"Stadium Laten Klinis"

2K 208 92
                                    

Eren lapar namun bahan-bahan masakannya sudah habis. Dia memutuskan untuk membeli bahan-bahan dapur, dia pun keluar untuk ke Mini Market yang dekat dengan rumahnya.

Dia berjalan perlahan menuju Mini Market, namun orang-orang di sekitar rumahnya memandangnya jijik. Eren menunduk. Kenapa semuanya menatapku seperti itu?

Mereka mulai berbisik. "Jangan dekat-dekat dengannya.. dia kena penyakit HIV"

"Ish hati-hati tertular!"

"Aku akan melarang anakku untuk bergaul dengannya"

"Tidak di sangka ya... kelihatannya saja polos. Tapi tidak taunya pengidap HIV.."

"Iya berarti dia itu anak yang tidak benar tuh"

Bisik-bisik itu terdengar semakin menjadi. Eren meremat dadanya yang berdenyut. Dia tidak bersalah. Dia juga tidak tau kenapa bisa mengidap penyakit ini dan darimana mereka tau jika dia sakit HIV?

Eren berlari kembali ke rumahnya. Dia tidak ingin ke Mini Market, dia ingin di rumah saja. Dia tidak kuat melihat tatapan-tatapan itu dan semua pembicaraan mereka membuatnya hatinya sakit.

"Ada apa Eren?" Mikasa datang menghampiri Eren.

"Ti..dak!! tidak ada apa-apa! Aku ke kamar dulu Mikasa" Eren berlari ke masuk ke kamanya.

Mikasa terlihat bingung. Tiba-tiba dia mendengar suara ribut-ribut dari luar.

"Usir dia dari sini!"

Mikasa membuka pintu, dia terkejut saat melihat banyak orang yang berkumpul di depan rumah Eren. "Ada apa?"

"Usir Eren dari sini!!"

"Apa maksud kalian hah!!"

"Eren terkena HIV kan? Kami tidak mau tertular!"

Mikasa mengepalkan tangannya. 'Darimana mereka tau! sialan!!' fikir Mikasa.

"Di mana Eren!! Suruh dia keluar!!"

"Eren tidak ada di rumah" Ucap Mikasa.

"Ada apa ini Mikasa? Kenapa orang-orang berkumpul disini?" tanya Armin. Dia keluar bersama Eren.

"Itu Eren! Usir dia!" Mereka pun maju menyeret Eren.

"Lepaskan Eren!!" Teriak Mikasa. Mikasa maju menarik tangan Eren. Namun tubuhnya di dorong dengan keras oleh seorang ibu-ibu.

Eren hanya terdiam saat warga menyeretnya. "Lepaskan aku!!" Eren melepaskan tangan orang-orang yang memeganginya.

"Aku tidak tau kenapa aku bisa terkena HIV.. aku akan pergi jika kalian ingin! Tidak perlu meyeretku seperti ini! Aku bukan binatang hiks.." Ucap Eren. "Aku akan pindah ke Jerman.. kalian tidak perlu khawatir akan tertular"

"Baguslah! Aku harap kau secepatnya pergi dari sini!!"

"Kalau perlu tidak usah kembali lagi"

Eren menatap semua tetangganya dengan kecewa, padahal dulu mereka baik dan ramah padanya. Mereka juga selalu menyapa dan tersenyum setiap kali Eren keluar rumah. Tapi sekarang, mereka bahkan tidak sudi menatapnya.

"Hiks.. okaa..san aku tidak tahan dengan semua ini.. bawa aku pergi.. hikss.."

Mikasa dan Armin memeluk Eren. Mereka membawa Eren kembali masuk ke dalam rumah.

"Armin pesankan tiket ke Jerman sekarang juga. Besok aku akan berangkat. Aku sudah tidak tahan ada di sini"

"Baiklah Eren. Pergilah ke Jerman.. aku harap kau bisa bahagia di sana" Armin merangkul sahabatnya.

Malaikat Matahari (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang