The Cure
Lee Jeno"Jaem." Panggilku ke Jaemin. Kami masih berlari, padahal jika kami berdiam diri dan mencoba untuk mengganti ban kami mungkin kami sudah bisa pergi dari sini.
Tapi, jika kami melakukan itu, ada kemungkinan 80% kami gagal dan 20% lagi kami berhasil. Aku dan Jaemin sepakat bahwa kami mengambil 80% kami untuk kabur jauh jauh dari mereka.
Jika mereka tidak bisa keluar dari desa ini. Sudah pasti ada dua lintas garis merah yang dikelilingi bunga vervain.
"Apa Jen?." Jaemin membalas panggilanku.
"Ada yang mau gua selesaikan dulu." Ucapku. Jaemin tidak membalasku, namun dia mengikuti kemana aku lari.
Aku melewati kuburan dimana ada orang yang mengambil kakiku. Aku harus memantau mereka yang keluar dari kuburan. Ternyata, ketika aku selangkah berada di area kuburan, semua tangan keluar dari tanah.
Jaemin berteriak sedangkan aku berteriak lebih kencang lagi. Kami dengan cepat berlari dari sana dan mencoba menendang siapa tangan yang menjangkau kaki kami.
Kami berhasil melewati kuburan tersebut. Aku menoleh kebelakang apakah mereka mengejar kami atau tidak jawabanya mereka mengejar kami.
Bahkan mereka cepat sekali sampai ke permukaan tanah.
Aku langsung meraih tangan Jaemin dan mencari dimana para vampir itu menyembunyikan Younghoon.
Aku butuh Younghoon untuk keluar dari desa ini. Karena hanya dia yang bisa kupercaya. Aku mengingat bahwa mereka menyembunyikan Younghoon dibalik pohon besar dimana aku melihat ada orang berbaju putih memanggil nama panjangku.
Aku mencari di seluruh pohon besar apakah ada Younghoon disana. Sejenak aku melihat para mahkluk yang keluar dari kuburan itu masih mengejar kami. Namun mereka jauh lebih lambat dari kami.
"Itu ada kaki Jen!." Teriak Jaemin. Aku segera lari kearah Jaemin menunjukkan kaki. Setelah sampai, ternyata benar ini Younghoon. Aku kemudian mencari kepalanya yang disembunyikan di seberang pohon lainya.
Aku melihat kepalanya. Akhirnya.
Menurut pendapatku, bahkan kepalanya putus saja dia masih terlihat tampan. Aku iri dengannya.
Tanpa pikir panjang aku berlari mengambil kepalanya. Makhluk kuburan itu masih mengejar kami dan semakin lama mereka semakin dekat.
Aku bergegas membawa kepala Younghoon ke badanya. Meskipun aku takut, aku lebih takut jika aku menjadi vampir.
Aku meletakan kepalanya di atas lehernya. Tak lama kemudian, ada sesuatu urat nadi yang menyambungkan kepala dengan lehernya. Seakan mereka menjahit kepala Younghoon dengan urat nadi yang bergerak sendiri.
"Jen! Mereka makin dekat." Teriak Jaemin panik. Kami tidak punya senjata. Mahkluk kuburan ini pasti tahan dengan bawang putih, pensil kayu jati, dan air suci.
"Cepat anjir!." Bentaku. Kepala Younghoon sudah menyambung tapi dia belum sadar sama sekali. Mahkluk kuburan yang banyak itu sudah berberapa centi di depan kami.
Aku menggenggam tangan Jaemin yang sedang menutup matanya sambil membaca doanya. Aku juga ikutan membaca doaku.
"Huuaahh!." Kami terkejut tiba-tiba Younghoon bangun. Mahkluk kuburan itu juga melihat ke arah Younghoon dan mereka perlahan mundur.
Setelah itu mereka semuanya berlari menjauhi kami. Jadi, kelemahan mahkluk kuburan itu adalah vampir. Sialan.
"Kalian masih hidup?." Tanya Younghoon sembari meraba kepalanya. Kami berdua mengangguk. Pandangan Younghoon tidak mengarah kepadaku melainkan ke arah Jaemin.
Aku melihat tangan Jaemin yang sudah berdarah. Younghoon adalah vampir. Sudah pasti dia tergoda dengan darah tersebut.
"Dia perlu diobati. Apakah kau tergigit Jeno?." Tanyanya. Aku melirik tanganku dimana aku memasukan bunga vervain ke mulut Hyunjae. Tidak ada bekas gigitan sekalipun.
"Ga kena gigit gua." Jawabku. Jaemin merobek setengah kausnya dan dia menutupi lukanya dengan balutan kain Jaemin yang sudah disobeknya. Aku masih berbicara kepada Younghoon bagaimana kami bisa mengalahkan Sunwoo dan Hyunjae.
"Mereka mau saya jadi vampir biar mereka bisa bebas. Saya nolak." Ucapku. Younghoon mendengarkanku.
"Sunwoo paling benci denganku karena aku yang mengubahnya menjadi vampir. Makanya dia tidak ingin aku menyelamatkan orang lain karena aku tidak menyelamatkanya." Jelasnya.
Ternyata Sunwoo dulunya juga manusia sepertiku.
"Seharusnya Hwall yang menjadi targetnya, aku tidak bisa begitu saja melepaskan Sunwoo karena sifatnya yang selalu berpikiran untuk merubah revolusi dunia. Makanya aku menyelamatkan siapa yang masuk ke desa ini." Sambungnya lagi. Aku masih mendengarkan Younghoon.
Selagi mereka lemah, apa salahnya untuk mengetahui latar belakang orang-orang yang ingin mengubahku menjadi vampir.
"Kenapa harus orang-orang yang terpilih. Bukanya kalau manusia digigit sama vampir bakal jadi vampir juga ya?." Tanyaku.
"Jawabanya seperti hewan, banyak jenis hewan tapi hanya berberapa yang bisa dipelihara. Ada juga hewan yang bisa dimakan. Begitu juga dengan manusia. Ada yang bisa dijadikan vampir dan ada juga yang hanya dijadikan bahan santapan, seperti dia merupakan manusia santapan." Younghoon menunjuk ke arah Jaemin.
Jaemin mengacungkan jari tengahnya.
"Baiklah, kami minta bantuan anda buat lawan Sunwoo sama Hyunjae. Kan anda udah pernah nyelamatin Hwall. Pasti anda bisa nyelamatin kami." Ajaku. Younghoon berdiri.
Dia membantuku berdiri begitu juga dengan Jaemin. Dia memegang tangan kami berdua dan tersenyum sebelum rambut kami menjadi berantakan.
"Maaf membuat kalian terkejut, tapi ini satu-satunya cara untuk cepat sampai ke mobil kalian." Ucapnya.
Disaat itu juga, kami sampai dengan cepat karena kekuatan Younghoon. Aku melihat arah dimana kami menyerang dua vampir brengsek itu.
Mereka tidak ada ditempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreams Inferno ✔️
TerrorKe empat remaja dimana ban mobil mereka bocor yang membuat mereka bertemu dengan sebuah desa. Mereka di beri bala bantuan kepada desa desanya. Tapi, yang keempat remaja itu tidak tau. Desa itu penuh dengan vampir. Caution : Cerita ini agak sadis ata...