Fade Away

3.9K 300 45
                                    

______________

Chanyeol terbangun dari tidurnya, kemudian mematikan jam beker yang beberapa menit lalu ikut andil untuk membangunkannya juga. Setelah itu, ia duduk di atas ranjangnya untuk mengumpulkan kesadarannya sejenak. Ia ingat semalam habis melakukan acara makan malam bersama calon istri dan keluarganya. Ya, seorang calon istri yang dipilihkan orang tuanya.

Ia ingat, pertunangan itu terjadi dua bulan lalu. Dan tidak ada alasan untuk Chanyeol menolak, karena ia sendiri tidak terlalu memusingkan masalah pernikahan. Ia hanya menurut apa kata orang tuanya dan seperti inilah hasilnya.

Ia menikahi Putri dari seorang pengusaha kaya asal Jepang bernama Mina. Seorang wanita yang lebih muda tiga tahun darinya. Patut Chanyeol akui, dia cukup cantik dan menarik. Namun kembali lagi, menurut Chanyeol wanita cantik itu banyak, dan standar kecantikan Mina masih standart.

Dan harus Chanyeol akui juga, ia sedikit tidak suka sikap Mina yang sangat suka ikut campur urusan pekerjaannya. Bahkan, belum menikah saja, Vanessa sangat suka mencermahinya harus ini dan itu.

Chanyeol tidak suka. Apalagi Mina sangat lancang mengatur letak barang-barang di kamarnya. Dia benci ini semua. Namun Chanyeol tidak bisa menolak karena wanita itu adalah tunangannya. Jadi ia akan berusaha sabar dan berlatih untuk bertahan dengan sikap Mina yang seperti ini.

Drrt

Mina : Jangan lupa hari ini kita harus beli cincin!

Chanyeol menghela napas kemudian membuang ponselnya ke atas ranjang. Ia lebih suka tidak membalas pesan Mina sama sekali, meski ujung-ujungnya Mina akan mengomelinya sepanjang hari.

Chanyeol pun berdiri dan memasuki kamar mandi untuk bersiap ke kantor. Jika dipikir, Chanyeol akhir-akhir ini merasa muak dengan perjodohan ini.

☂☂☂

"Pesanan anda, Tuan." Gadis itu memberikan cup kopi panas itu kepada seorang pelanggan dengan wajah penuh dengan senyuman. Sehingga orang-orang yang dilayani pun ikut tersenyum melihat betapa ramahnya pelayan kafe tersebut.

Menurut pelanggan, perempuan itu adalah pelayan teramah yang pernah mereka lihat. Gadis dengan name tag Son Seungwan itu selalu melayani pelanggan dengan senyum dan wajah ramah. Ia bahkan tidak pernah balik memarahi pelanggan yang terkadang protes. Tidak heran ia menjadi pelayan favorit di kafe ini.

"Seungwan, tolong layani meja delapan!" seru gadis bernama Rose membuat Seungwan menganggukkan kepalanya dan berjalan melayani meja nomor delapan.

Namun, baru saja ia sampai di meja tersebut, sang pelanggan langsung membuka topinya dan mendongak menatap Seungwan. Wajah Seungwan pun merona dan mata indahnya mengedip lucu seperti tidak percaya yang berada di depannya.

"Kau sudah pulang? Dan tidak memberitahuku?!" Seungwan mendelik sebal sambil mencubit lengan pria yang hanya bisa tertawa itu.

Ia pun berdiri dan memeluk tubuh Seungwan dengan hangat, pun Seungwan membalas pelukan itu. "Aku merindukanmu," kata sang pria.

"Aku juga..." Seungwan membalas ucapan tersebut dengan senyuman mengembang di wajahnya.

"Kau sudah selesai?" tanya sang pria dan Seungwan menggelengkan kepalanya. "Hmm... Sayang sekali... Padahal aku mau mengajakmu makan siang." Pria itu merapikan anakan rambut Seungwan.

"Tapi sekarang jam istirahatku." Seungwan tersenyum manis. "Aku bisa pergi sebentar."

"Atau kita bisa makan di sini saja kalau kau mau."

"Shireo!"

"Baiklah, kau bawel sekali." Pria itu tertawa lalu mencubit pipi Seungwan dengan gemas.

• Written In The Stars | Wenyeol StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang