yang melirik, bahkan melotot ke arah mereka. Tapi tampaknya tak ada yang peduli.

"Gak berasa ya, udah 12 tahun aja sejak kita tamat kuliah, perasaan masih kayak kemarin kita nongkrong bareng depan kampus, sekarang liat lo semua. Pada gendut, liat Denis tuh, siapa sangka dulu dia aktornya nge-gym."

"Itu tandanya gue makmur Na , buat cowok seusia kita, perut buncit itu menandakan kemapanan." Dennis menjawab kalem.

"Lo nya aja yang malas olahraga, coba lo liat Arvin tuh." Sinta yang duduk paling ujung langsung membalas.

Arvin yang dibicarakan memasang wajah sumringah. Siap siap melambung mendengar pujian Sinta.

"Biarin gue ndut gini, tapi kan punya istri yang sayang gue, daripada Arvin, di bilang ganteng, tapi makan sendiri, tidur sendiri, nyuci piring sendiri. " Denis tetap gak mau kalah.

"Sialan lo." Arvin yang kena skak mat langsung mengumpat kesal.

Teman yang lain bukannya diam, malah makin ramai berkomentar. Sasaran berikutnya langsung pindah ke Arvin. Ceracauan cewek-cewek langsung membahas status Arvin yang sekarang back to Single alias Duda.

Arvin yang jadi korban, langsung pasang strategi untuk kabur dari sana,

"Uhhukkk..uhhuukk...." Arvin pura pura terbatuk saat sedang minum,

Batuknya semakin mengeras dengan muka yang mulai merah,dengan aba aba tangannya, ia minta Desi yang duduk disebelah untuk menepuk pundaknya..

"Sorry guys, gue ke kamar mandi dulu." Arvin langsung berdiri tanpa menunggu persetujuan temannya yang lain.

Sesampainya di kamar mandi, Arvin tersenyum sendiri. Gak mungkin dia bisa tahan berlama lama diledek seperti itu. Sesaat kemudian, dia bingung, Gue ngapain di sini? Dia sama sekali gak punya "kepentingan" di dalam sini, dia hanya mengelak dari teman temannya.

Iseng Arvin mencuci tangan di wastafel. Matanya menatap lurus kearah wajah di cermin.

"Hei You...!!." Sapanya.

Benar kata Sinta. Wajahnya belum banyak berubah dibandingkan saat kuliah dulu. Hanya lekukan wajahnya mulai nampak tegas, dewasa. Di usianya yang sekarang masuk 35 tahun, kematangan nampak jelas terpancar disana. Bahunya tampak tegap.

Dipegangnya bagian perut. Membayangkan perutnya seperti perut Denis, Arvin tersenyum geli, No Way... kepalanya menggeleng cepat.

Tiba – tiba ucapan Denis menyentaknya.

"Makan sendiri, tidur sendiri.."

"Sial!!" Umpatnya pelan.

Ia memang kalah banyak dibanding Denis. Istri Denis terlihat sangat mencintainya, itu terlihat dari wallpaper ponselnya yang memperlihatkan dua orang putri yang cantik yang memancarkan aura kebahagiaan.

Sementara dia?

Rumah tangganya dengan Nisa berakhir sempurna setelah melalui perjalanan yang melelahkan.

Soal anak... Aarghh. Arvin mengeluarkan suara melenguh yang terdengar menyakitkan.

Semoga kamu tenang disana nak, desisnya.

Lama Arvin termenung sebelum akhirnya dia tersentak. Bergegas membasuh wajah, sekilas di usapnya rambutnya dengan tangan yang basah. Sudah terlalu lama dia berada di kamar mandi...

" Ayolah Vin, jarang banget lo hadir di reuni kayak gini. Jadi, bersenang senanglah." bisiknya pada diri sendiri.

Bergegas Arvin kembali ke teman-temannya, yang suara riuhnya hampir memenuhi seisi restoran tersebut.

Bersenanglah Vin, tertawalah, gembiralah, belum tentu besok besok bisa berkumpul seperti ini lagi dengan mereka.

Dengan penuh semangat Arvin berjalan, langkahnya bergegas menandakan dia tergesa.

Beberapa meter sebelum sampai ke tempat duduknya semula, seorang perempuan berjalan melewatinya.

Deg

Arvin berhenti melangkah. Memperhatikan si perempuan dengan langkah panjang yang terlihat tergesa sehingga tidak memperhatikan sekitar.

Arvin kembali melanjutkan langkah dengan lambat. Berusaha mengatur jarak sehingga ia berada beberapa langkah di belakang si perempuan. Tapi tak sejalan dengan jantungnya yang berdetak semakin kencang. Bertabuh keras seperti genderang.

Oh God, rutuknya dalam hati.

Ia ingin menyapa, tapi suaranya tidak bisa keluar.

Terlihat perempuan itu melambaikan tangan ke arah teman-teman reuni Arvin.

Langkahnya semakin cepat, dan.... tiba-tiba perempuan itu oleng, dia terpeleset.

Sekilas Arvin melihat ada air yang tergenang di lantai. Mungkin pelayan ceroboh meneteskan air dari minuman yang mereka bawa.

Dengan sigap Arvin menangkap tubuh itu.

"Aaaahhh.. " Terdengar pekikan kaget dari mulut si perempuan.

Arvin yang berada persis di belakang si perempuan menangkap tubuhnya dengan cepat. Tangan kanannya memeluk pinggang dan tangan kiri memegang bahunya.

"Astaghfirullahhaladzim!" bisik kaget si perempuan.

"Hati-hati." Desis Arvin pelan

Jarak mereka begitu dekat, sangat rapat.

Arvin bisa merasakan lekukan pinggang yang sekarang sedang dalam pelukannya. Arvin mengumpat dalam hati.

Si perempuan menolehkan wajah, dan..

"Hai....." Sapa Arvin kikuk.

===========  


With Luv' 

Ronaboeja 




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back To You  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang