1. Tantangan

65 4 2
                                    

"Jangan sedih gitu dong, Claire. Gue nanti jadi ikut sedih liat lo gini. Naik ke kelas 2 SMA itu masih lama dan kita semua ga mungkin berpisah gitu aja, jadi lo ga usah mikir yang aneh-aneh," ucap Kim dengan santai.

"Bukannya gitu, gue kan takut kehilangan sahabat-sahabat sebaik kalian apalagi kalo kalian udah pada sibuk sendiri gue jadi sendirian deh," ujar Claire sambil menyeka ujung matanya.

"Gue bosen nontonin drama kalian. Gue mau beli minuman dulu, kalian mau nitip ga?" sahut Bella berinisiatif.

"Kebiasaan ah lo, Bel, ngga asik!" keluh Kim dan Claire bersamaan.

Bella memang orangnya cuek dan gampang bosan apalagi dengan pembahasan Kim dan Claire yang melulu tentang kelanjutan hubungan persahabatan mereka setelah naik ke kelas 2 SMA yang jelas-jelas tidak ada masalah.

Bella sebenarnya baik hati namun terkadang tak semua orang bisa memahami cara penyampaian ketulusan hati seorang Abella Merlion.

"Hehe maafin gue, jangan ngambek dong para calon anggota teater sekolah. Gue beli minuman dulu, sambil nyari cogan buat jadi gebetan gue. Gue gamau kalah sama kalian yang udah taken semua, tungguin ya," ucap Bella lalu meninggalkan Claire dan Kim.

"Tuh Bella bisa aja bikin gue ga bisa marah sama dia," kata Claire pada Kim.

"Emang sahabat kita yang satu itu antik," sahut Kim hingga membuat keduanya tertawa bersama.

***

"Hai, Bella."

Sapaan itu membuat Bella terkejut hingga hampir saja minuman yang baru saja dia terima terjatuh.

"Anjir ngagetin aja. Minggir lo!" jawab Bella dengan ketus.

"Emang bener kata semua orang kalo lo itu judesnya ga ketulungan," kata cowo yang dianggap Bella misterius dengan sedikit mengulas senyuman di wajahnya.

Cowo ini manis juga kalo senyum.

"Gue ga kenal lo siapa jadi, sorry gue mau pergi, gue sibuk," jawab Bella berusaha menghindar dari cowo itu.

"Sebelum lo pergi lo harus tau satu hal, Bel. Setahun terakhir ini gue cari tahu semua hal tentang lo. Lo harusnya tau itu. Gue ga terima lo mainin banyak cowo termasuk temen gue mentang-mentang lo terkenal. Lo cuman jadiin mereka pelampiasan kebosenan hari-hari lo. Pertemuan kita kali ini harus lo inget karena secepatnya gue bakal buat lo luluh sama gue."

Sontak Bella kaget bukan main seusai mendengar perkataan 'cowo misterius' itu. Memang benar sebagai anak tunggal, Bella kesepian dan gampang bosan. Soal mainin banyak cowo itu merupakan privacy yang bahkan kedua sahabatnya pun tidak tahu.

"Lo sebenernya siapa sih, nuduh-nuduh gue kayak gitu, hah?" balas Bella karena tidak terima.

"Gue temen dari cowo-cowo yang pernah lo sakitin. Nama gue Mel.." ucapan cowo itu terhenti karena ada orang yang ga sengaja nubruk Bella sampai saat ini jarak antara muka Bella dan muka 'cowo misterius' itu tinggal sejengkal.

Tatapan ini, sepasang mata ini ga asing buat gue, batin Bella.

Lantas Bella langsung mendorong tubuh cowo tersebut dan memakinya,

"Jangan modus lo, ya, sengaja mau peluk gue terus, hmm Mel?"

A Magnificent JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang