I Need A Help
Lee Jeno"Haknyeon, bolehkah aku meminta bagianmu?" jelas Juyeon. Haknyeon si pria yang mengantarkan daging itu memberikan sebagian dagingnya kepada Juyeon.
Juyeon memakan dagingnya lahap sekali. Sekali lagi aku mau muntah. Dan kemudian Younghoon tidak salah si pria mullet itu memberikanku minum berupa air putih. Aku menerimanya dan Younghoon pun kembali bergabung bersama mereka.
Kami duduk menjauhi mereka yang berbaur dengan Renjun. Jaemin membuka bukunya lagi dan sejenak melirik ke arah mereka.
"Tekun banget baca bukunya. Situasi kita genting loh Jaem," ucapku. Jaemin menatapku seakan tak percaya dengan kata kataku.
"Pusing lu? Mau gua kasih bawang putih lagi?" tanya Jaemin. Aku heran dan menggelengkan kepalaku.
Jaemin menyerahkan buku yang sedang dibacanya kepadaku. Buku itu terbuka lebar dimana aku baca halaman yang ditujukan dengan judul atas vampir.
"How to kill a vampire." tuturku. Jaemin dengan segera membekap mulutku. Dia menyuruhku untuk membaca bukunya lagi. Dan Jaemin juga berjaga jaga siapa yang mengawasi mereka.
Aku tidak bersuara membaca buku tersebut. Tapi mataku membulat setelah baca panduan membunuh vampir.
1. Serbui dia dengan segala kelemahanya yang berupa bawang putih, air suci, sinar matahari, dan darah suci. Cara ini belum bisa membinasakan vampir, tapi kalian terlindung dari serangan mereka.
2. Jika tidak ada bahan bahan disana, tusuklah dia dengan kayu jati.
3. Jika kau tidak punya kayu jati, maka bakar dia hidup hidup atau penggal kepalanya.
4. Cara keempat ini tidak sepenuhnya membunuh seorang vampir. Tapi cara ini bisa menunda pemulihan mereka kembali. Biasanya pemulihan dengan cara ini memakan waktu dua jam.
Caranya adalah mencabut jantung mereka.
Mungkin dengan waktu dua jam kalian bisa lari menjauhi si vampir.
"Ngapain lu nyuruh gua baca buku ini?" tanyaku ke Jaemin. Jaemin langsung menyentil kepalaku dan dia bahkan tidak meminta maaf kepadaku.
Apa yang terjadi dengan si brengsek ini.
"Sadar ga sih lu mereka itu mirip banget sama vampir?" tanya Jaemin. Aku mulai merenungkan apa yang terjadi selama kami di desa ini.
Ternyata aku sadar bahwa mereka vampir.
"Lu memang obsesi sama vampir atau gimana? Kok bawa buku ini kemana mana." ucapku. Mungkin Jaemin adalah pemburu vampir jadi aku bisa melindungi diriku dari vampir.
"Cewe gua jurusan bahasa. Jadi gua bantuin dia buat literasi."
"Tapi kok buku vampir?"
"Awalnya buku novel Twilight. Tapi Hwall bilang kalau buku dia sama Minju ketukar. Jadi Minju bilang kalau bukunya ada sama gua. Yaudah kami tukeran." jelas Jaemin.
"Ga nyangka ternyata buku ini berguna." sambungnya lagi sambil meraba buku tersebut. Apakah aku harus berterima kasih dengan Hwall saat ini juga, karena jika tidak ada dia, maka Jaemin mungkin dihasut dengan vampir lainya.
"Tapi, kenapa lu punya bawang putih di tas?" tanyaku lagi. Jaemin tidak bepikir apapun dan bahkan dia langsung menjawab pertanyaanku.
"Karena itu anjuran nenek gua kalau gua muntah. Kan udah gua bilang sama lu," ucap Jaemin. Memang bawang putih serta buku adalah suatu kebetulan yang luar biasa.
Setidaknya dengan adanya bawang putih, kami terlindung dari serangan vampir brengsek tersebut.
"Tapi kan Jaem, biasanya vampir kan butuh mate ataupun pengantin. Kok disini ga ada cewe sama sekali ya?" tanyaku heran. Aku menonton film twilight dan aku melihat Edward si vampir bertemu dengan pengantinya.
Sungguh film yang payah.
"Mana tau gua anjing, gua aja baru tau tentang realita vampir setelah baca bukunya," jelas Jaemin.
"Bukanya lu suka vampir ya?" tanyaku lagi. Anak ini memang banyak membaca buku fantasi. Pemikiranku tentang fantasi hanyalah Zombie, Vampir, dan lain-lain.
Kami melihat vampir vampir itu tertawa selain si setan merah. Dia menatap kami berdua sambil memunculkan gigi taringnya. Aku kembali memalingkan pandanganku dan berbicara kembali kepada Jaemin.
"Gua rasa yang ngejar kita tadi itu Sunwoo, makhluk itu punya tattoo sayap dibelakang punggungnya Jaem. Dan punggungnya juga berdarah. Sama kaya Sunwoo." jelasku dengan nada yang pelan. Mungkin dengan nada sepelan ini, hanya Jaemin yang bisa mendengarnya.
"Lah, bukan tattoo sayap di pergelangan tangan? Hyunjae ga sih yang nyerang kita," ucap Jaemin.
Tidak, mataku tidak salah. Makhluk itu mempunyai tattoo di punggungnya yang menyerupai tattoo Sunwoo.
"Bukan Jaem!" bentakku. Aku tidak mungkin salah. Mataku belum minus.
"Benar Jen!"
"Kalian berdua memang benar." jelas seseorang yang berjalan ke arah kami. Tidak, aku tidak mengenal vampir brengsek ini. wajahnya sangat kecil dan dia pucat.
Berbeda dengan Sunwoo, Juyeon, dan Hyunjae.
"Maksudnya?" tanya Jaemin. Aku ngeri melihat vampir ini. Bisa saja dia bisa mendengar kata kata kami dan membocorkanya kepada vampir yang tertawa bersama Renjun yang membuat hidup kami jadi malapetaka.
"Kalian benar tentang vampir, makhluk yang ngejar kalian juga bukan satu orang." ucapnya. Dia tidak menyeringai ataupun tersenyum.
Dia malah menatap kami serius seakan kami ingin memberikan pertanyaan kepadanya.
"Lalu, kenapa anda ga nerkam kami? Atau jadiin kami makanan?" tanyaku. Barulah pria itu berdecak dan badanya dimajukan agar kami bisa mendengarnya secara seksama.
"Gua ga jahat. Gua juga ga baik. Gua netral. Perkenalkan nama gua Chanhee, bisa dipanggil New." jelasnya. Kami dengan canggung menjabat tanganya. Tapi diantara semuanya, hanya Chanhee lah yang membuat diriku merasa aman disini.
"Hati hati dengan yang berambut merah." ucap Chanhee. Kami melihat ke arah Sunwoo kembali. Sialan, pria itu masih saja melihat kami.
Chanhee menyapa Sunwoo dan kurasa Sunwoo menatapnya kembali.
"Dia yang paling berbahaya." jelas Chanhee kembali. Menurutku itu bukan info yang baru, karena semenjak aku kesini, hanya dialah yang membuatku ingin muntah dan bahkan melewati ketakutan terbesarku.
"Permisi, gimana sama ban mobil kami?" tanya Jaemin. Aku sejenak lupa alasan kami kesini. Ban kami bocor dan kami butuh ban pengganti yang sampai sekarang belum dapat juga.
"Gua ga tau tentang ban kalian. Tapi kalian harus berhati-hati." ucapnya. Dia kemudian berdiri dan menyapa yang lainya selain Sunwoo.
Aku dan Jaemin tatap tatapan. Bagaimana bisa kami selamat jika senjata kami hanya bawang putih yang ada di tas Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreams Inferno ✔️
TerrorKe empat remaja dimana ban mobil mereka bocor yang membuat mereka bertemu dengan sebuah desa. Mereka di beri bala bantuan kepada desa desanya. Tapi, yang keempat remaja itu tidak tau. Desa itu penuh dengan vampir. Caution : Cerita ini agak sadis ata...