Author POV
"***"
"Ayo dong, Yan. Masa Lo tega sama kakak lo, gw cuma minta itu doang apa susah banget?" Rengek seorang wanita berbaju piyama pink dengan sandal tidur hello Kitty miliknya.
"Gak" jawab seorang pria bernada dingin.
"Ishh, cuma kali ini aja yayaya? Plisss" mohonya lagi mengekor kemana pria itu melangkah.
"Gak" jawabnya lagi acuh.
Wanita itu berhenti kemudian menghentakkan kakinya dan melipat tangannya. "Lo kenapa sih? Gue kan ga minta yang susah susah?!"
"Lo budek ya? Gue bilang nggak, ya nggak" balas pria itu bersikukuh.
"Ishh, mama!!!" Teriaknya menggema.
"Manja" gumam pria itu duduk di kursi meja makan.
"Ada apa, bi?" Tanya seorang wanita paruh baya yang terlihat lelah dengan peluh di sekitar dahinya akibat memasak.
"Bian, mahh! Dia ga mau nurutin kemauan Bianca!" Rengeknya menunjuk pria yang di sebut Bian.
Wanita paruh baya itu mengusap punggung anak wanitanya dan menghela nafasnya. "Memang nya kamu mau apa, sampe adik kamu itu ga mau nurutin?"
Bianca mendengus kesal. "Dia ga mau di suruh buat pura pura suka sama temen sekelasnya"
Lisa, wanita paruh baya itu mengernyit. "Pura pura suka gimana?"
Bianca mengangguk cepat dan menatap ibunya malas. "Mama tau Fauzan kan? Nah, temen sekelasnya Bian tuh ada yang suka sama Fauzan. Aku ga mau kehilangan Fauzan untuk yang ke dua kalinya, makannya aku nyuruh Bian buat deketin temen sekelasnya yang suka sama Fauzan biar ga Deket Deket lagi sama Fauzan" paparnya.
Lisa menghela nafasnya mengetahui anaknya ini masih tergila gila dengan ketua OSIS yang di kabarkan tampan dan tajir itu. "Bian.." panggilnya.
Bian menggebrak meja kemudian berdiri dan menatap kakaknya dengan tatapan dingin membunuh. "Ga usah bikin gue terlihat murahan di depan orang! Kalo Lo mau murahan ga usah ngajak ngajak! Dan kalo Lo mau belanja, ga usah harus deketin dia! Gue bakal kerja!" Ucap Bian dingin kemudian berlalu.
Bianca mencebikan bibirnya dan menghentakkan kakinya. "Ishh!! Gue ga mau!!! Mana bisa si cowok kaya lo ngehasilin duit dengan sekejap!!" Oceh Bianca mentriaki adiknya yang menutup pintu kamar dengan keras.
"Kalo Lo ga mau lakuin apa yang gue minta, gue bakal mogok makan dan ga mau sekolah!!!!" Lanjutnya.
"Mogok selamanya, kalo bisa mati pun ga papa" jawabnya dari dalam kamar.
"***"
Pagi sudah menyapa, seluruh manusia mulai mengembangkan senyumnya untuk menyapa balik pagi cerah yang datang. Seorang wanita berbalut piyama bunga merentakan tangannya dan mulai mengerjap.
Dia mulai menjalankan aktifitas paginya. Mandi, memakai seragam, dan turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarga kecilnya.
"Pagi!!" Teriaknya memekik telinga.
Sang ayah yang masih sibuk memakai dasi menghampiri dan mengacak-acak rambut anaknya. "Ini masih pagi, sayang"
"Hehe" cengirnya menampilkan deretan gigi putihnya.
"Mah" sapanya mencium pipi ibunya kemudian duduk di salah satu kursi makan.
"Bantu aku, sayang" pinta Malik berdiri di depan sang istri yang sedang menata makanan di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeatedly?
Teen Fictionharuskah berulang kali kau memberi harapan kemudian menghancurkannya begitu saja? tolong lepaskan aku dari jeratan pesona mematikan mu itu. aku jengah dengan tingkah mu. pergi dan biarkan aku hidup. bisakah?