"Stadium Awal-Infeksi HIV Akut"

2.6K 223 119
                                    

Pagi yang cerah, matahari telah bersinar terang. Eren Jaeger mencoba bangun dari tidurnya. Sungguh hari yang sepi, kekasihnya ada tugas di luar. Dia sendirian di apartemennya yang luas, menantikan kepulangan sang terkasih. Walau Levi, kekasihnya selalu menelponnya setiap malam, dia tetap saja merasa rindu.

"Ittai" tiba-tiba kepalanya mendadak pusing.

Eren memegang kepalanya yang berdenyut. Sakit sekali, rasanya seperti di tusuk jarum. Akhir-akhir ini dia sering sakit kepala, mudah kelelahan, tenggorokannya juga sakit, dia juga terkena flu dan sering berkeringat padahal tidak melakukan pekerjaan berat. Kondisi kesehatannya menurun akhir-akhir ini.

"Kenapa kepalaku sering sakit? Ah! Mungkin ini hanya pengaruh pergantian musim" Fikir Eren.

Eren bergegas mandi. Setelah itu dia menyiapkan sarapan untuknya sendiri. Kekasihnya sudah satu bulan pergi. Dia sangat merindukan pria itu, wajahnya yang tampan, tubuhnya yang profosional membuatmu ingin selalu berada di pelukannya.

.

.

.

Malaikat Matahari

Shingeki No Kyoujin

Disclaimer to Isayama Hajime

Pairing : Rivaille Ackerman X Eren Jaeger (RiRen)

Warning: Shounen-ai (boyxboy),Romance,Angst, Hurt Comfort.

Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita ini. Cerita ini dibuat hanya untuk kesenangan saja, jika ada kesamaan atau kemiripan cerita, itu murni ketidaksengajaan.

Storyline by : JT-Chan

.

"Selamat Menikmati"

DDRTTT DRRTT

Eren melihat ponselnya yang berbunyi, nama Levi terlihat jelas di sana.

"Hallo" Eren mengangkat telponnya.

"Hallo sayang. Kau sedang apa hmm?"

"Aku lagi sarapan Levi.. Kau sudah sarapan?"

"Sudah bocah.. kau tidak nakal kan?"

"Tentu saja tidak! Eh.. memangnya aku anak kecil??!!" Eren kesal. Dia ini sudah dewasa namun kekasihnya itu selalu memperlakukannya seperti anak kecil.

Levi terkekeh. "Kau ini Eren.. kau selalu bisa membuatku tertawa"

"Aku bukan pelawak heichou!!" Eren masih kesal rupanya. "Kapan kau pulang?"

"Kau merindukanku rupanya"

"Siapa yang merindukanmu! Aku hanya.. umm itu.. tidak ada yang bersih-bersih rumah kalau kau pergi!!" Teriak Eren sebal.

"Memangnya aku pembantu"

"Bukan.. tapi kalau masalah bersih-bersih rumah, Levi paling jago!!"

"Haah.." Levi menghela nafas lelah. "Aku merindukanmu Eren" Ucap Levi dengan suara beratnya yang entah mengapa membuat Eren merinding.

Namun perasaan senang tak bisa dia cegah, pipi Eren mulai di penuhi oleh rona merah samar. "A..aku ju..ga me..rin..du..kan..mu Le..vi.." cicit Eren.

Malaikat Matahari (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang