3.5

524 68 1
                                    

"Byun Baekhyun-ssi?"

Dia menatap pria di hadapannya ketika namanya dipanggil.

"Bagaimana kabar anda? Apakah semuanya menjadi lebih baik?"

Tidak.

Dia tidak menjawab pertanyaan itu. Dia malah mengalihkan pandangannya ke luar jendela yang ada di ruangan itu.

Pria itu pun mengikuti arah pandanganya dan tersenyum tipis.

"Cuaca yang sangat indah bukan?"

Dia menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan.

Terlalu menyilaukan.

Dan dia tidak menyukainya.

Park Chanyeol melihat gelengan yang dibuat oleh perempuan itu. Dia memutar tubuhnya untuk menghadap perempuan itu kembali dan sedikit memajukan tubuhnya di atas meja.

"Apa yang telah terjadi sejak anda terakhir disini?"

Dia mengalihkan pandangannya dan menatap pria itu.

"Aku -" Chanyeol mengangguk, meyakinkan perempuan itu untuk melanjutkan perkataannya. "Aku merindukan seseorang."

Chanyeol mengangguk dan tak mengatakan apapun, membiarkan dia untuk melanjutkan perkataannya.

"Aku merindukan kekasihku."

"Aku sangat merindukannya."

"Aku ingin dia disini, memelukku dan menenangkanku."

"Mengusap rambutku dengan lembut."

"Aku ingin dia disini." perempuan itu mulai menangis, kepalanya menunduk rendah.

Park Chanyeol meraih kotak tissue yang ada di mejanya dan memberikannya pada perempuan itu. Namun perempuan itu tak mengambil dan terus menangis membiarkan air matanya jatuh bercucuran begitu saja.

"Aku sangat merindukannya."

"Kenapa tidak kamu menemuinya langsung?"

Dia tidak menjawab.

Perempuan itu tak menjawab pertanyaannya langsung.

Ada jeda cukup lama ketika perempuan itu akhirnya menjawab.

"Aku sudah melakukannya." jawabnya. "Namun dia tak melakukan apa yang aku inginkan." kemudian dia tersenyum tipis dan menambahkan perkataannya, "Mungkin sekali?"

"Sudah berapa lama kalian berhubungan?"

Dia tersenyum tipis diantara air matanya yang terus jatuh ketika mendengar pertanyaan itu. "Dua belas tahun."

"Wow, suduh cukup lama juga ternyata."

Dia hanya mengangguk.

"Kenapa kamu tidak memintanya saja padanya?"

Air matanya sudah berhenti mengalir, namun masih ada bekasnya. Chanyeol mengambil dua lembar tissue kemudian menghapus jejak air mata yang ada di wajah perempuan itu.

"Aku tidak bisa."

"Kenapa tidak bisa?"

Dia mengangkat kepalanya dan mata mereka bertemu.

"Karena tidak ada yang mengetahuinya-"

"Bahwa kami berpacaran ataupun berhubungan."

"Karena hanya kami berdua yang tahu."

"Dan sekarang, dia melupakannya."

"Dia melupakan semuanya."

Lies Made By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang