Soojin penasaran dengan anak pemilik kafe tempat dia bekerja. Kesan pertama darinya memang dingin. Tapi entah kenapa, kata itu hancur begitu saja setelah ia melihat senyuman Jungkook yang pria itu lemparkan padanya.
Tanpa pikir panjang, dia membuka peramban pada ponselnya dan mengetik nama lengkap Jungkook. Seingatnya, Nyonya Jeon pernah menceritakan sedikit tentang anaknya. Detik itu juga, Soojin tersedak karena baru saja membaca halaman web yang berisi data diri Jeon Jungkook sebagai CEO dari salah satu perusahaan terbesar di Seoul.
"Wow. Beruntung sekali Nyonya Jeon," gumam Soojin sambil menggerakkan jarinya untuk menggeser halaman web itu semakin ke bawah.
Ada beberapa kalimat yang membuat napasnya terhenti.
CEO JJ Group ini terkenal dengan aura dinginnya. Namun, pria berusia dua puluh tujuh tahun ini tegas dan juga berwibawa.
Dalam hati, Soojin membenarkan kesan pertamanya yang telah hancur.
Soojin mengeluh saat mendengar suara cacing yang meraung dalam perutnya. Dia berhenti sejenak dari kegiatan stalker-nya dan meluncur menuju dapur. Alangkah terkejutnya Soojin karena persediaan makanannya tidak ada yang tersisa.
Tunggu.
Soojin merasakan ada yang janggal.
"Bukannya dua hari yang lalu aku sudah berbelanja?"
Soojin mulai memutar otaknya. Saat itu, dia pulang dari sekolah, mengganti pakaiannya, dan membawa beberapa lembar uang untuk berbelanja. Lalu, Soojin pulang dengan menenteng sekantung plastik ukuran sedang. Esoknya---
"Ah, yang benar saja," gerutu Soojin. "Kenapa juga aku menitipkan kunci rumahku pada tetangga sebelah?"
Ya, selama ini Soojin menitipkan kunci rumahnya pada tetangga sebelah rumahnya. Dia tidak memperkirakan ini terjadi. Lain kali, Soojin akan membawa kunci rumahnya kemana pun dia pergi.
"Ramen lagi?"
***
Jungkook melangkahkan kakinya ke dalam lobi kantor perusahaannya. Orang-orang yang sibuk berlalu-lalang sontak berhenti dan menundukkan kepalanya, pertanda hormat untuk menyambut kedatangan CEO perusahaan mereka. Namun yang dihormati hanya melirik sekilas dan mempercepat langkahnya menuju ruang pibadinya.
Orang-orang yang mendapat tanggapan singkat dari sang CEO bergidik ngeri. Beberapa dari mereka menangkap wajah datar Jungkook dan beberapa lainnya ada yang merasakan aura dinginnya. Meskipun ada yang sudah lama bekerja di JJ Group, mereka masih dalam tahap penyesuaian. Yah, menyesuaikan diri agar betah untuk tetap bekerja di JJ Group.
"Yerim-ssi, apa--"
Bugh!
"Jeon Jungkook, bisakah kau tidak berbicara formal padaku?"
Jungkook mengelus lehernya. Dia baru saja mendapatkan pukulan yang mengenai tengkuknya. "Oke, aku minta maaf karena berbicara formal padamu, Kim Yerim."
Wanita yang memukulnya, Yerim memutar matanya dengan malas. Dia memberikan map putihnya pada Jungkook. "Kenapa kau menyuruhku untuk mencari data diri seorang gadis?"
Jungkook mengerjap sebelum membuka map. "Oh, tidak apa-apa."
Yerim memincingkan matanya. "Jangan bilang kalau--"
"Haish!!" Jungkook hampir memukul mulut Yerim dengan map putih yang dipegangnya. "Aku masih belum tahu ke depannya."
Yerim tergelak. "Wah, kau serius akan melakukannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] C. Daddy - S. Babygirl
Novela Juvenil[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] C. Daddy [Cold Daddy] S. Babygirl [Shy Babygirl] Im Soojin -Adik kelas Jiyeon dan Hyera- tidak pernah merasakan pelukan hangat dari orang tuanya yang sudah lama meninggalkannya ke surga. Dia kira, dengan data...