1.Pindah sekolah

8 4 0
                                    

"Perkenalkan namaku Viona clarista bisa dipanggil Vio" ucapku saat aku memperkenalkan diri disekolah baruku SMA NUSA BANGSA
Aku masuk jurusan Ipa tepatnya aku sekarang berada di kelas 12 IPA 1.Alasanku untuk pindah sekolah bukan karena aku nakal atau berbuat onar di sekolah lamaku,tapi aku pindah karena ayahku bertugas diluar daerah dan aku harus ikut ayah karena bunda telah meninggal saat aku kelas 8 smp.

"Kamu bisa duduk disana vio"
Ucap guru fisika sambil menunjuk bangku kosong disebelah perempuan yg menurutku pendiam. "Iya pak" sahutku.

Setelah melewati 2 jam pelajaran fisika yg menurutku sangat membosankan akhirnya bel istirahat pun berbunyi.
Aku mengamati murid-murid yg berhamburan keluar tanpa ada yg tersisa satu pun.

Eitss..aku melewatkan 1 makhluk yang duduk di bangku paling belakang,entah namanya siapa yg kulihat ia hanya sibuk bermain handphonenya.Lalu aku memberanikan diri untuk menghampirinya,
     
"Hai?"

Satu kata yang keluar dari mulutku mampu membuatnya terlonjak kaget hingga handphone yang ia pegang terjatuh dan "pyarr".

"Lo apa-apaan sih gara-gara lo hp gue jadi jatoh..maksud lo apa?mau ganggu gue ngegame?apa lo mau cari masalah sama gue?"

Bentak Revan dengan tangan yg mengepal,ya kutahu namanya setelah membaca nametag miliknya.

"Maaf,aku nggak sengaja kok..suer"

Ucapku sambil memungut hpnya dilantai,entah apa yg kupikirkan tadi sampai aku membuat layar hp itu retak dan bisa ditebak hp itu pasti  rusak.

Setelah melihat aku memungut hpnya tanpa babibu revan langsung mencekal tanganku ia langsung menatapku intens dan rahangnya mengeras.Aku tahu ia sedang marah dan aku takut kalau saja ia bersikap kasar kepadaku.
Aku tak berani menatap matanya aku hanya menunduk dan mencoba menetralkan detak jantungku.

Sejenak revan menatapku,entahlah aku tidak mengerti arti tatapannya.

"Gara-gara lo hp gue jadi rusak jadi lo harus tanggung jawab dg cara lo harus mau jadi pacar gue"

Sontak aku pun melongo mendengarnya,

"Gila..gue kan gak kenal lo dan gue baru liat lo hari ini mana mungkin kita pacaran" Protesku sambil menepis tangannya yg sedari tadi mencekalku dan aku pun beranjak berdiri berniat meninggalkan kelas tapi lagi-lagi revan menahan tanganku .

"Kalo lo gak mau jadi pacar gue,gue bakal ngusik lo terus dan hidup lo gak bakal tenang"
revan mengeluarkan kata-kata itu seolah menjadi pacarnya bukanlah sebuah pilihan tapi keputusan.

Aku langsung menoleh dan menatapnya

"Gue bakal beliin hp baru buat lo dan gue gak mau jadi pacar lo"
lalu aku menarik tanganku dan pergi tanpa memperdulikan suara revan yg terus mengucapkan khayalannya.

"Cepat atau lambat lo bakal jadi pacar gue,tunggu aja".

~Toilet~
Setelah bingung mencari toilet,akhirnya aku sampai juga.
Tepat didepan cermin aku membasuh muka dan aku membenarkan poniku yg terlihat berantakan.

"Kesambet apaan dah tuh bocah,heran gue cuma gara-gara gue jatohin hpnya gue harus jadi pacarnya?"

"tapi kalo diliat-liat revan manis juga ditambah ia mempunyai lesung pipi yg menambah kesan cute pada dirinya dan juga kumis tipisnya jadi tambah keliatan Cool"

"Ehh..apa-apaan sih kok gue jadi ngelantur gini ngomongnya".

Setelah merasa lebih enakan aku keluar dari toilet dan tepat didepan pintu aku menabrak seorang perempuan yg sangat sangat cerewet,ia mengomel karena aku menabraknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang