'Usaha apapun yang akan lo lakuin untuk bisa ngedeketin gue dan Meyra. Itu gaakan pernah bisa merubah perasaan gue ke lo, sedikitpun Cha.' - Alden.
Happy Reading...
Rasanya Allesha ingin sekali memutar ulang waktu, agar hal ini tidak terjadi. Karena Allesha tau betul bahwa Meyra itu orangnya terlalu panik, tidak se-santai dirinya. Ia mengelus-elus punggung Meyra.
"Lo percaya sama gue, dia gaakan tau. Sekali lagi gue tegesin dia gaakan tau dan gaakan denger. Oke, sekarang lo tenang. Dan jangan ganggu gue makan lagi, kan lo tau? kalau gue lagi enak-enak'nya makan terus ada yang ganggu, gue bisa aja jadiin si pengganggu itu sebagai santapan gue selanjutnya. Dan gue gayakin kalau emang lo mau bakal gue jadiin santapan selanjutnya, jadi jangan ganggu gue." Jelas Allesha dengan nada suara lembut, dan halus namun terdengar sangat menakut'kan.
Meyra bergidik ngeri mendengar suara lembut, tapi dengan arti menakutkan di setiap kata nya. Ia hanya menganggukan kepalanya menurut, dan tidak ingin menganggu Allesha lagi. Sebab, Meyra masih ingin hidup dan tidak ingin mati karena menjadi santapan. Allesha berhasil menenangkan Meyra, ia tersenyum senang. Tidak lama setelah itu bel tanda pelajaran pertama sudah berbunyi. Walikelas XII-IPA 2 Bu Lucy, masuk kedalam kelas.
"Selamat pagi Anak-anak." Sapa Bu Lucy kepada anak murid'nya.
"Pagi bu.." Jawab mereka serempak.
"Ibu hanya mau menyampaikan bahwa kelas kalian ini akan kedatangan murid bar---" Belum juga Bu Lucy menyelesaikan pembicaraan, tiba-tiba seluruh murid perempuan dikelas berteriak kesenangan, kecuali Allesha.
"Yess!!! Yuhuuuu." Bu Lucy menggebrak papan tulis menggunakan penggaris kayu panjang yang ada dibelakang tubuhnya, Guru itu memang selalu membawa penggaris kayu panjang.
"Ibu belum selesai berbicara, tidak sopan sekali kalian!" Omel Bu Lucy kepada anak murid perempuan'nya. Disertai dengan sorakkan para murid laki-laki. "Tauuu, huuuuuuu."
"Sudah diam. Gavin silahkan masuk." Seseorang yang dipanggil Gavin itu, langsung masuk kedalam kelas. Gavin tersenyum kearah murid kelas XII-IPA2, yang langsung membuat para perempuan berteriak histeris.
"Gila Sha!! gue kira dia bukan masuk kelas sini. Yatuhan Sha, nikmat mana lagi yang akan kau dustakan. Berati, selain Alden, populasi cogan disekolah kita akan bertambah." Ucap Meyra dengan bersemangat, tetapi agak sedikit memelankan kata 'Alden.'
Allesha yang mendengar celotehan heboh Meyra hanya memutar kedua bolamatanya, jengah. Menurut Allesha
Gavin itu tidak ganteng-ganteng amat.'Standar lah, masih gantengan juga Papah gue.' -Batin Allesha
"Gavin, silahkan perkenal'kan diri kamu." Ucap Bu Lucy.
"Hai, nama saya Gavin Mahendra, biasa dipanggil Gavin. Dan saya pindahan dari SMA Pelita Jaya. Salam kenal untuk kalian." Setelah Gavin memperkenalkan dirinya, tiba-tiba ada salah satu murid perempuan menyeletuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Real Happiness
Teen FictionAlden dan Allesha sudah berteman sejak mereka masih kecil. Namun siapa sangka, jika salah satu dari mereka menyimpan rasa yang lebih. Rasa ingin memiliki dan rasa yang lebih dari hanya sekedar sahabat. Alden sangat menutupi perasaan nya rapat-rapat...