5.5

395 66 6
                                    

"Apa yang kamu lakukan Byun Baekhyun!? Kamu membuat keluarga Jung marah padaku karena sikapmu kepada anak mereka!"

"Bukankah Nenek sudah mengatakannya padamu, lakukanlah ini dengan baik! Kenapa kamu tidak mengerti juga!?"

Byun Jinki melirik istirnya dan putri sulungnya dengan tak peduli, kemudian menatap putri bungsunya.

"Ji Hyo-ya, bagaimana hubunganmu dengan Park Chanyeol?"

"Semuanya baik-baik saja Papa." pipi perempuan itu bersemua ketika mengingat hubunginya dengan kekasihnya.

Cho Na Mi yang mendengar itu langsung tersenyum lebar dan mengelus surai putrinya bangga. "Anak Ibu yang cantik dan pintar, semoga semuanya berjalan lancara hingga pernikahan kalian ya."

"Ya ibu, terimakasih."

Dia meletakkan alat makanya ketika melihat ponsel yang di letakkan di samping piringnya bergetar.

"Byun Baekhyun, bukankah aku sudah bilang, tidak ada ponsel di waktu kita sedang makan!"

Dia segera mengambil ponselnya dan memasukkannya kedalam sakunya lalu memakan makan malamnya kembali.

"Byun Baekhyun, aku tidak mau hal itu terjadi lagi, kau membuat malu keluarga Byun, ingatlah kalau kamu membuat nama Byun disini! Janganlah jadi tidak berguna!"

"Kenapa kamu tidak bisa menjadi seperti adikmu yang cantik dan pintar, sehingga dapat pasangan yang sangat cocok seperti Park Chanyeol?"

Dia merasakan ponselnya kembali bergetar, namun dia tetap diam dan melanjutkan makannya.

"Sabtu nanti, aku akan mengatur kembali pertemuanmu, kali ini dengan keluarga lain, ingat! Jangan berbuat masalah lagi!"

*

Dia melangkah keluar ke beranda yang ada di kamarnya kemudian mengeluarkan ponselnya yang kembali bergetar.

Dia tersenyum tipis ketika melihat siapa yang menghubunginya.

"Eum?" Katanya ketika mengangkat panggilan itu dengan suara yang bergetar.

"Apa yang terjadi?"

"Tidak ada." Ketahuan sekali kalau dia berbohong karena suaranya bergetar ketika menjawa pertanyaan itu.

"Katakanlah pada ibu."

"Benar-benar tidak ada apa-apa."

"..."

"Aku tidak apa-apa." Dia mengatakan itu, namun dia mulai menangis. "Aku tidak apa-apa bu. Aku baik-baik saja."

"..."

"..."

"Ya, kamu baik-baik saja. Kamu tidak apa-apa. Kamu kuat Baek."

Dia menangis semakin deras ketika mendengar itu dan lututnya menjadi lemah hingga jatuh terduduk di lantai beranda kamarnya.

"Ibu tahu kamu kuat Baek."

"Ibu. Ibu. Aku merindukan Ibu."

"Ibu juga merindukanmu sayang, maaf, maaf, maaf."

Dia menggelengkan kepalanya dengan keras ketika mendengar permintaan maaf dan tangis ibunya.

"Maafkan ibu."

Namun dia tidak dapat mengatakan apapun ketika mendengarkan itu.

"Ibu, aku-"

Aku sangat lelah.

"Aku tutup teleponnya, maaf."

Dan dia menutup telepon itu dengan cepat kemudian memeluk dirinya sendiri dengan erat.

*

Byun Jinki menutup pintu kamar putri sulungnya itu dengan perlahan.

Dia tidak pernah tahu.

Bahwa selama ini putrinya itu memendam banyak hal seorang diri.

Lies Made By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang