1. Pertemuan
18 April 1999 pukul 21.00 WIB
Setelah perut Jacki terisi penuh makanan di warteg bu Inem, ia melanjutkan perjalanannya mencari penginapan dengan berjalan kaki. Malam yang semakin larut harus diwaspadai oleh Jacki. Ibukota tidak dapat terlepas dengan orang-orang jahatnya yang beraksi dimalam hari. Walaupun malam, udara disini terasa begitu panas.
Beberapa menit kemudian, Jacki melewati sebuah gang kecil yang gelap gulita dan sepi. Jacki memberanikan diri melewati jalan itu seorang diri dengan hati-hati. Ditengah perjalanan melewati gang itu, terdengar suara beberapa orang yang sedang berbisik-bisik. Jacki tetap melangkahkan kakinya terus kedepan dengan menambah laju kecepatannya.
Benar saja dugaan Jacki, orang-orang yang sedang berada dibelakangnya mengincar barang bawaannya. Secepat mungkin Jacki berlari untuk menjauhi orang-orang itu. Dugaan Jacki kurang tepat jika dirinya sudah merasa aman dari orang-orang itu. Ternyata ada tiga orang preman yang ingin merampok Jacki. Sekuat tenaga Jacki berusaha untuk melawannya. Tapi apa daya, ketiga preman ini main kroyokan untuk menghajar Jacki.
Ketua preman itu memperkenalkan diri kepada Jacki yang sudah tergeletak ditengah jalan gang sepi itu. Untungnya preman-preman ini tidak sempat mengeluarkan senjata tajam untuk menyerang Jacki. Seluruh tubuh Jacki memar dan babak belur. Semua barang bawaannya seperti: handphone, surat-surat lamaran, ijazah STM, dompet berisi uang, KTP, dan sebagainya telah raib dirampas perampok ini.
"Dengarkan saya baik-baik, Jakarta itu kota yang ganas, orang-orang seperti kami banyak yang berkeliaran dimalam hari seperti ini" jelas salah satu anggota preman.
"Betul itu, masih baik hati kami tidak menghabisimu wahai pemuda" sahut anggota preman yang kedua.
"Saya adalah pemimpin dari kelompok ini, perkenalkan nama saya preman Bandit" jawab sang ketua preman. "kedua preman ini ialah anak buah saya, namanya Jonard dan Rodel" lanjutnya.
"Jadi kamu jangan macam-macam kepada kami" ucap Rodel sambil mengangkat kepala Jacki.
"Apa salah saya? Kembalikan semua barang bawaan saya" ucap Jacki yang tak berdaya itu.
"Salah kamu itu masuk kedalam daerah kawasan kami" jawab Jonard.
"haaa...haaa...haaa..." ketiga preman itu menertawakan Jacki.
Setelah berhasil merampas semua barang bawaan Jacki, ketiga preman itu pergi meninggalkannya. Ternyata Jacki merupakan korban kedua yang telah dirampok ketiga preman itu. Korban pertama tidak lain lagi adalah Yudis. Ia sampai di Jakarta satu jam lebih awal daripada Jacki.
Satu jam sebelumnya tepat pukul 20.00 WIB
Yudis baru saja turun dari taksi dengan supir yang bernama pak Heru. Yudis akan menuju sebuah hotel yang ditujunya. Jarak antara turunnya Yudis dengan hotel itu kurang lebih 300 meter. Ia kurang memperhatikan sekitar, karena ia merasa aman dengan adanya ramai orang yang berlalu lalang. Yudis berjalan sambil menarik sebuah koper yang lumayan besar.
Ditengah perjalanan, Yudis mendapat telepon dari ibunya yang sedang ada di Bali. Lalu Yudis memberhentikan diri untuk menuju hotel. Ia mengangkat telepon ibunya berdiri dipinggir jalan. Ibunya Yudis bernama bu Nyoman. Bu Nyoman mau menanyakan kabar kepada anak semata wayangnya itu. Perlu kalian ketahui bahwa Yudis itu merupakan keturunan darah biru.
"Kriiiing.............." suara telepon Yudis bergetar. "Selamat malam bu, ada apa malam-malam begini telepon?" Tanya Yudis membuka percakapan.
"Selamat malam juga le, ibu hanya mau menanyakan kabarmu kok, bagaimana di Jakarta sudah sampai di hotel?" jawab bu Nyoman sambil melontarkan pertanyaan balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BRANDAL
ActionTiga orang pemuda dipertemukan dalam suatu kasus kriminalitas yang sama. Sebab itulah yang membuat mereka bertiga bersatu karena merasa senasib untuk membalas dendam. Mereka menyatu dalam perbedaan asal daerah, ras, dan karakteristik masing-masing y...