2

5K 245 2
                                    

Rencana kepulangan Daniel segera disampaikan kepada Raja John dan Ratu Julia. Sebenarnya mereka merasa berat untuk kembali berpisah dengan Lily. Masih ingin bersama putrinya. Tapi mereka tahu perjanjian pernikahan Lily dan Daniel harus dilakukan, terutama karena usia Lily sudah memenuhi syarat untuk menikah. Mereka juga percaya dengan terjadinya pernikahan ini, Lily akan terhindar dari kejaran Raja Ragnar, dan perdamaian serta kerja sama baik akan terjalin di antara dua kerajaan. Membuat mereka semakin makmur dan kuat.

Istana pun mulai disibukkan dengan persiapan kepergian Lily serta sang pangeran. Gaun mulai dibereskan dan dimasukkan ke dalam peti. Berikut dengan perhiasan dan sepatu milik Lily. Kereta kuda mulai dibersihkan agar bisa membawa peti berisi barang milik Lily. Gaun berkuda dan gaun lainnya di simpan dalam peti berbeda untuk selama dalam perjalanan nanti. Para prajurit mulai bersiap. Perbekalan pun disiapkan oleh pihak dapur.

Lily belum pernah melihat persiapan sebesar ini untuk suatu perjalanan. Saat ia masih bersama Tom, ia jarang bepergian jauh mengingat Tom begitu mengekangnya. Hanya pada saat ia dibawa pergi ke Torne pertama kali dan saat itu pun barang yang dibawa sangat sedikit. Ia hanya memiliki gaun sederhana dalam jumlah sedikit.

Pagi hari, sebelum sarapan dan perjalanan di mulai, Lily menyelinap keluar dari kamarnya. Ia mengenakan jubah dan memakai tudung kepala. Perlahan ia berjalan menuruni tangga. Menuju pintu keluar.

"Aku akan kembali."gumam Lily saat prajurit menatapnya dengan heran. Ia tahu pria itu pasti mengira Lily akan kabur lagi. Tapi tidak. Lily tidak memiliki niat untuk melarikan diri lagi.

Prajurit hanya mengangguk dan membukakan pintu. Membiarkan Lily keluar sendiri. Lily segera menuruni tangga dan berjalan di atas tanah yang masih basah karena embun. Ia merapatkan jubah merasakan hawa pagi yang masih dingin. Bergegas melangkah ke arah yang ia tuju.

Beberapa menit kemudian Lily sampai di tujuannya. Ia berhenti menunduk menatap gundukan tanah di bawahnya. Perlahan Lily berlutut. Menyentuh nisan Thomas yang dingin dan keras.

"Thomas...."bisiknya. "Aku merindukanmu..."

Jari Lily menyentuh nama pria yang selalu ada di hatinya. Air mata menitik jatuh di pipinya.

"Thomas. Aku harus pergi. Bersama pangeran Daniel. Aku masih ingat dengan ucapanmu. Aku akan berusaha menjadi ratu. Meski aku tak yakin tapi aku akan berusaha. Kuharap kau bisa melihatku dari atas sana."gumam Lily seraya mendongak menatap langit dengan nuansa orange dan kuning. Menatap matahari mulai terbit.

Lily tersenyum. Seakan Thomas sedang menatap dari atas dengan tersenyum.

"Aku harus pergi. Sampai jumpa, Thomas, cintaku."bisik Lily membelai nisan Thomas dan beranjak berdiri. Menatapnya beberapa lama sebelum membalikkan badan kembali menuju istana.

Langkahnya terhenti dan ia nyaris terlonjak kaget melihat orang berdiri di belakangnya. Sedetik kemudian ia menarik napas lega. "Jacob....kau membuatku kaget...."

Jacob meringis dan mendekat. "Maafkan aku. Aku melihatmu keluar. Lalu kuputuskan untuk mengikutimu. Maaf...."

"Tidak apa. Apa kau takut aku akan kabur lagi?"

Jacob tersenyum. "Ya dan tidak. Hanya berjaga-jaga. Aku tak ingin Raja Ragnar kembali berulah."

"Terima kasih atas perhatianmu, Jacob."Ujar Lily tersenyum lalu melangkah kembali bersama Jacob

"Sudah menjadi tugasku, tuan putri."ujar Jacob berhenti sesaat dan membungkuk padanya.

"Oh Jacob, bukankah sudah kukatakan untuk tidak bersikap seperti itu padaku."protes Lily

Jacob menegakkan tubuhnya lagi dan meringis. "Selama ini aku selalu menganggapmu temanku. Ijinkan hari ini saja aku menghargaimu sebagai tuan putri. Hanya hari ini. Karena kau akan menjadi seorang ratu nanti."

Queen Lily (Princess Series #3) (Tamat)  cetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang