4

1.2K 217 7
                                    

Pagi ini (Name) hanya bisa menunggu hingga ibunya datang untuk merawatnya. Terkadang ia juga sering menyalahkan dirinya yang tak berguna ini. Ia takut jika ia melihat kembali, kilatan tentang kejadian itu akan terjadi lagi.

Suara pintu terbuka membuat (Name) menegakkan tubuhnya, setelah beberapa saat hening ternyata itu adalah ibunya.

"(Name)-chan, okaa-san membawamu makanan," suara lembut ibunya membuat ketakutannya hilang.

"Mmm, baunya harum."

"Baiklah, okaa-san suapi, ya."

"Tentu saja, okaa-san."

(Name) menerima suapan pertama, ia mengunyahnya, lidahnya mulai merasakan masakan apa yang dibuat ibu hari ini.

"Sup Tofu?"

"Tebakanmu benar, (Name)-chan."

Tidak biasanya ibunya membuat sup tofu, terakhir kali ibunya membuatkannya untuk Akashi pada saat Akashi berkunjung ke rumah. Tunggu, kenapa (Name) memikirkan Akashi lagi?

"Okaa-san, kapan aku bisa pulang dari rumah sakit?"

"Empat hari lagi, (Name)-chan. Bersabar, ya." (Name) mengangguk mendengar perkataan ibunya, "dan (Name)-chan apakah kau yakin tidak mau membuka perban itu?"

(Name) menggeleng lemah, ia memegang perbannya lalu berkata, "aku takut, okaa-san. Aku tidak mau membukanya."

"Ya sudah, okaa-san tak akan memaksa."

(Name) merasakan usapan di kepalanya dan turun ke pipinya, tetapi ada yang beda dari usapan ini. Tidak seperti ibunya. Lalu, ia mendengar juga isakan kecil yang pasti dari ibunya. Tentu saja, siapa lagi yang berada di ruangan ini?

𝐒𝐚𝐜𝐫𝐢𝐟𝐢𝐜𝐞 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang