6 - Yes, We Are Lunatic (part I)

1.2K 200 57
                                    

Happy reading^^

.

.

.

.

Buku-buku, film, novel, karya sastra yang dijejalkan ke otak kita selalu menggambarkan pria sebagai makhluk superior yang tidak punya hati dan tidak pernah dirundung penyakit hati. Mereka kuat sekali, mereka duduk di atas kuda yang gagah dan tampak sangat perkasa mengenggam tombak, memimpin 100.000 perajut, menorehkan sejarah, memimpin peperangan yang kisahnya malang-melintang di Internet.

Coba kita lempar dulu semua bayangan itu dari kepala, karena malam ini, ada satu makhluk superior yang sudi menampakkan 'area terlarang' secara gratis, sisi rapuhnya, cuma-cuma, untuk kalian. 

Dan orang itu Jeon Jungkook.

Dia membuka pintu bukan dalam mode gagah layaknya ksatria. Tidak, dia membuka pintu dalam mode pria biasa yang pikirannya dihantui rasa takut. Takut apa yang terjadi di hari esok. Takut ketika bangun pagi yang dia temui adalah... kehampaan yang sama. Sofa berlapis bulu dan bantal mahal yang ada di sana itu, bukan sesuatu yang bisa dia banggakan sampai tua. Terus apa lagi? Perapian yang bisa dinyalakan dengan remote control? Pada akhirnya semua benda-benda mahal ini tidak akan menikahi Jungkook. Dia tidak mungkin hidup bahagia bersama lampu tidur ukuran medium kemudian membuat anak-anak yang lucu bersama... 

Dia juga tidak mungkin piknik dengan TV Plasma 42 inch lalu makan roti bagel sambil tidur-tiduran di rumput memandangi bintang-bintang.

Jungkook melepas dan melempar jasnya sembarangan, tas ransel dari pundaknya merosot ke lantai, dia melangkah keluar dari sepatu, menendangnya secara asal, kemudian sambil membuka dua kancing atas, dia melangkah ke dapur. Mencari-cari apa masih ada kaleng bir yang tersisa.

No.

Nihil.

Jungkook berdecak malas, mengacak-acak kepalanya lalu membanting pintu kulkasnya dengan ayunan tangan agak lebih keras dari kemarin.

R.I.P Kulkas.

Jungkook merogoh ponsel dari saku celana, ingin menyutuh Yugyeom kemari, namun ibu jarinya berhenti di nama Park Jimin. Kontak yang paling dia harapkan... orang yang paling dia harapkan kabarnya saat ini.

Mengetik "Hai" bahkan terlalu berat. Padahal itu simpel sekali.

Hai.

H-A-I.

Cuma tiga huruf dari susunan abjad. Gampang kan? Tinggal diketik lalu kirim.

Kita semua sudah diajari cara membaca dan menulis jauh sebelum ponsel ditemukan. Tapi malam ini Jungkook mendadak jadi bodoh. Lupa cara mengetik "Hai". Jungkook tidak yakin apa yang akan terjadi setelah dia mengetik "Hai". Apa Jimin masih mau membalasnya? Kenapa dia harus ikut merasa bersalah? Kenapa wanita begitu sulit dimengerti? Sial. Mereka seperti kotak pandora yang tiap kali diintip isinya berubah-ubah dalam sekejap. Pertamanya bayi panda, lalu sedetik kemudian singa.

Jam. Oh iya, jam berapa sekarang? 

Bukan berarti Jungkook peduli. Toh jam berapa pun tidak ada bedanya bagi Jungkook. Mau pagi, siang, malam, tidak penting. Dia biasa bertukar lelucon norak dengan Yugyeom sampai jam 4 subuh jika dirinya bosan berkutat di depan laptop. 

Isn't He Handsome? [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang