01

98 17 6
                                    

"VIINNN!... "

Aku tersadar dari lamunanku,  karena teriakan itu..

"A-aah i-iya kenapa Rin,  ada apa?"

"Lo dengar gak si dari tadi aku ngomong apa? "

"Emm apa ya?  Ehehe aku tidak dengar.. Emang kamu ngomong apa?" kataku sambil tertawa tidak jelas

"Haiis...  Yasudahlah kalau kau tidak dengar,  lupakan saja, aku mau kekantin dulu . Kau mau iku-"

TAK!

"Aduuhh Riiin sakit tauu"

"Biarin..  Ilangin tu kebiasaan melamunnya gabagus" katanya sambil jalan keluar kelas.

Kemudian aku menyusulnya pergi..

Aku meletakkan kepalaku di atas meja kantin sambil menunggu pesanan datang.

"Vin lo kenapa sih melamun mulu dari tadi coba cerita"

.
.

"Nanti malam bulan purnama kan Rin"

"Oooh jadi gara-gara ini lo melamun terus dari tadi.  Ya ampun Vin ini bukan pertama kalinya loh semenjak kita pindah kesini,  kenapa lo masih mikirin hal itu setiap mau purnama."

"G-ga kenapa-kenapa sebenarnya,  tapi aku takut gimana reaksi temen-temen kalau tau kita bukan manusia."

"Mereka gabakalan tau,  lo gak usah takut, percaya deh sama aku."

Tak lama setelah kami selesai menghabiskan makanan, bel pulang sekolah berbunyi. Aku dan Rin segera kembali kekelas untuk mengambil tas lalu pulang.

***


Rin itu saudara kandungku,  dia lebih muda dari ku beberapa bulan. Kami berdua tinggal dalam satu rumah,  ya hanya kami berdua. Orang tua kami tidak disini, mereka tidak ada di negeri manusia,  mereka tinggal di tempat yang mana seharusnya kami tinggal. Kami berdua ingin mencoba hidup layaknya manusia biasa,  karena itu kami pindah kesini. 
Sudah 4 tahun sejak aku dan Rin tinggal di negeri manusia, entah kenapa aku masih saja takut ketika purnama tiba. Dan aku juga tidak tau hal apa yang ku takutkan.  Hanya saja ketika purnama aku selalu dilanda rasa takut.

Aku dan Rin dapat berubah wujud kapan saja,  tapi tidak sepenuhnya berubah menjadi wujud yang asli. Aku dan Rin hanya akan sepenuhnya berubah setiap malam bulan purnama. 

"Rin, malam ini kita pulang saja ya, entah kenapa malam purnama kali ini rasa takutku berbeda dengan sebelumnya"

"Hey.. Vin lo kenapa?  Ga biasanya lo kayak gini"

"Entahlah aku juga tidak tau,  kita pulang ya nanti malam.  Kita izin saja besok gamasuk sekolah"

"Oke baiklah "

***

"Ibu...  Ayah... Kami pulangg"

Tidak butuh waktu yang lama untuk pulang ke rumah, hanya tinggal melesat selama beberapa menit lalu sampai. 
Tempat ini tidak ada yang tau selain bangsa kami.  Ketika aku dan Rin sampai dirumah, wujudku dengannya sudah berubah.  Mata yang berwana biru dan mengeluarkan ekor.  Iya kami adalah manusia rubah,  setiap bulan purnama kami akan berubah seperti ini. 

"Vin.. Rin..  Kenapa kalian pulang? Besok kan kalian masih sekolah "

"Entahlah ibu, Vin mengajak aku untuk pulang karena rasa takutnya itu"

Aku hanya duduk diam mendengar apa yang dibicarakan oleh ibuku bersama Rin.

"Oiya ibu, dimana ayah? " tanyaku

"Ayah ada di ruangannya,  kenapa? "

"Tidak ibu tidak apa apa,  aku ingin menanyakan sesuatu padanya.  Daaa ibuu" jawabku lalu lari keruangan ayahku.

-Tok Tok Tok-

Aku masuk kedalam ruangan nya tapi aku tidak menemukan ayahku didalam sana. 

"Ayahh.. Vin pulangg"

Seet..

"Iih ayah kaget tauuu,  ayah jangan melesat kalau cuma di dalam rumah" omelku pada ayahku

"Hahaha begitu saja kaget" kata ayah ku sambil tertawa

"Iih apaan sih ayah gaada yang lucu tau.  Eh ayah Vin mau nanya"

"Tanya apa?"

"Ayah tau kan tentang rasa takut Vin setiap malam bulan purnama,  rasa takut Vin hari ini berbeda dari yang sebelumnya ayah. Dan juga kenapa hanya Vin yang merasakannya, kenapa Rin tidak?"

"Vin, akan ada suatu hal yang .. "

"AYAH ADA YANG MENCARI AYAHH!!"  teriak Rin dari luar ruangan. 

"Vin nanti kita lanjutkan lagi ya nak" kata ayahku lalu pergi keluar.

Ayahku adalah seorang ketua dari bangsa kami lebih tepatnya seorang Raja, jadi tidak heran jika malam - malam seperti ini ada yang mencarinya.

.
.
.












This is my first story :)
Typo bertebaran harap maklum yaa

Jangan lupa vote dan komen

Love From DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang