Kania menutup laptopnya, begitu mendengar suara isakan. Netranya menatap ke depan, Reska, mulai sesenggukan. Perempuan itu terlihat berusaha kerasa meredam tangisnya, air matanya rebas. Kania menghela nafas, memberikan sapu tangan.
"Gue ke toilet dulu ya," ujar Reska, berjalan menjauh.
Kania mengangguk. Tak berusaha menahan atau mengikuti. Reska tadi sore mengontaknya, mengajak bertemu, dengan catatan Kania tidak boleh berkomentar macam-macam. Reska hanya butuh ditemani, dan itu yang Kania akhirnya lakukan. Sebab, dia tahu, Reska sudah cukup tertenkan, tanpa harus dia tambahkan lagi omongan yang membebankan. Setidaknya untuk hari ini.
'Dimana?'
Pop up pesan dari salah satu aplikasi. Kania membalas singkat, sebelum kemudia kembali memasukkan ponsel kedalam tas.
"Lo besok jadi cuti?" Reska bertanya begitu kembali duduk, tangannya cekatan memasukkan beberapa barang ke dalam tas.
"Jadi, mau pulang sekarang?"
Reska mengangguk. Keduanya lalu berjalan keluar dari kedai.
TBC.